Chapter 23

5K 555 83
                                    

Author POV

Irene keringat dingin saat ini. Otaknya tengah berputar mencari kata-kata yang akan ia ucapkan kepada Seulgi jika pria itu bertanya kepadanya. Suho sudah pergi sedari tadi, dan meninggalkan Seulgi dan dirinya berdua diruangan ini.

Biasanya jika sedang berdua seperti ini Seulgi akan duduk disampingnya dan memanjakannya, tapi sekarang Seulgi jauh lebih memilih untuk duduk didepannya dan menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam.

"Jelaskan padaku, kenapa pria itu bisa memelukmu dan kenapa kau sangat menikmati pelukan itu?" Ucap Seulgi dengan nada yang dingin serta tatapan yang tak berubah sedsri tadi.

"D-dia yang memelukku secara tiba-tiba dan aku t-tidak sadar kalau ternyata aku juga membalas pelukannya." Ucap Irene.
"Apa senyaman itu pelukan darinya hm?" Tanya Seulgi sembari menatap Irene dengan tatapan sendunya.

"Siapa yang bilang nyaman?" Elak Irene.
"Aku melihatnya. Aku melihat kau sangat nyaman dipelukannya." Balas Seulgi, membuat Irene bungkam seketika.
"Aku tidak pernah memaksamu untuk mencintaiku, Irene-ah. Aku juga tidak memaksamu untuk menikah denganku Irene. Aku tidak melakukan itu semua. Jika kau ingin kembali dengannya, maka kembalilah sekarang. Aku tidak akan mencegahnya." Ucap Seulgi panjang kali lebar.

"Aniya Seulgi-ya, aku mencintaimu. Bagaimana bisa kau menyuruhku untuk kembali kepadanya yang jelas-jelas tidak aku cintai?" Tolak Irene.

"Kau tahu kita akan segera menikah, dan kita juga sudah memublikasikan hubungan kita kemedia. Kau bilang kau mencintaiku, tapi kau berpelukan dengan mantan kekasihmu. Maaf, aku akan bertanya padamu sekarang. Apa kau benar-benar mencintaiku?" Tanya Seulgi.

"Kau meragukanku?" Tanya Irene balik.
"Kau yang membuatku ragu. Kau yang membuatku meragukan perasaanmu padaku. Apa aku salah mempertanyakan hal ini setelah apa yang kulihat tadi?" Tanya Seulgi dengan wajah yang terlihat frustasi.

Irene berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Seulgi yang masih menundukkan wajahnya.
"Aku mencintaimu, Seulgi-ya. Dan aku tidak pernah berbohong saat aku mengatakannya." Ucap Irene sembari memeluk Seulginya yang sepertinya tengah menangis.

Terlihat dari bahu Seulgi yang bergetar, dan juga isakan yang sesekali terdengar.
"Mianhae. Mianhae karena mengecewakanmu. Aku tidak akan mengulanginya lagi, aku juga tidak akan membiarkannya datang kemari lagi. Sungguh aku hanya mencintaimu, dan hanya ingin menikah denganmu. Tidak dengan Suho." Ucap Irene.

"Sungguh ini sangat menyakitkan. Kau tahu aku sudah mencintaimu, tolong jangan mengecewakanku. Aku memang tidak pernah jatuh cinta sebelumnya, dan kau adalah orang pertama yang ada dihatiku. Kau mungkin berfikir aku adalah pria yang lemah saat ini. Benar, aku memang lemah. Itulah alasan kenapa aku tidak mau jatuh cinta. Aku tahu semuanya, aku tahu karena cinta bisa membuatku terlihat sangat lemah. Dan untuk mencintaimu, aku memerlukan keberanian yang besar Irene-ah. Aku mohon hargai perasaanku." Pinta Seulgi sembari meneteskan air matanya.

Jari Irene menghapus airmata Seulgi dengan lembut dan penuh perasaan.
"Mianhae. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku janji." Balas Irene dengan air mata yang juga mulai menetes. Percayalah, Irene juga takut dengan yang namanya cinta. Dia sudah pernah merasakan yang namanya sakit karena cinta, dan dia juga tidak mau jatuh kelubang yang sama.

Seulgi memang bukan orang pertama yang menempati hatinya, tapi bisa ia pastikan bahwa Seulgi adalah orang terakhir yang menempati hatinya. Cinta terakhirnya hanyalah Seulgi seorang. Tidak ada yang lain dan tidak akan pernah ada yanh lain.

"Kenapa kau pulang awal hm? Apa kau sudah puas melepas rindu dengan para sahabat-sahabatmu?" Tanya Irene, dan Seulgi cuman menganggukkan kepalanya saja sembari mengucek-ngucek matanya.

Melihat itu, Irene tersenyum gemas dibuatnya. Dengan cepat, Irene memegang kedua pipi besar Seulgi, dan menarik wajah Seulgi agar mendekat kewajahnya. Setelah itu, ia mencium bibir Seulgi dan melumatnya.

"Aku merindukanmu dari tadi. Kau tega meninggalkanku sendirian dikantor tadi." Ucap Irene setelah ia melepas ciuman dengan Seulgi.
"Mian, aku mungkin terlalu lama karena mengejek Joy sebentar." Balas Seulgi.

"Joy? Kau bertemu dengan Joy?" Bingung Irene.
"Iya, dan apa kau tahu? Ternyata gebetan Joy selama ini adalah Wendy, sahabatku." Ucap Seulgi.

"Apa?! Serius? Waahh...dunia sempit sekali ya." Balas Irene.
"Semoga saja mereka bahagia berdua. Aku sangat berharap mereka bersama terus sampai akhir hayat mereka." Kata Seulgi.

"Semoga saja, aku juga kasihan sama Joy karena dia sudah lama menjomblo." Ucap Irene.
"Iya juga sih, mungkin Wendy cocok dengannya." Balas Seulgi, dan lagi-lagi Irene langsung mencium bibir Seulgi lagi.

"Wae~?" Rengek Irene manja, saat Seulgi kelepas secara paksa ciuman dari Irene.
"Kenapa kau menciumku tiba secara tiba-tiba huh?" Gemas Seulgi.
"Karena aku merindukanmu, siapa suruh kau lama." Jawab Irene dengan wajah cemberutnya.

"Dasar manja." Cibir Seulgi.
"Biarin! And know, I'm gonna to kiss you again. Awas kalau kau berani menyudahinya sebelum aku puas." Ancam Irene sembari menatap tajam Seulgi.

Seulgi hanya menganggukkan kepalanya saja dengan patuh. Toh, ia juga suka dengan ancaman Irene kali ini. Setelah mendapat jawaban dari Seulgi, Irene kambali melanjutkan ciumannya dengan Seulgi.
Uh! Agresif banget bunny kita ini.

Tbc...

Maaf kepada salah satu readers author yang ngerekomendasikan agar Seulgi cuekin nyai Irene karena masalah pelukan. Tapi setelah author pikir-pikir, apa enggak sebaiknya bagian itu author taroh di part-part selanjutnya aja? Lagiankan, Irene cuman ketahuan pelukan doang. Jadi menurut author sih, agak keterlaluan klo Seulgi sampe cuekin Irene hanya gara2 masalah pelukan doang.

Jadi rencananya, author bakal bikin lagi konflik-konflik yang jauh lebih ekstream dan menaruh bagian dimana Seulgi diamin Irene itu karena konflik tersebut. Gimana menurut readers sekalian? Setuju gak sama rencana author? Komen dibawah ya, bagi yang setuju dan yang gak setuju. Author bakal pertimbangin lagi. Dan kalian semua juga dibolehin buat kasih saran ke author kok.

See you next chapter guys, annyeong~🖐🖐maafkan author klo ada yang typo

Would U 《Seulrene》 {END}Where stories live. Discover now