Chapter 16

6.1K 525 34
                                    

Cerita ini hanya dipublikasikan di Wattpad!

Selamat membaca, pembaca setiaku yang manis!

---

"Hai, Daisy!" kalimat sapaan itu menjadi kalimat pertama setelah Daisy bangun dari tidur. Mata birunya terbelalak tak percaya ketika melihat Jenna menatapnya dengan senyum secerah mentari.

Tanpa disuruh dua kali pun, Daisy segera bangun terduduk. Tidak ada lagi sisa kantuk yang masih sempat dirasakannya. Daisy tersenyum sebagai tanda kegembiraannya akan kedatangan Jenna.

"Maaf telah mengganggu tidurmu. Sebenarnya Kak Max melarangku untuk masuk ke kamarmu. Hanya saja aku memaksa membangunkanmu. Setidaknya sebelum pulang, aku harus bertemu denganmu, Daisy." Jenna menjelaskan sembari tersenyum lebar. Mata hazelnya menatap Daisy dengan keceriaan yang kentara dari wajah cantiknya.

"Tidak masalah. Aku senang kau membangunkanku, Yasmine. Lagi pula ..." Daisy melihat ke arah tempat jam dinding berada lalu berkata, "aku sudah lama tertidur."

Jenna tertawa. "Bagus. Jika pun kau keberatan, aku juga merasa tidak menyesal" ucapnya sembari mengedipkan sebelah mata bermaksud menggoda Daisy yang mendapat respon berupa tawa gadis bermata biru itu.

"Memangnya kau akan segera pulang?" tanya Daisy setelah tawanya mereda.

"Sebenarnya Nick dan aku akan pulang besok. Kami berencana untuk menginap di hotel atau rumah Bibi Gilda. Tapi rupanya Kak Max menyuruh kami menginap di sini karena ada sesuatu yang sepertinya harus diselesaikan antara Kak Max dan Nick. Karena itu aku membangunkanmu agar waktu kebersamaan kita bisa lebih lama lagi."

"Menginap saja di sini!" seru Daisy dengan ekspresi semringah, kedua tangannya bergerak menggenggam erat tangan Jenna. "Aku senang kita menjadi teman."

Jenna kembali tersenyum lebar untuk kemudian balas menggenggam tangan Daisy. "Kita tidak berteman, Daisy. Kau akan segera menjadi kakak iparku. Kita akan menjadi saudara. Aku juga sudah memberitahukan tentang hal ini pada keluarga besarku termasuk Daddy dan Mommy."

"Lalu tanggapan orangtuamu?" walau bagaimana pun Daisy tetap mencemaskan tanggapan Gavin dan Kaithlyn Addison tentang pernikahannya dengan anak sulung mereka.

"Kau akan segera tahu" jawab Jenna cepat. "Terpenting dari itu semua, kau harus menjaga kesehatan. Aku dengar jadwalmu mulai besok akan kembali padat sebelum memutuskan kontrak kerja."

"Ya begitulah."

"Kau yakin tentang keputusanmu untuk meninggalkan dunia hiburan?" kali ini Jenna bertanya dengan mimik serius. Sebagian besar orang yang sudah terlanjur berkecimpung dalam dunia hiburan, akan mempertahankan hal tersebut. Popularitas menjadi daya tarik sendiri untuk tetap bertahan. Terlebih lagi mendapat sebuah nama di mata masyarakat tidaklah mudah."

Menggeleng rupanya menjadi respon Daisy kali ini. Dia menatap lurus ke arah Jenna. "Aku yakin tentang keputusanku ini, Yas" jawabnya diplomatis.

"Apa ada paksaan dari Kak Max? Karena yang aku tahu selama ini, kakakku itu terkadang bertindak seenaknya sendiri. Menjadi anak paling tua dalam keluargaku menjadikan Kak Max mau tak mau harus mampu menjadi pengganti Dad dalam hal apa pun."

Daisy tersenyum mendengar penilaian Jenna terhadap seorang Maxwell Maynard Addison. Kemudian dia menjawab masih dengan senyum di bibir. "Tidak, Yas. Bahkan aku sudah memiliki jawaban sebelum kakakmu menawariku tentang sebuah pernikahan."

"Baguslah. Aku hanya tidak ingin kau merasa tertekan atau semacamnya."

"Kakakmu pria yang baik."

Unfailing (#4 MDA Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang