Chapter 24

5.2K 623 149
                                    

Selamat membaca, pembaca setiaku yang manis!

Bacanya pelan-pelan, yaa. Diresapi :)

---

Keesokan harinya, semua anggota keluarga menikmati waktu pagi dengan sarapan yang telah disediakan oleh karyawan rumah Max. Agendanya cukup padat, mengingat berkuda dan memanah menjadi agenda yang paling ditunggu. Terlebih lagi keluarga tersebut selalu mendapat undangan khusus untuk menghadiri Royal Ascot. Kemungkinan besar karena kedekatan hubungan mereka dengan keluarga kerajaan Inggris. Entah dalam dunia bisnis juga dalam lingkar pertemanan.

Dua hari menjadi hari yang lebih dari cukup bagi Daisy untuk mengenal lebih dekat keluarga besar Max. Tanpa banyak bertanya atau bersikap ini itu, semuanya menyambut ramah. Menerima Daisy dengan tangan terbuka lebar. Tidak ada satu pun yang menunjukkan wajah atau ekspresi tidak suka. Seolah Daisy memang sudah ditakdirkan menjadi bagian dari mereka.

Bagian paling favorit bagi Daisy tentunya perhatian Max padanya. Pria itu selalu mengamatinya jika sedang tidak berdekatan. Max juga mengajarinya banyak hal terutama tentang teknik berkuda. Terpenting dari itu semua, Daisy dapat melihat sikap Max yang berbeda jauh dibanding biasanya. Suaminya itu terasa lebih hangat, sedikit humoris, dan banyak bicara. Sampai akhirnya Daisy berani mengambil simpulan bahwa setiap orang sering kali memiliki kepribadian yang berbeda jika berhadapan dengan teman, sahabat, rekan kerja, juga sahabat.

"Sekarang dia sudah menjadi milikmu sepenuhnya." Max berkata sembari tersenyum tipis pada Daisy. Matanya menyorot ke arah seekor kuda berwarna cokelat yang berdiri tidak jauh dari keduanya.

"Untukku?" tanya Daisy sembari berbinar riang.

"Tentu. Jenisnya berbeda dengan Nash dan Liz." Max menyebut dua ekor kuda kesayangannya yang merupakan jenis arabian dan thoroughbred. Dua ekor yang sedari tadi menjadi pokok pembicaraan mereka.

"Tapi tetap saja dia tetap kuda yang kuat, namun paling penting daripada itu dia kuda yang jinak dan setia. Kau menyukainya?"

"Walau aku tidak terlalu dalam mengetahui tentang kuda, tetap saja aku sangat berterima kasih. Dia kuda yang indah dan aku sangat menyukainya tadi." Daisy menjawab masih dengan senyum yang sama. "Semua kudamu terlihat sehat, terawat, dan kuat. Sudah terlihat jelas bahwa kau begitu menyukai kuda."

Kemudian secara reflek, Daisy memeluk Max untuk kemudian mendaratkan kecupan ringan pada pipi suaminya. "Terima kasih" ucapnya kembali. Kali ini dengan sorot mata yang menunjukkan rasa haru luar biasa. "Pengalaman dua hari ini tidak akan aku lupakan. Keluargamu begitu luar biasa dan kau beruntung menjadi bagian dari mereka."

"Jangan mulai lagi, Tertia!"

"Mulai apa?"

"Bertingkah seperti ini" ucap Max seraya menunjuk pergerakan jemari Daisy yang mengelus dada Max. "Kau membuatku ingin bercinta di sini. Di istalku. Di hadapan kuda-kudaku."

Daisy tertawa. Lalu sedikit berjinjit untuk kemudian mencium daun telinga milik suaminya itu. "Bukankah kita sudah melakukannya berkali-kali tadi malam? Bahkan kita juga melakukannya sebelum sarapan." Ucapan Daisy kali ini dilakukan dengan berbisik sensual hingga dirasa tangan Max menegang di pinggangnya.

"Kau benar-benar mengujiku." Max sedikit menggeram dan Daisy tetap menunjukkan tawanya.

"Aku belum pernah bercinta di alam terbuka sebelumnya dan aku harap suatu saat nanti kita akan melakukannya. Sekarang, ayo kita kembali sebelum aku gelap mata dan menyerangmu saat ini juga!"

 Sekarang, ayo kita kembali sebelum aku gelap mata dan menyerangmu saat ini juga!"

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
Unfailing (#4 MDA Series)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ