17✨ Hari ketiga

23.1K 656 2
                                    

Pagi hari yang cerah ini, Bella dan Gio bersiap menuju sekolah mereka. Karena Gio memaksa untuk berangkat bareng, mau tak mau Bella harus ngos ngos an berlari memutari lapangan yang baru saja menampakkan sang mentari. Gio yang sangat lambat dalam segala hal membuat mereka kini sedang dihukum.

"Gila!" keluh Bella menyeka keringat yang mulai menetes.

Gio nampak santai dan berlari seolah sedang pemanasan.

"Cemen banget sih lo"

Bella mengerucutkan bibirnya sebal.

"Ayo kita tanding basket"

Bella menatap sengit laki-laki didepannya itu. "Kamu nantangin aku? gini-gini aku jago basket"

"Masa?"

"Tau ah"

Bella melempar bola basket yang dipegangnya itu kearah muka Gio.

Gio terkekeh, "Santai dong"

"Gini, kita buat kesepakatan. Yang kalah harus kena hukuman. Hukumannya terserah yang menang" ucap Gio semangat.

"Ok!" seru Bella dan langsung merebut bola dari tangan Gio, dan melemparnya ke ring.

---

"So, lo kalah dan harus dihukum"

Bella nampak sebal. Bagaimana bisa sih ia memenangkan permainan tersebut melawan sang juara.

"Buruan! apa hukumannya?"

Gio tersenyum miring, "Cium gue"

Bella membulatkan matanya sempurna. "Gila! disini? alias disekolah? Kamu gak tau malu?"

Gio terkekeh pelan. "Jadi kalo bukan disekolah, bisa dong ya?"

Bella menggeleng cepat sambil menatap garang Gio yang sedang tertawa.

"Kamu itu ya-"

Cup

"Thanks wife" Gio beranjak pergi dan meninggalkan Bella yang sedang terpelongo dengan kejadian barusan sambil memegang bibirnya.

"Kampret. Kok aku seneng ya?"

---

"Woi Van!"

Vanya menoleh dan gugup saat melihat Bella yang kini datang dan duduk disebelahnya.

"Parkinson lo?"

Vanya mendengus,

"Btw sorry gue gak pernah cerita ke lo Bel."

Vanya merasa tak enak dan menatap wajah Bella yang seketika terdiam itu,

"Lo masih sayang Gio?"

Vanya menggeleng, "Saat itu juga dia jadi milik lo, dan gue udah move on"

Bella mengangguk nampak sedikit ragu.

Bella dan Vanya nampak akrab lagi dan menghabiskan waktunya untuk bolos ke kantin.

"Lo pulang sama siapa Van?"

Vanya menggeleng lemah, "Gak tau soalnya supir biasanya kan nunggu mama pulang dulu"

Bella nampak berpikir. "Kalo gitu lo ikut gue aja. Kerumah gue"

Vanya langsung memelas menatap wajah Bella menandakan ia tak mau ikut dengan Bella alias menjadi kambing congek Bella dan Gio.

"Daripada lo nungguin supir, mending sama gue aja udah!" Bella menarik tangan Vanya ke parkiran dan seperti biasa, Gio sudah menunggu didalam mobil.

"Vanya ikut kerumah. Gapapa kan?"

Gio mengangguk pelan dan mulai menjalankan mobilnya.
Sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya Bella dan Gio tertawa.

Vanya melirik sedikit kearah mereka berdua,
Vanya tersenyum. Setidaknya Gio bisa membuka hatinya untuk Bella. Sosok yang sempurna dan baik hati.

Gio dapat melihat raut wajah Vanya yang berubah menjadi sendu namun tersenyum itu.

"Andai sekarang ini kita yang lagi jatuh cinta" batin Vanya.

YOUNG MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang