16✨ Hari kedua

24K 692 5
                                    

Gio membuka pintu yang bertuliskan Bellagio's itu. Perlahan ia menghembuskan nafasnya. Ia takut jika Bella marah dan sedih karena hubungannya dan Vanya di masa lalu.

Cklek

Gio mengedarkan penglihatannya di ruangan itu. Ia tak menemukan Bella disana. Namun, ia dapat mendengar suara gemercik air dari kamar mandinya. Ia masuk dan duduk di tepi kasur sambil menunggu Bella yang tengah membersihkan diri.

Bella keluar dari kamar mandi dengan kimononya. Gio sempat tidak berkedip saat Bella melintas dengan pakaian minimnya.

Bella yang tersadar ada Gio didepannya pun langsung memekik "Loh kok kamu ada disini?!"

"Sorry. Gue gak pernah cerita" ucap Gio tulus. Bella hanya diam, enggan menjawab.

Gio berdehem, "Gue minta maaf, tapi yg dibilang Vanya itu bener"

"Aku yang pendatang baru dan perusak hubungan kalian, bisa apa?" Bella menghembuskan nafasnya gusar.

Gio berdecak, "Lo gak perlu merendah gitu Bel"

Bella memalingkan wajahnya.
Gio yang paham akan situasi langsung mengubah topik pembicaraan.

"So, besok kita ngapain?"

Bella tampak berpikir dan tersenyum senang.

"Aku tahu!"

---

Gio membaca tulisan yang ditempel di pagar besar itu.

"Panti asuhan"

Gio melirik Bella yang sedang sibuk membuka pagar.

"Bantuin angkat ya."

Gio mengangguk, walaupun ia masih tak paham mengapa Bella mengajaknya kesini. Gio belum pernah ke panti asuhan apalagi yang luas seperti ini.

Terdengar suara anak-anak kecil yang berkejaran, berlarian dan main.

Bella tersenyum melihatnya, lalu ia segera masuk ke dalam panti itu dan bertemu dengan ibu panti yang dulu ialah pembantunya.

"Non Bella geulis pisan euy!" seru ibu-ibu tersebut. Ibu-ibu itu sempat melirik Gio sekilas,

"Assalamualaikum bu. Udah lama gak ketemu ibu" Bella tersenyum dan menyalimi ibu itu.

"Waalaikumsalam, oh ya ini siapa?" tanya ibu panti tersebut.

"Ini namanya Gio bu."

Gio pun langsung berjabat tangan dengan ibu panti yang bernama Diah itu.

"Gio, suami Bella."

Baik Bella ataupun Ibu Diah sempat terkejut mendengar penuturan Gio. Gio nampak santai dan biasa saja. Toh, memang dia suami Bella kan?

"Eh iya bu. Ini Bella bawain kebutuhan seperti biasanya. Tapi maaf ya sedikit. Soalnya mendadak pengen kesini aja bu."

Ibu Diah mengangguk sambil tersenyum. "Terimakasih ya. Kamu masih rajin sekali mengurus panti ini"

Bella mengajak Gio untuk berkeliling disekitar panti itu dan banyak sekali yang menggoda Bella dan Gio seperti pasangan yang serasi.

"Jadi ini panti lo?"

Bella mengangguk, "Karena aku gak bisa ngurus ini dulu, jadi bu Diah yang disuruh papi jagain anak-anak disini"

Gio sempat terkagum apalagi saat Bella dengan tulusnya membantu anak-anak yang sedang belajar mengaji. Ia lupa terakhir ia beribadah dan melakukan itu semua.

Gio menatap Bella yang sedang tersenyum mengajar anak-anak kecil itu. Gio tersenyum diam-diam sambil menatap Bella dari kejauhan.

"Kok gue ngerasa Bella tambah cantik ya. Ini aneh"

---

Gio mematikan mesin mobilnya, dan menatap Bella yang sedang tertidur pulas. Seharian ini, ia dan Bella berada di panti dan menghabiskan waktu mereka disana. Mungkin Bella capek, batinnya.

Ia turun dari mobilnya dan menggendong Bella ala bridal style, masuk ke dalam rumah mereka.

Gio membaringkan tubuh Bella diatas kasur dengan pelan dan menyelimuti tubuh Bella.
Gio terdiam cukup lama menatap Bella yang sedang asik di alam mimpinya itu.

Gio mengecup pelan kening Bella, "Good night my lovely wife"

Tanpa Gio sadari, sebenarnya Bella sudah terbangun dari Gio menggendongnya. Namun ia tahan agar tidak membuka mata.
Bella tersenyum menatap punggung yang kini kian menjauh itu.

YOUNG MARRIAGEWhere stories live. Discover now