Chapter 22

7.7K 684 76
                                    

Cerita ini hanya dipublikasikan di Wattpad!

Mumpung hari libur, aku usahain buat up dan udah pasti nggak aku privat. Tanpa aku jelasin, pasti udah tau kan alasannya ;)

Untuk semua pembaca setiaku yang manis, selamat membaca!

---

"Elma" seru Daisy sembari menahan keterkejutannya karena tindakan Elma yang dinilainya begitu tiba-tiba.

Elma segera melepas pelukannya kemudian sepenuhnya memperlihatkan ekspresi wajah yang penuh suka cita. "Rex memintaku untuk menemaninya kemari dan tentu saja aku merasa senang luar biasa ketika melihatmu."

Daisy hanya tersenyum tipis. Di matanya Elma terlihat memukau malam ini. Saudara tirinya itu juga memakai gaun berwarna hitam, tentunya dengan model yang lebih seksi. Memperlihatkan belahan dada yang lebih lebar dibanding Daisy hingga terkesan lebih berani. Elma juga berani mengaplikasikan riasan yang berhasil menonjolkan kecantikannya. Pendeknya, saudara tirinya itu terlihat lebih sempurna dibanding dengan dirinya.

Bagi Daisy, kehidupan Elma sejak dalam kandungan begitu sempurna. Elma tidak pernah mengalami kesulitan sedikit pun sepanjang hidup. Berbekal dengan kecantikan juga rasa percaya diri yang tinggi, memudahkan Elma dalam mencapai apa pun yang wanita itu impikan. Termasuk Rex Francesco yang terlihat begitu mencintai Elma.

Tentunya hidup Elma berbanding terbalik dengan hidup Daisy. Terlebih lagi kasih sayang Gabriel Ashton dilimpahkan seluruhnya pada Elma. Jadi, tidak heran ada rasa iri di hati Daisy walau mati-matian gadis itu hilangkan.

Larut dalam pikiran membuat Daisy tak sadar memundurkan tubuh hingga ia benar-benar terkejut ketika lengan Max menahan pinggangnya. Daisy menengok ke arah samping dan menemukan ekspresi Max yang tak bisa terbaca sedikit pun. Ada kemarahan di dalam mata hazel itu hingga membuat Daisy bertanya-tanya akan alasan Max memasang ekspresi seperti itu.

"Mr. Maxwell" Elma memecah interaksi antara Max dan Daisy. "Senang bertemu dengan Anda."

Kalimat formalitas yang Elma ucapkan memang tidak perlu Daisy khawatirkan. Daisy tahu Elma bukan tipe wanita penggoda. Tapi tetap saja ada semacam ketakutan jika Max tertarik pada Elma. Takut bahwa entah untuk kesekian kali Daisy merasa tidak ada apa-apanya dibanding Elma Cornelia.

"Ya, senang juga bertemu dengan Anda."

Ingatkan Daisy tentang sikap Max yang dulu tidak menjawab sedikit pun kalimat formalitasnya di depan Jenna. Ingatan yang sedikit banyak memberi pengaruh hingga menurunkan rasa percaya dirinya.

Daisy tahu bahwa sikapnya salah untuk saat ini. Max memang suaminya, tapi Daisy jelas tidak berhak menahan Max tentang apa pun. Termasuk rasa ketertarikan yang pria itu rasakan terhadap orang lain. Karena dipenuhi dengan pikiran buruk, Daisy tidak bisa menahan diri untuk tidak menengok kembali ke arah Max. Tepat saat itu diam-diam Daisy merasa lega bahwa Max masih menunjukkan tatapan datar ke arah Elma. Khas seorang Maxwell Maynard Addison.

"Aku tidak tahu bahwa kau dan Miss Cornelia saling mengenal, Sayang." Max mengungkapkan kalimat kebohongan itu pada Daisy. Tatapannya melembut dan itu ditujukan hanya pada Daisy seorang hingga memunculkan senyum lebar dari gadis itu.

Max jelas sudah tahu akan semua fakta tentang Daisy. Tidak terkecuali hubungan gadis itu dengan Elma Cornelia.

"Elma saja, Sir." Elma menanggapi panggilan Max terhadap wanita itu tanpa perlu menjawab pernyataan Max karena tahu benar tentang siapa yang diajak bicara oleh Max.

"Kami bergelut di dunia yang sama." Daisy menjawab lugas setelah berhasil menahan rasa bahagia luar biasanya. Mata birunya terlihat berbinar riang dengan bibir mengulum senyum.

Unfailing (#4 MDA Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang