Chapter 13

5.3K 539 15
                                    

Author POV

Wen's Cafe...

Wen's Cafe

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Haahh...Joohyun unnie sama Seulgi oppa, Chaeng dengan Jisoo oppa, Jennie dengan Limario. Lalu aku dengan siapa?! Apa hanya aku saja yang ditakdirkan menjomblo disini?" Pekik Joy frustasi.

"Permisi nona, anda ingin memesan apa?" Tanya seorang pelayan kepada Joy sembari menyodorkan buku menu.
"Taro latte dan red velvet latte." Jawab Joy tanpa melirik buku menu tersebut dengan nada yang ketus, membuat pelayan itu langsung mencatat pesanannya dan lalu pergi.

"Tuan Son!" Panggil pelayan tersebut sembari membuka pintu ruangan Wendy.

"Tuan Son!" Panggil pelayan tersebut sembari membuka pintu ruangan Wendy

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Ada apa? Lain kali biasakan untuk mengetuk pintu dulu." Tanya Wendy.
"Emm...maafkan saya tuan Son, saya ingin bertanya apa cafe kita menjual taro dan red velvet latte? Setahuku, di menu tidak tertulis ada taro dan red velvet latte." Tanya pelayan tersebut.

"Memang tidak ada." Jawab Wendy.
"Tapi tuan, seorang pelanggan memesan kedua minuman itu. Saya harus bagaimana?" Balas pelayan tersebut.
"Kau mencatat pesanan pelanggan itu?" Tanya Wendy.

"I-iya tuan." Jawab pelayan itu dengan gugup.
"Kenapa kau catat huh? Kau bisa bilang bahwa kita tidak menjualnya." Geram Wendy.
"Maaf tuan Son." Balas pelayan itu seraya menunduk.
"Aiisshh! Menyusahkan saja kau ini." Gerutu Wendy kesal, dan kemudian bangkit dari kursinya.

Wendy berjalan menuju dapur cafenya, dan mulai mengambil dua buah gelas.
"Untuk apa gelas itu tuan?" Tanya pelayan tersebut.
"Untuk melemparkannya pada wajahmu. Tentu saja untuk membuat taro dan red velvet latte, masih nanya." Geram Wendy.

Dengan lihainya, Wendy mencampurkan beberapa bahan dan jadilah taro serta red velvet latte pesanan pelanggannya.
'Kurasa menu ini tidak buruk juga untuk dihidangkan ke pelanggan yang lainnya.' Batin Wendy.

Taro latte

Red Velvet latte

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Red Velvet latte

Red Velvet latte

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Ini. Hidangkan kepada pelanggan kita." Perintah Wendy dan kemudian berjalan keluar dari dapurnya.
Saat berjalan menuju ruangannya, mata Wendy mendapati seorang wanita yang tengah tampak frustasi.

"Hm? Tuan, anda masih berada ada disini?" Tanya pelayan tersebut.
"Siapa wanita itu?" Alih-alih menjawab, Wendy malah bertanya balik.
"Siapa tuan?" Bingung pelayan tersebut.

"Wanita yang duduk dipojok itu." Tunjuk Wendy.
"Oh! Dia adalah pelanggan kita yang memesan kedua minuman ini tuan." Jawab pelayan tersebut.

"Berikan padaku." Ucap Wendy tiba-tiba dan langsung merampas kedua gelas minuman yang dipesan oleh Joy.
Rasa penasaran membuatnya berencana untuk mendekati pelanggannya yang satu itu.

Pelanggan dengan pesanan yang aneh. Itulah sebutan yang Wendy buat dan diperuntukkan kepada Joy.
"Permisi nona, ini pesanan anda." Ucap Wendy dengan sopan.

Joy mengangkat kepalanya dan menatap manik mata Wendy.
'Cantik.' Batin Wendy.
'Tampan.' Batin Joy.
Seolah-olah kembali ke alam sadarnya, Wendy menyodorkan minuman pesanan Joy tersebut.

"Apa kau pelayan disini?" Tanya Joy.
"A-ah, ne! Aku pelayan disini." Jawab Wendy buru-buru.
"Apa pelayan di cafe ini memakai jas dan kemeja sepertimu?" Tanya Joy sekali lagi, membuat Wendy kelabakan.

"A-aku sebenarnya pemilik cafe ini. Maaf saya berbohong kepada anda." Jawab Wendy akhirnya.
"Tidak apa-apa. Lagian mana ada yang bakal percaya pada orang asing yang baru saja ditemui beberapa detik yang lalu." Balas Joy.

"Hehehe...anda benar juga. Bagaimana kalau kita kenalan dulu?" Tanya Wendy.
"Setuju. Perkenalkan namaku Park Sooyoung. Cukup panggil aku Joy saja." Ucap Joy, membuat Wendy tersenyum.

"Senang bertemu denganmu Joy. Aku Son Seungwan, panggil aku Wendy saja." Balas Wendy.
"Kau pemilik cafe ini Wendy? Lalu yang di Seoul, Daegu, Busan, dan Bucheon juga milikmu dong?" Tanya Joy.

Wendy mendudukkan dirinya didepan Joy, karena ia rasa percakapan antara dirinya dan Joy akan sangat panjang.
"Iya. Itu milikku semuanya. Yang di Gwangju ini sebenarnya adalah cabangnya saja, yang di Seoul baru pusatnya." Jelas Wendy.

"Kau pandai juga membuat usahamu sendiri. Kau lulusan business management?" Tanya Joy lagi.
"Iya. Aku dan ketiga temanku yang lainnya itu lulusan business management." Jawab Wendy.

"Aku juga lulusan business management. Sama seperti satu temanku itu. Beda lagi dengan kedua temanku yang lainnya. Satu diantara mereka memilih jurusan musik dan satunya lagi memilih jurusan fashion designer." Cerita Joy.

Wendy hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Lalu apa pekerjaanmu saat ini lancar? Dari tadi kuperhatikan kau tampak frustasi." Tanya Wendy.

"Aku frustasi bukan karena pekerjaan." Jawab Joy.
"Apa masalah keluarga?" Tanya Wendy lagi.
"Bukan juga. Appa dan eommaku sangat mesra." Jawab Joy lagi.

"Pacar?" Tanya Wendy.
"Aku gak punya pacar." Jawan Joy dengan wajah datarnya.
"Oh! Aku tahu. Kau pasti frustasi karena tidak mendapatkan pacar." Tebak Wendy.

"Bagaimana kau tahu?" Tanya Joy.
"Hahahahaha..." tawa Wendy meledak seketika.
"Kau frustasi karena itu?" Ejek Wendy.
"Ya! Aku frustasi karena ini sudah tidak wajar. Aku sudah berumur 23 tahun dan belum mendapatkan kekasih." Gerutu Joy.

"Apanya yang tidak wajar? Aku yang sudah berumur 25 tahun dan tidak memilik seorang kekasih saja biasa aja." Balas Wendy.

"Tapi ketiga temanku sudah memiliki gebetan mereka masing-masing." Cemberut Joy, membuat Wendy tersenyum manis.
"Kalau begitu, jadikan aku gebetanmu saja." Goda Wendy sembari menjulurkan lidahnya dan membuat wajah Joy memerah malu.

" Goda Wendy sembari menjulurkan lidahnya dan membuat wajah Joy memerah malu

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Tbc...

Mianhae readers-nim because author lama updatenya🙏🙏🙏
Author lg gk ada kuota dan juga wifi di rmh lg bermasalah. Jadi gak bs up, pdhl udh nulis ceritanya. Untung aja udh di save dan gk kehapus.😅😅

Would U 《Seulrene》 {END}Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz