Chapter 17

5.5K 597 63
                                    

Irene POV

"Silakan dimakan." Ucapku sembari menghidangkan masakan yang kubuat.
"Terima kasih." Balas Seulgi sembari tersenyum manis.
Aku duduk dihadapan pria yang kucintai ini dan menatapnya yang dengan lahap memakan masakanku.

"Bagaimana rasanya?" Tanyaku.
"Enak. Aku tidak tahu kalau kau dapat membuat pancake seenak ini." Jawabnya.
"Benarkah? Kalau begitu, aku akan membuatkan kau makanan lainnya." Ucapku.

Pemandangan Seulgi yang menyantap pancake buatanku dengan lahap perlahan membuatku tersenyum. Entah dia lapar atau dirinya memang doyan makan, sehingga cara makannya sangat lahap.

"Kau lapar?" Tanyaku.
"Ani, aku tidak lapar sama sekali." Jawab Seulgi.
"Kau terlihat lahap saat makan." Ucapku.
"Cara makanku memang seperti ini, kau harus jauh lebih mengenalku mulai dari sekarang." Balasnya sembari memainkan alisnya naik dan turun.

"Geurrae, aku akan belajar untuk jauh lebih mengenalmu. Kau juga harus belajar tentangku." Godaku.
"Kau tenang saja, seiring aku menjadi sekretarismu aku tentu akan belajar tentangmu." Ucapnya.

"Tunggu sebentar, sudut bibirmu sedikit kotor." Ucapku sembari menunjuk bibirnya.
"Hm? Kotor? Lalu kenapa bukan kau yang membersihkannya?" Tanya Seulgi yang menyebabkan wajahmu memerah seperti kepiting rebus.

Dengan tangan yang sedikit gemetaran, aku mendekatkan jempolku kesudut bibirnya.
Ketika jarak antara jempolku dan sudut bibir Seulgi hanya sekitar beberapa centi, tiba-tiba saja tangan Seulgi memegang pergelangan tanganku.

"Tenang saja, aku tidak akan menggigit jarimu." Ucapnya dengan suaranya yang berat. Tuhan, tolong aku.
Aku membersihkan sudut bibir Seulgi dengan lembut, dan menjauhkan jempolku saat sudut bibirnya sudah bersih.

Namun, tangan Seulgi yang masih memegang pergelangan tanganku kembali mengarahkan jempolku kedepan bibirnya. Jujur aku bingung apa yang akan ia lakukan saat ini, tapi tiba-tiba saja Seulgi memasukkan jempolku kedalam mulutnya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku yang terkejut bukan main.
"Makananmu terlalu enak, dan aku tidak mau menyisakannya." Jawabnya dengan tenang saat jariku sudah ia lepas.

"Pancakenya sungguh lezat." Pujinya lagi sembari kembali memasukkan potongan pancake kedalam mulutnya. Oh tuhan, penyiksaan yang sangat berat untukku.
"A-aku ke kamar mandi dulu." Pamitku, dan langsung berlari meninggalkannya.

Aku menatap pantulan diriku didepan cermin. Sungguh demi apapun, wajahku sudah seperti kepiting rebus saat ini.
Jantungku juga belum berhenti berdetak saat ini. Aku tidak membayangkan akan seperti apa kehidupan rumah tanggaku dengan Seulgi kedepannya.

Bisa-bisa aku mati muda karena serangan jantung dan Seulgi menjadi duda muda yang pastinya akan banyak dikejar oleh wanita lain diluar sana. Aku tidak mau itu sampai terjadi! Jadi Tuhan, berikan aku umur yang panjang dan jantung yang kuat pastinya.

Irene POV end

....

Seulgi POV

Aku terkekeh melihat Irene yang lari menuju kamar mandi. Jujur, aku hanya ingin menggodanya saja. Dia lucu sekali, membuatku gemas saja. Aku masih tidak percaya bahwa aku akan menjadi suami dari wanita seimut dan semenggemaskan seperti Irene.

Yahh...aku harap Irene menyiapkan pipinya kuat nantinya, karena aku memiliki firasat bahwa setiap harinya aku akan menyubit kedua pipi itu.
Membayangkan wajahnya saja sudah membuat jantungku berdetak cepat seperti habis lari marathon saja.

Aku rasa, aku mulai mencintai Irene. Well...kau tidak perlu berjuang untuk mendapatkan hatiku lagi, karena kau sudah membuatku jatuh hati kepadamu tanpa kau sadari.

Aku harus bersyukur karena dapat menikahi seorang wanita secantik dan selembut Irene. Banyak pria diluar sana yang menginginkannya, dan Irene memilihku sebagai pendampingnya.

Bukankah itu patut aku syukuri? Ya tuhan, hanya membayangkannya seperti ini saja sudah membuat jantungku berdetak tak normal. Saat aku sedang mengontrol detak jantungku, Irene datang menghampiriku.

"Kau tidak apa-apa? Wajahmu memerah tadi. Apa kau sakit?" Tanyaku padanya, padahal aku sudah tahu penyebab wajahnya memerah itu apa.
"Aku baik-baik saja." Jawabnya.

"Oh iya, ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Ucapku. Ok, sudah aku putuskan bahwa aku akan mengungkapkan perasaanku padanya.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanyanya.

"Aku...aku ingin kau berhenti berjuang untuk mendapatkan hatiku lagi." Kataku.
"Apa? Kenapa kau menyuruhku berhenti? Apa kau benar-benar tidak mau membuka hatimu untukku sama sekali Seulgi-ya?" Tanyanya secara beruntun dan matanya sudah berkaca-kaca.

Oh my god, kenapa dia menangis lagi sekarang?
"Kenapa kau menangis lagi? Dengarkan aku dulu ok?" Ucapku sembari membawanya kepelukanku, namun Irene mendorong lembut diriku.

"Geurrae. Aku akan berhenti sekarang. Maaf karena aku sudah memaksamu utnuk menikah denganku, padahal kau tidak memiliki perasaan apa-apa padaku. Aku akan menelpon appa sekarang dan membatalkan semua rencana pernikahan kita." Ucapnya.

"Sayang-"
"Jangan lagi panggil aku sayang, Seulgi-ya. Tolong jangan membuatku kembali berharap banyak padamu." Potongnya.
"Dengarkan aku dulu, kau salah paham dengan perkataanku." Ucapku.

"Salah paham apanya? Kau menyuruhku berhenti berjuang untuk mendapatkan hatimu." Katanya dengan air mata yang sudah mengalir keluar.
"Aku menyuruhmu berhenti karena kau sudah mendapatkan hatiku." Balasku, dan langsung membuatnya menatapku dengan tatapan tak percaya.

"Mwo? Maksudmu?" Tanyanya. Lihatlah, lihatlah betapa lucu dirinya saat ini. Mata yang membulat lucu dan juga ekspresi kagetnya. Dengan perlahan aku membawanya kepelukanku.

"Aku mencintaimu Bae Joohyun, bersiaplah, karena aku tidak akan pernah mau melepaskanmu. Sekalipun kau meminta." Bisikku tepat ditelinganya, dan Irene lebih mengeratkan pelukan kami.

"Nado saranghae, Seulgi-ya dan baiklah. Aku akan bersiap-siap untuk tidak dilepaskan olehmu." Balasnya membuatku tersenyum senang dengan hatiku menghangat.
"Gomawo." Bisikku lembut.

Tbc...

Siapa yang baca chapter ini sambil senyum2 sendiri? Klo enggak ada berarti ini semua tdk adil karena author ngetiknya sambil senyum2 sendiri. Klo ada, berarti selamat karna kita ternyata sama2 gila🤣

Oh iya satu lg. Author mau nunjukkin foto ini. Pesona akang memang luharbiasa yeorobun~

Bagaimana menurut kalian? Setuju gk ama pesona akang??






Would U 《Seulrene》 {END}Where stories live. Discover now