Chapter 19

5.1K 548 14
                                    

Author POV

Restoran...

"Selamat datang, tuan dan nyonya

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

"Selamat datang, tuan dan nyonya. Apa yang ingin anda pesan?" Tanya salah satu pelayan saat Irene dan Seulgi baru saja duduk.
"Kau ingin apa?" Tanya Seulgi kepada Irene yang tampak masih bingung ingin makan apa.
"Aku ingin bolognese lasagna with porcini-ricotta filling." Ucap Irene, dan pelayan tersebut langsung menulis pesanan Irene.

"Kalau begitu, aku pesan lasagna formaggio dan tenderloin steak." Pesan Seulgi.
"Untuk siapa steak yang kamu pesan?" Tanya Irene.
"Untukku." Jawab Seulgi dengan cengiran khasnya. Irene hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Untuk minuman aku akan memesan strawberry milkshake." Pesan Irene.
"Kalau aku memesan chocolate milkshake." Sambung Seulgi.
"Baiklah, silakan ditunggu pesanannya." Ucap pelayan tersebut, kemudian meninggalkan Seulgi dan Irene.

"Aku harap besok kau tidak telat Seulgi-ya. Ingatlah, besok adalah konferensi pers penting untuk kita." Kata Irene.
"Aku tidak akan telat. Kalau aku telat, kau juga bakal telat bukan? Secara, aku yang akan mengantar dan menjemputmu." Balas Seulgi.

"Maka dari itu jangan telat, karena kita berdua ini akan mengambil peran penting didalam konferemsi pers besok." Ucap Irene, dan Seulgi hanya menganggukkan kepalanya saja. Tak lama kemudian, pesanan Seulgi dan Irene datang.

"Setelah makan, kajja kita pergi kencan." Ajak Irene.
"Mwo? Kau mau meninggalkan pekerjaanmu dan pergi kencan? Andwae." Tolak Seulgi, membuat Irene mengerucutkan bibirnya kesal.

"Ayolah~kita tidak pernah kencan sebelumnya." Rengek Irene.
"Apanya yang tidak pernah? Kita makan siang bersama itu sudah disebut kencan." Balas Seulgi.

"Tidak bisa seperti itu. Makan siang ya makan siang, kencan ya kencan." Kesal Irene.
"Pokoknya aku tidak kau tahu, kita harus kencan hari ini. Titik!" Lanjut Irene sembari melipat tangannya didepan dadanya.

Seulgi menghela nafasnya lelah.
"Geurrae, kita akan pergi kencan." Ucap Seulgi mengalah. Satu yang Seulgi pelajari dari Irene saat ini, bahwa Irene tidak bisa ditentang. Jika Seulgi masih keras kepala dan menentang Irene, bisa Seulgi jamin bahwa Irene bakal menangis lagi.

"Jinjja?!" Tanya Irene dengan ekspresi senangnya.
"Iya sayang, kita akan pergi berkencan kemanapun kamu mau. Aku akan menurutinya." Jawab Seulgi sembari mengelus kepala Irene dengan lembut.

"Yey!! Kalau begitu, ayo kita bermain ice skating?" Tanya Irene.
"Kau yakin kau bisa bermain ice skating?" Tanya Seulgi balik dengan nada yang ragu, dan Irene menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Seulgi.

"Kalau begitu jangan bermain ice skating ok? Aku takut kau terjatuh dan kenapa-napa." Ucap Seulgi yang lagi-lagi membuat Irene mengerucutkan bibirnya kesal.

"Aku mau bermain ice skating. Lagian ada kau disana, aku bakal baik-baik saja." Balas Irene.
"Kali ini dengarkan aku ok? Ini demi dirimu juga." Kata Seulgi, berharap Irene dapat mengerti.

"Gak mau." Kekeh Irene dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
'Ya tuhan, aku seperti kekasih yang tidak baik jika dia terus menangis seperti ini hanya karena aku menolak permintaannya saja.' Batin Seulgi frustasi.

"Baiklah-baiklah. Aku akan menurutimu kali ini. Tapi ingat, hanya kali ini saja." Tegas Seulgi.
"Apa kau tidak akan menurutiku lagi setelah ini?" Tanya Irene.

"Aku akan tetap menurutimu semua permintaanmu, asalkan permintaamu itu tidak akan membahayakanmu. Arraseo?" Jelas Seulgi.
"Ne~" jawab Irene senang.

....

Sesampainya di area bermain ice skating, Seulgi dan Irene langsung memakai sepatu khusus dan mulai bermain bersama. Irene tampak senang dengan Seulgi yang senantiasa memegang kedua tangan Irene agar tidak terjatuh.

"Seulgi, aku ingin bermain dengan pinguin." Ucap Irene dan mengambil mainan pinguin tersebut. Seulgi yang melihat Irene yang tampak bahagia tersebut hanya tertawa dan sesekali ia mengambil gambar Irene dengan sang pinguin.

'Dasar pinguin kurang ajar. Beraninya dia mencuri perhatian kekasihku ini.' Batin Seulgi kesal dengan mainan pinguin tersebut.

"Jangan sampai terjatuh arra?" Teriak Seulgi kepada Irene yang sudah menjauh darinya sembari membawa pinguin tersebut, namun wanita tersebut masih dapat mendengar suara teriakan Seulgi dan memberikan jempolnya pada Seulgi

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

"Jangan sampai terjatuh arra?" Teriak Seulgi kepada Irene yang sudah menjauh darinya sembari membawa pinguin tersebut, namun wanita tersebut masih dapat mendengar suara teriakan Seulgi dan memberikan jempolnya pada Seulgi.

"Dasar kekanak-kanakan. Tapi aku cinta." Gumam Seulgi sembari terkekeh lucu melihat Irene.
Mata sipit Seulgi terus memerhatikan gerak gerik Irene, dan tiba-tiba saja mata Seulgi melebar saat Irene terjatuh dengan posisi terduduk.

Buru-buru Seulgi langsung meluncur kearah Irene, dan berhenti tepat disamping Irene.
"Gwaenchanha?" Tanya Seulgi dengan ekspresi cemas.

Yang ditanya bukannya menjawab malah tertawa.
"Hahahaha....Seulgi-ya, aku baik-baik saja. Lihatlah, aku tidak terluka sama sekali." Jawab Irene sembari menunjukkan tangannya, bahwa ia tidak memiliki luka sama sekali.

"Sudah kubilang jangan bermain ice skatingkan? Lihatlah, kau jadi terjatuh seperti ini." Cemas Seulgi.
"Gwaenchanha, aku baik-baik saja. Ayo kita lanjut bermain." Ajak Irene, dan mulai meluncur dengan Seulgi yang selalu menjaganya dari belakang.

Keduanya terus bermain dan tanpa mereka sadari bahwa sedari tadi ada seseorang yang memotret kebersamaan mereka tersebut, yang kemudian foto tersebut akan dipostingkan ke instagram.

Tbc...


Would U 《Seulrene》 {END}Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ