Chapter 35 (END) - 1

Start from the beginning
                                    

"Tidak apa-apa." Rylan segera menyahut sembari mengelus pelan bahu Selena. Pria itu nampak tersenyum tipis seolah meminta pengertian dari sang istri. "Wajar kakakmu masih meragukanku. Lagi pula tidak ada salahnya kita tinggal di rumah ini selama di London. Kemungkinan selain merindukan Rafael, Max juga merindukanmu."

"Setidaknya suamimu lebih mengerti situasi kondisi dibanding dirimu sendiri, Selena." Max menanggapi dengan nada santai. Sedang Daisy hanya mampu berdiam diri. Belum mampu membaca keadaan karena tidak menyangka bahwa Selena dengan begitu cepat tahu maksud tersembunyi dari perkataan Max sebelumnya.

"Aku memerlukan kamar mandimu." Selena bersuara setelah terdiam beberapa menit. Dia berdiri dan Daisy berniat untuk mengantarkan Selena ke kamar mandi. Namun langkah Daisy segera terhenti ketika tangan Max menghentikannya.

"Biar aku saja yang mengantarkannya." Max berkata yang mau tidak mau membuat Daisy mengangguk. Kembali duduk dan membiarkan Max mengantarkan Selena.

Setelah kepergian Max dan Selena, tidak ada yang terjadi pada Rylan dan Daisy. Hingga beberapa menit kemudian, Rylan bersuara.

"Istriku terlihat begitu bahagia setelah mendengar kabar pernikahan kalian." Begitulah adanya kalimat Rylan. Suara pria itu terdengar tenang, sedangkan Daisy hanya bisa menanggapinya dengan tersenyum lebar.

"Sepertinya kau sangat mencintai istrimu." Daisy berkomentar dan yakin benar akan kalimat yang baru saja ia ucapkan. Dia melihat bagaimana tatapan Rylan begitu lembut terhadap Selena juga tekanan suara ketika menyebut kata istri. Jenis tekanan yang seolah bangga telah memiliki Selena sebagai istrinya.

Sesuai perkiraan, Daisy melihat Rylan tersenyum tipis. Jenis pria yang dinilai Daisy begitu enggan membahas hal yang bersifat sentimental seperti saat ini. "Ya, tapi tidak dengannya."

Sebuah respon yang tentunya di luar dugaan. Membuat Daisy sedikit menjengit. Tidak percaya akan apa yang didengarnya saat ini. Lagi pula, dengan mata kepala sendiri Daisy bisa menilai bahwa Selena juga mencintai Rylan. Keduanya terlihat sebagai sepasang suami istri yang saling mencintai satu sama lain.

Daisy ingin bertanya lebih lanjut, tapi diurungkannya ketika melihat Max dan Selena telah kembali. Melihat keduanya berjalan beriringan, membuat Daisy diam-diam merasa sedikit iri. Daisy berpikir tentang betapa beruntungnya kehidupan Selena. Memiliki kakak seperti Max yang terlihat begitu menyayangi Selena. Juga suami yang mencintai wanita itu sepenuh hati.

Tapi perasaan iri itu segera ditepis Daisy. Dia yakin setiap orang mendapatkan porsi kebahagiaan masing-masing. Lagi pula Daisy tidak tahu perihal kemungkinan yang ia lihat dari kehidupan Selena. Mungkin di balik kebahagiaan yang ia lihat, justru ada kesedihan atau kesepian yang dihadapi tanpa sepengetahuan banyak orang.

"Aku akan meminta Calvin menjemput Rafe di rumah Paman." Max memberitahu sembari memposisikan dirinya untuk duduk.

"Jangan! Biar aku dan Rylan ke sana untuk menjemput Rafael." Selena buru-buru menanggapi.

"Lalu membiarkanmu tidak menginap di sini?" Max bertanya dengan nada skeptis. Kemudian terdengar Selena mendengus.

"Kami berjanji akan kembali dan menginap di sini." Rylan menegaskan dan Max pun mengangguk menyetujui.

"Aku tunggu."

"Kalau begitu, Daisy ..." Selena memanggil Daisy. Raut wajahnya berubah menjadi lebih ramah. Dia mendekat ke arah Daisy yang telah berdiri. Selena menggenggam lembut tangan Daisy. "Sebelum aku pulang nanti, pastikan kita akrab sebagai saudara."

"Pasti, Selena." Daisy memberi tanggapan dengan senyum lebar. Setelahnya Selena tanpa segan memeluk Daisy sembari pamit untuk pergi ke rumah Regan dan Gilda terlebih dahulu.

Unfailing (#4 MDA Series)Where stories live. Discover now