Chapter 35 (END) - 1

6.8K 407 30
                                    

Daisy berusaha menguasai diri sebelum bertemu langsung dengan Selena. Jika Jenna dinilai ramah, bisa jadi Selena tidak sama. Daisy telah memikirkan kemungkinan terburuk akan pertemuannya dengan adik Max itu. Namun ternyata itu semua tidak terjadi.

Selena segera mengambil posisi berdiri lengkap dengan senyum lebar. Wanita itu memeluk Max sembari mengatakan kerinduannya pada kakak sulungnya itu. Hanya itu saja karena setelahnya Selena segera menampakkan kehangatannya terhadap Daisy.

"Aku berusaha mengurangi kesibukanku untuk segera bertemu dengan kakak iparku ini. Tapi baru sekarang terwujud." Begitulah kiranya kalimat yang diucapkan Selena sebelum akhirnya memeluk Daisy.

"Aku sudah mengetahui banyak tentangmu. Aku yakin sedikit banyak kau juga sudah mengetahui tentangku. Salam kenal dariku, Daisy." Selena berucap lugas. Senyum hangatnya tidak lepas dari wajah cantiknya.

"Ya, Max banyak bercerita tentangmu. Salam kenal juga, Selena. Aku senang karena pada akhirnya kita bertemu."

Dari interaksinya dengan Selena, sedikit banyak Daisy dapat menilai kepribadian Selena. Adik Max itu memang tidak seceria Jenna. Selena jenis wanita anggun yang ramah. Senyumnya begitu cantik dan di mata Daisy Selena terlihat cocok disandingkan dengan Rylan. Suami Selena itu memang tidak setampan Max. Tapi terlihat jelas bahwa Rylan begitu menyayangi istrinya.

"Rafe tidak ikut?" Max bertanya setelah semuanya mengambil posisi duduk saling berhadapan. Sedang tangannya memeluk bahu Daisy yang duduk di sampingnya.

"Bibi Gilda dan Paman Regan tidak membiarkan Rafael ikut. Mereka masih merindukan Rafael." Rylan menjawab pertanyaan Max.

Sedang Max yang mendengarnya tersenyum tipis. Lantas berkata, "Paman dan Bibi tidak tahu kalau aku juga merindukan keponakanku. Rafe juga perlu berinteraksi dengan Tertia, bukan?"

"Itu urusan mudah" Selena menyahut dengan senyum lebar. "Rafe pasti menyukai Daisy. Pemberitaan tentang kalian berdua sudah diketahui olehnya dan berkomentar tentang pandainya kau dalam memilih seseorang untuk kau jadikan sebagai istri."

"Ternyata mata Rafe jeli juga dalam menilai." Max memberi tanggapan yang segera disambut tawa kecil dari Selena dan Rylan. Sedang Daisy hanya tersenyum. Setidaknya dia merasa lega bahwa dugaan tentang keluarga kecil Selena tidak seburuk yang ia kira.

"Menginap di sini kan?" Max bertanya memastikan.

"Niatnya begitu. Tapi karena Rafael di rumah Paman dan Bibi, mau bagaimana lagi?" Selena menjawab sembari mengangkat bahu tanda berserah. "Mungkin lain kali."

"Rencananya berapa lama ada di London?" Daisy yang sedari tadi terdiam berusaha masuk ke dalam obrolan mereka.

"Kemungkinan lima hari. Kami tidak bisa lebih lama dari itu."

"Kenapa?" Pertanyaan berasal dari Max setelah mendengar jawaban Rylan. Sedikit banyak nada pertanyaan Max terasa begitu menuntut. Seolah enggan menerima kenyataan bahwa sang adik tidak bisa lebih lama bersamanya.

"Haruskah kami menjelaskan?" Selena menyahut dengan nada malas. "Selain Rylan tidak bisa lebih lama meninggalkan pekerjaannya, juga masa libur musim panas Rafael akan segera habis. Lagi pula kau sendiri perlu lebih banyak waktu privasi dengan istrimu, bukan?"

"Tentu saja kami memerlukan waktu privasi. Tapi tetap ada waktu sendiri bagiku untuk menghabiskannya dengan keponakanku."

Selena mendengus. "Menggunakan Rafael hanya untuk memata-matai kehidupanku dan Rylan tidak begitu bijak." Nada serta sedikit geraman yang keluar dari Selena membuat Daisy tahu bahwa sebenarnya Selena sedikit merasa tersinggung akan perlakuan Max kali ini.

Unfailing (#4 MDA Series)Where stories live. Discover now