Chapter 1

7.3K 734 40
                                    

Author POV

2 tahun kemudian, gedung Bae Corp...

Tok...tok...tok...

"Masuk." Ucap Irene dengan mata yang terfokus pada berkas-berkas dihadapannya.
"Ini berkas yang anda minta nona." Kata sekaretarisnya, yang tiada lain adalah Joy.

"Terima kasih Joy." Balas Irene, dan mengambil berkas yang dimintanya tadi kepada Joy.
"Sama-sama." Jawab Joy dengan wajah tak bersahabatnya, membuat Irene langsung mendongkakkan kepalanya bingung.

"Ada apa dengan wajahmu? Kau terlihat habis putus cinta." Goda Irene.
"Aku tidak memiliki seorang kekasih, dan bahkan gebetan saja aku tidak punya. Bagaimana bisa aku putus cinta?" Kesal Joy.

"Makanya carilah pacar." Kata Irene.
"Bagaimana bisa aku cari pacar jika pekerjaan yang kau berikan datang silih berganti. Dan lagi ya, kau bilang aku hanya perlu menjadi sekretarismu selama 3 bulan saja. Tapi ini sudah 2 tahun sejak kejadian itu Bae Joohyun." Rutuk Joy kesal.

"Aku belum menemukan penggantimu. Sabarlah." Balas Irene kelewat santai, membuat Joy tersenyum miris akan nasibnya. Bukan Joy, tapi takdirmu-author🤣

"Kau belum menemukannya, atau kau memang pada dasarnya tidak niat menemukanya? Unnie, dikantor ini banyak sekali orang yang berlomba-lomba untuk menjadi sekretarismu, tapi kau tolak semua. Lalu aku kapan mendapatkan kekasih jika ini masih berlanjut?" Omel Joy.

Irene kembali mendongkakkan kepalanya menatap si lawan bicara.
"Mereka pria semua, dan kau tahu bukan pria itu pada dasarnya sama saja?" Tanya Irene.

"Unnie, semua pria itu berbeda. Hanya si brengsek Jun Myeon saja yang memang beda spesiesnya." Ucap Joy.
"Tunggu sampai aku menemukan seorang wanita untuk menjadi sekretarisku. Itu pun kalau ada." Balas Irene sembari mengecilkan suaranya diakhir kalimatnya.

"No! Aku tidak akan membiarkan unnie mencari sendiri. Kali ini aku yang akan mencarikan penggantiku sendiri. Kalau unnie yang cari pasti aku harus nunggu 3 abad lagi." Tukas Joy.

"Biar aku cari saja, tidak perlu repot-repot." Balas Irene.
"Tidak unnie. Jika unnie memang ingin menjadi perawan tua, jangan ajak-ajak aku. Aku masih mau punya keturunan dan hidup bahagia dengan suami serta anak cucuku nantinya." Kata Joy, dan kemudian berjalan meninggalkan ruangan Irene.

"Perawan tua katanya? Akukan hanya trauma." Gumam Irene pelan, dan kemudian melanjutkan pekerjaannya.

....

"Kau sudah mendapatkan pekerjaan?" Tanya Wendy, sahabat Seulgi sejak keduanya masih berbentuk zigot.
"Sudah." Jawab Seulgi singkat.
"Kau melamar pekerjaan dimana?" Tanya Limario. Sahabat Wendy dan Seulgi sejak masih duduk dibangku SMA.

"Di Bae Corp." Jawab Seulgi lagi.
"Lain kali panjangkan kalimatmu itu arra?" Tegas Jisoo yang akhirnya merasa kesal juga karena jawaban singkat Seulgi. Nah, kalau Jisoo udah kenal Wendy dan Seulgi dari jaman SMP. Cuman waktu SMP kurang dekat aja, SMA baru dekat.

"Kek gak kenal Seulgi aja. Bahkan sampai sekarang aku masih mengingat dengan jelas kalimat terpanjang yang pernah dikeluarkan Seulgi, dan kalimat itu keluar dari mulutnya 3 tahun yang lalu. Hebat bukan jika aku masih bisa mengingatnya?" Sombong Lim.

"Kalimat apa itu?" Tanya Wendy penasaran.
"Dengarkan baik-baik. 'Hati-hati Lim, kau bisa terjatuh.' Itu kalimat terpanjangnya." Ucap Lim dengan mimik wajah datarnya. Itulah mimik wajah Seulgi saat mengatakan kalimat yang dilontarkan oleh Lim barusan.

"Kalimat sependek itu tentu saja kau bisa menghafalnya pabo." Kesal Jisoo.
"Beraninya kau bilang ini kalimat yang pendek Jisoo-ya?! Kau ini tidak bersyukur sama sekali. Ini adalah kalimat terpanjang dari Seulgi!" Marah Lim, dan kemudian pria itu kembali menatap Seulgi serta menepuk bahu Seulgi pelan.

"Tenang Seul, aku akan membelamu mati-matian sekarang. Beraninya Jisoo bilang ini kalimat yang pendek, padahalkan ini kalimat terpanjangmu." Lanjut Lim. Entah pria itu tengah mengejek, atau malah membela Seulgi saat ini.

Seulgi melepaskan tangan Lim yang tengah memegang bahunya, dan kemdian menatap pria asal Thailand itu dengan tatapan datarnya.

"Aku mau pulang." Ucap Seulgi dan mulai beranjak meninggalkan sahabatnya.
"Tunggu Seul!!" Pekik Jisoo.
"Wae?" Tanya Seulgi sembari membalikkan tubuhnya.

"Aku nginap di rumahmu ya? Aku sedang bosan dirumah. Appa dan eommaku sedang dinas keluar kota." Ucap Jisoo, dan Seulgi menganggukkan kepalanya. Tanda membolehkan.

"Kalau begitu aku ikut juga!" Seru Lim yang diikuti oleh Wendy.
"Terlalu ramai." Balas Seulgi.
"Tidak apa-apa. Rumahmukan lumayan luas dan muatlah untuk kita berempat yang badannya slim ini." Ucap Lim sembari mengedipkan matanya genit.

"Kau mirip dengan tante girang tahu!" Kesal Wendy, dan menjitak kening Lim.
"Aw!!" Pekik Lim yang tersakiti.
"Negen mianhajiman I'm not sorry~" Ucap Wendy sembari menari layaknya dirinya ini adalah Jennie. Artis solo yang sedang naik daun itu.

"Oneulbuteo nan nan nan...~" sambung Jisoo.
"Bichi naneun solo." Lim, Jisoo, dan Wendy bernyanyi bersamaan dan menari bak Jennie diatas panggung.

Seulgi menatap datar kearah tiga sahabatnya yang memang sangat ngefans dengan Jennie. Si solo artist yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan dimedia masa.

"Ke rumahku atau tidak?" Tanya Seulgi dengan wajah datarnya.
"Eh?? Ya sudah ayo." Jawab Jisoo yang sudah berhenti menari, dan akhirnya diikuti oleh Lim dan Wendy.

Tbc...

Ini double partnya yeorobundeul~😁

Would U 《Seulrene》 {END}Where stories live. Discover now