12. HEAD OVER HEELS

890 89 120
                                    

"Lepaskan istriku sekarang juga, hyung.."

.

.

.

Hanbin tak bisa menahan rasa cemburunya melihat Jinhwan berada di pelukan Jiwon. Bukan ini yang dia bayangkan saat ingin menemui Jinhwan tadi, jika saja Bibinya tidak memaksa untuk bicara empat mata dengannya, mungkin dia sudah dalam perjalanan pulang bersama Jinhwan.

Tangannya mengepal menahan amarah yang bergemuruh di dadanya sembari berjalan mendekati Jinhwan. Ditariknya Jinhwan ke sisinya dan disembunyikan ke belakang punggungnya.

"Apa yang kau lakukan padanya, hyung? Untuk apa memeluknya seperti itu?"

"Aku hanya memberinya selamat atas penampilannya malam ini, kau tahu begitulah caraku menyampaikannya..tidak perlu dibesar-besarkan, hanya sebuah pelukan saja, Hanbin-ah.."

Jinhwan merasakan seluruh tubuh Hanbin menegang dan siap menerjang Jiwon saat dia mengenggam lengan Hanbin. Peka akan keadaan yang sedang memanas, Jinhwan menarik lengan Hanbin dan mengajaknya pergi dari situ.

"Hanbin, ayo pulang..kita bicara di rumah.." lirih Jinhwan, entah kenapa suaranya enggan keluar, seakan tertahan di kerongkongannya.

"Kuperingatkan kau hyung, jangan menyentuhnya lagi dan jangan sembarangan memeluk istri orang lain lagi.."

Hanbin menarik tangan Jinhwan dengan keras, dipaksanya gadis itu mengikutinya dengan langkah cepat. Jinhwan hanya bisa pasrah meski kini dia merasakan sakit di kakinya yang agak bengkak dan tangannya yang ditarik oleh Hanbin.

Melihat perlakuan Hanbin pada Jinhwan, Jiwon tersenyum miris.

"Kau lihat, dia tidak memperlakukanmu selayaknya seorang istri..aku jauh lebih baik darinya, Jinhwan-ah.." gumam Jiwon.






June sedang menunggu Hanbin di depan gedung dengan mobil yang tadi diambilnya di kantor atas perintah bosnya itu.

Dia bingung melihat Hanbin berjalan ke arahnya bersama Jinhwan yang digandengnya dengan langkah tertatih. Wajah Hanbin pun tampak begitu garang, juga Jinhwan yang terlihat sedang menahan tangisnya.

Apa yang terjadi dengan mereka berdua? Apa mereka bertengkar? tanya June dalam hatinya...

"June, aku akan bawa mobil sendiri, tidak apa-apa kan? Kau bisa ke rumah Kakek naik taksi?" tanya Hanbin sambil membukakan pintu untuk Jinhwan di kursi depan.

"Tentu, hati-hati di jalan.." jawab June sambil menepuk bahu Hanbin, mau tidak mau June ikut khawatir melihat Hanbin akan mengemudi dalam keadaan seperti ini.

Hanbin bergegas masuk ke mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Haah..semoga tidak terjadi apa-apa.." desah June.

Baru beberapa langkah June berjalan, dia dipanggil oleh seseorang.

"Permisi, apa kau sekretaris Hanbin, suami Jinhwan eonni? Aku Rose, teman Jinhwan eonni.." ucap Rose sambil terengah setelah berlari.

"Nee..aku June, dan kenapa kau berlari seperti itu? Apa yang kau bawa?" tanya June, pandangannya tertuju pada sebuah koper yang sedang dipegang Rose.

"Aku..ingin minta tolong padamu, June-ssi..ini koper milik Jinhwan eonni, tolong berikan padanya karena tadi tertinggal di ruang ganti..aku tidak tahu kenapa dia tergesa-gesa pulang tadi.." kata Rose, mengulurkan koper itu.

BINHWAN_PERHAPS LOVE_🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang