Prolog

8.7K 650 33
                                    

Cerita ini hanya dipublikasikan di Wattpad!

Cek mulmed ya untuk tahu penggambaran tokoh cerita :)

---

"Katakan sekali lagi!" kalimat perintah diucapkan dengan tenang oleh pria yang saat ini berekspresi sedatar mungkin. Jenis suaranya berat dengan nada tidak terbantahkan.

Sedang gadis yang duduk bersimpuh itu semakin menundukkan kepala hingga uraian rambut menutupi seluruh wajah. Tubuhnya bergetar menahan ketakutan yang semakin menjadi, seolah udara di sekitarnya mencekik dirinya dengan erat. Berulang kali dia menyugesti diri bahwa dia berakhir baik-baik saja. Tapi apalah daya mata pria itu seolah mampu menembus pertahanan dirinya hingga ia tidak bisa untuk tidak menunjukkan ketakutannya.

"Ya, Tuan. Aku bersedia" ucapnya nyaris berbisik.

"Bersedia untuk apa?"

Ah ... rupanya siksaan terhadap gadis itu semakin tidak terkendali sama sekali. Buktinya sekarang dia mendongak. Berusaha melihat secara langsung bagaimana pria yang selama ini banyak diincar hanya untuk menghabiskan malam panas bersama. Tampan memang, tapi ketampanan pria itu tidak lantas membuatnya terpesona. Malah sebaliknya. Gadis itu semakin membenci hingga rasanya ingin mencakar wajah malaikat pria itu.

"Lebih baik urungkan apa pun niat burukmu terhadapku, Nona. Sekarang kau hanya perlu menjawab pertanyaanku." Kalimat terpanjang yang gadis itu dengar sejak satu jam lalu ia melangkah memasuki ruang pria itu.

"Aku bersedia untuk melakukan apa pun perintah dan permintaanmu, Tuan" katanya. Terdengar ragu tapi itu sudah cukup membuat bibir pria itu menyeringai sebagai tanda kemenangan.

"Termasuk bersedia membuka pahamu lebar-lebar setiap kali aku membutuhkannya?" pertanyaan dengan makna vulgar hingga membuat gadis itu memerah. Entah menahan marah atau malu. Tapi rasanya membuat tangan gadis itu semakin gatal saja ingin merobek mulut sialan pria itu.

Pasalnya dia bukan wanita murahan. Demi Tuhan! Dia memiliki sedikit pengalaman tentang segala macam hal yang dimaksud pria itu.

"Ya" pada akhirnya dia hanya bisa mengiyakan tanpa membantah sedikit pun. Dia tidak punya pilihan. Jika pun punya, dia tidak akan pernah hidup tenang sedikit pun.

Karena Maxwell Maynard Addison tidak akan pernah membiarkannya begitu saja. Pria itu yang entah dengan cara apa pun akan membuatnya berakhir seperti halnya hari ini.

"Bagus dan segera bersiaplah untuk aku gunakan sesuka hati."

Kalimat terakhir sebelum Maxwell meninggalkan gadis itu seorang diri. Membiarkannya merasakan sakit teramat karena berpikir hidupnya tidak pernah ada kata bahagia sama sekali.

Kalimat pria itu seolah menjelaskan bahwa dia hanya barang dan bukan sesuatu yang begitu berharga. Padahal satu minggu lalu gadisitu masih terhitung seorang supermodel yang mana kecantikan dan kemampuannya selalu mendapatkan pujian. Tapi kini di hadapan seorang Maxwell Maynard Addison? Dia seolah barang tak guna atau hanya sosok manusia lemah tak berdaya.

---00---


Unfailing (#4 MDA Series)Where stories live. Discover now