Part 11

1K 99 55
                                    

Gue suka natap mata lo, disana gue bisa liat bintang paling terang

Alfaro dirgantara

💙

Malam ini, adalah malam api unggun, semua berkumpul membentuk lingkaran, ada satu perwakilan dari sekolah lain duduk di tengah lingkaran dan memainkan gitar, semua bernyanyi mengikuti petikan gitar tersebut..

"Sin" sapa Rafael

"Kenapa?"

"Santai hehe, gue gak mau ngajak lo ribut kok"

"Terus lo mau ngapain?"

"Hmm"

"Apa sih gue tanya lo, ko mau ngapain"

Rafael bangkit dari duduk nya, ia berdiri di tengah lingkaran

"Sindy santika aulia, gue suka sama lo" ucap Rafael dengan lantang

Sindy dan teman teman nya heran, Rafael? Suka Sindy? Bukan kah Rafael selalu menjahili Sindy, bukan kah mereka tidak pernah akur?

"Lo apaan sih, lo gak lucu" timbal Sindy

"Gue gak lagi ngelucu sin, gue suka sama lo, gue jahilin lo itu cara gue biar bisa deket sama lo"

Jujur saja, Sindy tersipu atas ucapan Rafael, ia bingung harus mengatakan apa

"Gue gak maksa lo buat suka sama gue sin, gue janji gue bakal tunggu lo buat suka sama gue" ucap Rafael

"Raf, lo apaan sih, gue malu"

"Lo gak perlu malu, gue ada disini"

"Udah lah sin, jawab aja" ucap pian

"Jawab apaan lah? Perasaan Rafael gak nanya dari tadi" ucap adel

"Oh iya ya, hehe sorry"

"Gue suka sama lo sin, gue gak bisa romantis" ucap Rafael lagi

Sindy bingung, ia harus mengatakan apa, jika ia mengatakan tidak menyukai Rafael kasihan, tetapi jika ia mengatakan menyukai Rafael bagaimana dengan permusuhan nya selama ini? Akh lagi lagi ego yang selalu di tinggikan

"Ada apa ini? Kenapa kalian menjadi hening seketika?" tanya kakak pembina

"Ohhh, enggakk kak, lagi menghayati api unggun nya aja ya kan" ucap regina

"Oh, ya sudah, sekarang kalian masuk ke tenda masing masing, jangan ada yang keluar tenda lagi tanpa pengawasan ok?"

"Siap kak" jawab mereka serempak

Akhir nya, Sindy dapat bernafas lega, setidaknya hari ini ia terhindar dari Rafael, jujur saya, jika di siang hari, mungkin pipi Sindy akan terlihat memerah karna perkataan Rafael

"Pakek, biar gak dingin"

"Loh, ini punya kak alfa, nanti kak alfa nya kedinginan" ucap Aurel

"Gue bawak dua"

"Oh gitu, makasih ya kak"

"Masuk tenda, jangan keluar kalo gak gue temenin"

"Iya kak" jawab rara

"Eh kak alfa ngomong nya sama Aurel, kok malah lo yang jawab sih?" ucap Regina

"Lagian Aurel jawab nya lama, ya udah gue yang wakilin nya"

"Udah, ayok masuk tenda, nanti kita kena marah sama kakak nya" ajak Aurel

"Kak, kami masuk duluan ya"

"Iya"

💙

"Huh, lo sih berisik banget, kalah kan gue"

"Ye si kutil badak, lo nya aja yang gak bisa maen" ucap Sean

"Lo berisik, jadi gue gak bisa konsentrasi nih"

"Apaan sih lo berdua"

"Ini loh fa, Sean berisik banget, jadi nya gue gak konsentrasi main nya"

"Siapa suruh maen hp? Kn di suruh nya tidur"

Sean menatap, zidan dengan tatapan mengejek, ia menyalurkan perkataan nya melalui bola mata dan bibir nya, ia seakan mengatakan, mampus mampus, emang enak kena marah?

"Udah sekarang tidur, gak liat yang lain lagi istirahat?"

"Liat fa, ya udah lah tidur"

Alfaro berbaring di tengah Zidan dan Sean, ia mengingat Aurel, alfaro mencari benda pipih itu, setelah menemukan nya, ia mengetikan sesuatu

Alfaro dirgantara
Jangan keluar tenda, kalo gak sama gue

Aurel yang belum tidur pun mengambil hp nya yang berbunyi, menandakan ada sebuah notifikasi yang masuk

Ia tersenyum, ntah mengapa, Aurel merasa alfaro takut jika dirinya keluar sendirian

Anatasya aurelia
Iya kak, lagian aku juga gak mau keluar kok, mau tidur loh

Alfaro tersenyum, ia membalas pesan itu dengan cepat

Alfaro dirgantara
OK, good night🐰

Anatasya aurelia
Good night kak

Read

Setelah membaca pesan terakhir dari Aurel, Alfaro menutup mata nya, begitu pun Aurel




Halo halo halo, maaf ya kalo update nya kelamaan, sumpah lagi sibuk nya sekolah dan kursus, sekali lagi tolong ya tinggalin jejak, hargai yang menulis cerita 😊 tinggalin jejak, vote dan komen ok, jadilah pembaca yang baik.. Jangan di random ya

NAUREL Where stories live. Discover now