16. APOLOGY

Mulai dari awal
                                    

"..ternyata kau.." tiba-tiba Jinhwan memotong cerita Hanbin.

"..anak lelaki itu..adalah kau..Kim Hanbin?"

Jinhwan menatap Hanbin tak percaya, bagaimana bisa ada kebetulan semacam ini?

"Kau...ingat? Kau mengingatku?"

"Tentu saja...semuanya masih tersimpan jelas dalam ingatanku..Appa..aku..dan kau.."


Ternyata karena ini kau memintaku berjanji tadi..


"Maaf..maafkan aku..Jinhwan..maafkan aku.."

Bolehkah aku berharap bahwa Jinhwan akan tetap di sisiku? Atau ini adalah akhir dari hubungan kami..


Hanbin terus saja mengucapkan kata maaf pada Jinhwan tanpa berani menatap wajahnya.

"Kenapa kau meminta maaf?" Jinhwan menghapus airmatanya sendiri, tangannya terulur mengangkat wajah Hanbin.

"Karena aku..ayahmu dan kau mengalami semua hal buruk itu.."

"Hanbin.."

"Lihat aku.."

Hanbin menatap wajah Jinhwan sekilas sebelum akhirnya menundukkan wajahnya lagi.

Perasaan bersalahnya terlalu besar untuk bisa menghadapi Jinhwan saat ini hingga untuk menatapnya saja Hanbin tidak sanggup.

"Akulah yang meminta appa untuk menolongmu saat itu..dan appa berpikiran yang sama, kami tidak bisa mengabaikanmu begitu saja meski kami tahu saat itu sangat berbahaya.."

"Apa kau tahu aku berharap bisa bertemu dengan anak lelaki itu lagi? Aku ingin menyampaikan pesan terakhir appaku padanya.."

Jinhwan menangkup wajah Hanbin, mengangkatnya agar Jinhwan bisa melihat wajah pria itu, yang ternyata pernah dia temui dua puluh tahun yang lalu.

"Hanbin..Kim Hanbin.."

"Itu semua bukan kesalahanmu, jangan membebani dirimu sendiri dengan penyesalan dan rasa bersalah..hiduplah sebagai pria pemberani, sebesar apapun rasa sakit yang kau alami, jangan pernah menyerah.."

Keduanya saling menatap dalam diam, sampai akhirnya Jinhwan mendaratkan sebuah kecupan di bibir Hanbin dan melumatnya singkat.

"Aku tidak pergi kan? Aku masih disini..jadi jangan cemaskan apapun lagi..jangan merasa bersalah terhadapku juga ayahku.."


"'Jinhwan..bagaimana bisa kau tidak membenciku? Aku menghancurkan hidupmu dan keluargamu.."

"..aku memperlakukanmu dengan buruk..aku bahkan berhutang nyawa pada ayahmu.."

"..pasti kalian juga mengalami masa-masa berat seperti kata Jiwon hyung.."

"..aku benar-benar tidak tahu apa-apa..malah hidup nyaman bersama keluargaku yang utuh, tanpa tahu ada keluarga lain yang kehilangan suami dan ayah yang mereka kasihi.."



"Hanbin..aku sungguh baik-baik saja..tidak pernah sekalipun aku sakit hati padamu ataupun berpikir kaulah penyebab kecelakaan itu..semua karena perbuatan orang jahat itu, bukan kau.."

"Dengarkan aku..kuakui kami terkadang melalui hari yang berat.."

"..dulu setelah aku sembuh dari patah tulangku, ibu membawaku dan Jeongwoo ke Jeju, ke rumah nenek kami, dan tinggal di sana selama 10 tahun sebelum akhirnya kembali ke Seoul.."

"..selama beberapa bulan akupun berjuang mengatasi trauma setelah kejadian itu hanya saja tidak separah trauma yang kau alami..aku hanya akan panik jika berada di dalam mobil yang melaju kencang.."

BINHWAN_PERHAPS LOVE_🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang