Chapter 26

6K 739 242
                                    

Selamat membaca, pembaca setiaku yang manis!

---

Setelah memastikan pintu kamar dalam keadaan terkunci, barulah Max melangkah ke arah ruang makan. Ekspresi wajahnya mengeras, namun tampak ada gurat kebingungan di sana. Dia harus membicarakan semuanya hari ini dengan Nikki, Ronald juga Calvin. Kemungkinan dia juga akan memberikan beberapa perintah terkait foto yang selama ini disembunyikan Daisy darinya.

"Aku harus berkemas hari ini juga, Max. Aku tidak ingin kesalahpahaman ini semakin berlarut-larut nantinya." Kalimat pertama Nikki setelah Max sampai di ruang makan.

Tidak hanya ada Nikki, Ronald dan Calvin juga sudah ada di sana. Keduanya memilih diam. Tidak ingin salah bicara setelah melihat raut wajah Max yang bagi keduanya terlihat begitu menakutkan.

"Lihat! Bahkan hubungan kita beberapa tahun yang lalu juga ada di sini." Nikki memberitahu dengan nada cemas. Dia menyerahkan seluruh foto pada Max. "Jika aku ada di posisi Daisy, jelas aku juga akan bereaksi sama. Mungkin aku akan segera pergi menjauh karena foto ini seolah menjelaskan kebenaran bahwa kita memiliki hubungan di belakangnya."

Max tidak segera menyahut. Matanya melihat seluruh foto yang ada di tangannya. Di sana juga terdapat foto ketika ia terpaksa bermalam di apartemen Nikki. Tapi, demi Tuhan! Dia tidak hanya berdua. Ada Ronald dan Calvin yang ikut menginap di sana.

"Aku pikir secepatnya kau harus menjelaskan semuanya pada Daisy. Dia berhak tahu agar tidak lagi berpikir buruk tentangmu dan Nikki. Kau juga perlu menjelaskan tentang hubunganmu yang sebenarnya dengan Daisy Whitney." Calvin yang sedari tadi sudah gatal ingin mengeluarkan pendapat, pada akhirnya memilih bersuara.

Pasalnya baru kali ini Calvin melihat Max kelimpungan dan seolah bingung menentukan tindakan.

"Dia sudah mengetahui bagaimana hubunganku dengan Nikki di masa lalu. Namun tetap saja dia masih berpikir bahwa Nikki saat ini mengandung anakku."

"Kau bisa melihatnya kan, Max? Sedari awal aku tidak menyetujui rencana sialan ini. Bahkan Daisy tak segan lagi menyebut aku sebagai wanita manipulatif di depanmu."

"Faktanya memang seperti itu." Calvin menyahut. "Kau memang manipulatif."

"Itu beda soal" Nikki membantah tanggapan Calvin tentang dirinya.

"Tetap. Sama saja. Sudah cukup Daisy tersakiti karena keluarga dan sahabatnya. Tidak juga olehmu, Max. Justru seharusnya kau mati-matian harus menjaga perasaannya. Kita hanya tinggal menjelaskan semuanya pada Daisy. Permasalahan beres. Dia tidak akan lagi berpikiran buruk tentangmu."

"Aku menundanya karena tidak ingin dia lebih terluka lagi, Calv. Aku juga tidak ingin dia khawatir dan menjadi ketakutan karena beban pikirnya semakin bertambah."

"Untuk kali ini percayalah bahwa orang yang paling mudah membuatnya sakit berkali lipat adalah dirimu sebagai suaminya, Max." Nikki menginterupsi kalimat Max sembari mengambil posisi duduk. Kehamilan membuatnya tidak bisa banyak berdiri.

"Dia harus tahu. Jika perlu sekarang." Calvin kembali bersuara. "Aku dan Ronald akan dengan senang hati menangani perusahaan hari ini. Tinggal menunggu perintahmu."

"Rex sialan!" pada akhirnya Max mengumpat dengan teriakan nyaris memekakkan telinga. Tiga orang yang mendengar umpatan itu pun sampai terkejut dibuatnya. Max benar-benar terdengar hilang kontrol sekarang.

"Aku sudah bersabar selama ini. Tapi rupanya dia masih saja berani mencari masalah denganku." Max terdengar gusar. Akhir-akhir ini masalah datang bertubi-tubi, terlebih lagi kepercayaan Daisy padanya hilang tak berbekas.

Unfailing (#4 MDA Series)Kde žijí příběhy. Začni objevovat