17. Bad day

295 27 10
                                    

Sebelumnya aku mau minta maaf banget buat pembaca yang udah nungguin ceeita ini😢. Maaf karna hampir 3 minggu aku gk up dan ngilang tanpa kabar... maafkan jiwa magerku yang tiba tiba membara.





Happy reading❤

****

Pagi yang cerah untuk memulai aktifitas. Desika turun dari kamarnya dengan senyum ceria seperti biasa. Mencoba menghilangkan hal negatif yang menimpanya kemarin.

"Tenang Desika, Elo cuma perlu menemui Vano terus tanya kenapa dia enggak menepati janjinya!!" batin Desika mempersipkan diri.

Desika menghembuskan nafas panjang lantas melanjutkan langkahnya.

Sementara Danish dan Daniel masih menunggunya di bawah, bersandar pada bagian samping badan mobil sembari memainkan asal ponsel mereka.

Sesaat kemudian Desika datang. Ia berjalan santai menghampiri kedua adiknya yang kini menatapnya garang.

"Lama banget sih kak!! Lo semedi dulu apa gimana??" Tanya Danish setibanya Desika di sana.

Tanpa berniat membuat ulah dan menimbulkan perdebatan panjang, Desika memilih melengos.

"Berisik...!!" Balasnya. Ia bergegas membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Diikuti Danish dan Daniel yang kemudian ikut masuk.

"Lagian ngapain sih Lo ikut kita, kenapa gak  ikut bang Arka aja ??"  Daniel bertanya setelah mendaratkan bokongnya di kursi kemudi.

"Tau nih," tambah Danish mengompori.

Desika menghela nafas berat, ia sedikit jengah karna keberadaannya tak disambut dengan baik disini.

"Kalo gue ikut arka gue makin telat dodol!! Lo pada tau sendiri kan dia kalo dandan dan mandi udah ngalah ngalain model papan atas lamanya." Daniel dan Danish hanya mengangguk maklum, membenarkan alibi Desika.

"Iya juga sih..." lirih Danish.

"Yaudah cepet!!!" Bentak  Desika yang segera dijawab anggukan oleh Daniel.

Daniel pun melajukan mobilnya dengan kecepatan standar, menyusuri jalananan padat dengan pengendara yang mulai menjalani kegiatannya masing masing.

Demi keselamatan katanya.

******
1 pesan masuk...

"Van.. cepetan kek, kita tinggal nungguin lo nih"

Vano yang tengah memakai dasinya hanya memandang pesan itu sejenak, setelah selesai dengan kegiatannya ia pun segera membalas.

Iya bentar,,gue lagi pake sepatu.

Jawabnya yang memang benar kini tengah memakai sepatu.

****

Vano turun dari lantai atas rumahnya dengan jaket yang ditenteng serta tas yang sengaja dibiarkan terselembang disebelah pundaknya. Langkahnya tenang menapak pada setiap tangga di depannya.

Vano sedikit mengulas senyum saat mendapari seorang wanita berdiri tepat di bawah tangga sembari membalas senyumnya.

"Mama belum berangkat??" tanya Vano. Ia melangkah mendekati Dewi.

"Belum, hari ini Mama ke cafe agak siangan," balasnya.

Vano mengangguk paham,

"Yaudah kalo gitu Vano berangkat duluan ya Ma.." pamitnya santun.
Ia pun bergegas mencium punggung tangan sang Mama dengan penuh cinta sebagai tanda hormatnya.

Can You Love Me..??Where stories live. Discover now