6✨ Sakit

30K 974 3
                                    

Bella tau sedikit demi sedikit pasti ia bisa merubah sifat Gio.

Ia kembali menatap nanar pandangan didepannya itu.
Ia meneteskan air matanya.
Bagaimana tidak?

Cowok yang sedang bersama cewek dihadapannya ini sedang berpelukan.

Vanya merengkuh tubuh mungil sahabatnya itu ke dalam pelukannya

"Sabar Bel. Kita tau Gio itu gak bakal mau balikan kok"

"Sampe kapan dia nyakitin gue van?"

Vanya hanya mengelus pelan punggung Bella

"Lo bisa tinggalin kalo lo udah gak tahan"

"Ninggalin? gue bener-bener gak bisa van"

Bella menggeleng lemah,

"Jadi mau gak mau lo tetep disakitin mulu" gerutu Vanya

"Yauda mending kita ke kelas yuk"

Bella menggeleng
"Gue ke perpus aja deh"

"Lo mau bolos Bel?"

"Ngga, lagian kita jamkos juga kan. Gue mau sendiri aja"

Vanya mengangguk ragu mengiyakan

"Yauda nanti hubungi gue kalo lo kesepian ya"

Bella pun bergegas pergi menuju perpustakaan di lantai 3 sekolahnya itu.

Bruk

"Eh lo lagi Bel"

Bella mengadahkan wajahnya ke atas.

Zeta

"Maaf ya Bel. Gue nabrak lo mulu"

Bella hanya tersenyum lemah saat yang ditatap nyengir tak karuan.

"Lo mau kemana Bel?"

"Gue mau ke perpus"

"Oh. Gue mau ke lapangan karena sebentar lagi para cogan main basket" ucapnya girang

Bella terkekeh,
"Lo termasuk dari salah satu anak yang hobi liatin begituan ya"

"Iyalah! soalnya ada doi gue juga"

Deg

Perkataan Zeta itu sudah pasti mengarah ke Gio, suaminya.

"Gue mah mau bolos aja"

Zeta terkekeh pelan,

"Lo tau kelasnya ketua eskul Cheerleader?"

"Lo ada perlu?"

"Iya soalnya gue kan baru tahu kalo sekolah ini Cheerleader nya banyak prestasi juga!" serunya.

Bella tersenyum geli,
"Kenalin, gue Bella. Anak kelas 12 Ipa 1, Ketua Cheerleader"

Zeta membulatkan matanya sempurna, bagaimana tidak? yang dicarinya ternyata temannya sendiri.

"L-Lo ketua nya Bel?"

Bella mengangguk pelan

"Lo ada perlu kan sama gue? tinggal ke kelas gue aja di pojok lantai 2"

Bella melangkahkan kakinya menuju perpus meninggalkan Zeta yang masih terkejut.

"Malunya gue!" rutuk Zeta.

Sesampainya dirumah, Bella langsung menyiapkan makan malam untuk Gio.

Setelah semunya siap, ia beranjak menuju kamarnya diatas untuk melihat apa Gio sudah pulang atau belum.

Klek

Bella melihat suaminya itu tidur dengan muka damainya.

Bella melangkah mendekat

Ia meraih tangan suaminya itu yang terlentang

Panas, batinnya.

Bella yang panik pun langsung turun mengambil kompres.

"Gio"

Bella mencoba membangunkan Gio

Gio sedikit terusik dan membuka matanya

"Kamu demam. Aku kompres ya"

Bella menaruh handuk kecil itu di kening Gio.

"Hmm dingin"

"Besok kamu gak usah masuk dulu ya"

Gio hanya mengangguk lemah,

"Aku ke bawah dulu ya. Kamu istirahat"

Tak lupa juga Bella menyelimuti Gio

Bella turun dan segera membuatkan Gio bubur.
Sebelumnya ia tak pernah membuat bubur dan semoga saja rasanya pas dimulut Gio.

Bella mengelus pelan tangan Gio

"Gio"

Gio mengerjapkan matanya,

"Ini aku buatin kamu bubur. Dimakan dulu, sedikit aja gapapa" ucapnya sambil meniup-niup sesendok bubur itu.

Gio menerima suapan dari Bella karena sejujurnya ia masih sangat lemah.

Bella yang ingin turun namun tangannya ditahan Gio.

"Kenapa gi?"

"Kamu tidur disini"

Bella membulatkan matanya sempurna,
Ia tidak salah dengar kan? Gio, suaminya, meminta untuk tidur satu ranjang dan menyebutnya apa tadi? Kamu? Oh tuhan senangnya Bella malam ini.

Bella tersenyum,

"Iya aku taruh ini di bawah dulu"

Gio membalas senyum manis milik Bella itu,

"Jangan lama"

Bella kembali dengan perasaannya yang senang.
Malam ini akan menjadi malam terindah untuk Bella. Gio memeluknya posesif dan menuju alam mimpi.

"Kamu udah berhasil buat aku jatuh cinta, Gio" batinnya senang.

YOUNG MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang