11✨ Setitik rasa

27.3K 864 5
                                    

"Darimana aja lo?"

Bella yang baru saja pulang dari sekolah langsung mendapati tatapan tajam dari suaminya itu.

"Abis selingkuh?" Gio menatap garang wajah Bella yang sekarang sedang bingung dan merasa tak tahu apa-apa.

"Maksud kamu?"

Gio terkekeh pelan dan menatap sinis wajah Bella. "Istri gak tahu diri! malah selingkuh sama adik iparnya"

"Aku gak ada apa-apa sama Zio. Kamu gak usah asal tuduh" Bella yang mengerti pun menjadi sebal karena belum sudah acara masa lalunya malah ditambah pusing dengan sifat suaminya yang entah bisa dikatakan kurang jelas.

"Emang gue nanya lo ada apa-apa?"

Bella menghembuskan nafas pelan, "Kamu cemburu?"

"Yakali gue cemburu sama lo dan Zio. Kalian cocok. Kenapa gak kalian aja yang nikah" Gio melotot merasa tak terima dengan ucapan Bella.

Bella terkejut, berarti selama ini Gio masih tidak mengharapkan Bella sebagai istrinya atau lebih tepatnya belum bisa menerima?

"Malah ngelamun! udah mending lo masak!" Gio mendorong bahu Bella menuju dapur.

Saat makan hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang saling bersautan.

"Gio"

Gio menoleh malas, "Kenapa?"

"Kamu suka Zeta?"

Gio tersentak kaget dan buru-buru menstabilkan ekspresi terkejutnya. "Nggak"

Dalam hati Bella tersenyum senang. Berarti masih ada kesempatan kan untuk ia mengisi hati kosong suaminya itu?. Tapi lamunan itu terbuyarkan dengan satu kata yang Gio ucapkan,

"Tapi cinta"

Sakit. Entah bagaimana bisa Bella sudah terlalu dalam mencintai Gio yang notabenenya suaminya itu.

Apa salah mencintai suami sendiri?

Apa mungkin tidak ada lagi ruang untuk masuk ke hati Gio? batinnya.

Setelah selesai makan, Bella bergegas mencuci piring dan langsung masuk ke kamar.

Gio yang merasa aneh dengan sikap Bella yang tak biasanya cuek bebek seperti itu mulai penasaran. Gio melangkahkan kakinya ke kamar. Ia melihat Bella yang sedang asik dengan lamunannya.

"Lo kenapa?"

Bella tersadar dan langsung tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. "Aku gapapa"

"Dasar cewek, ditanya gapapa padahal lagi kenapa-kenapa" Gio mendecih pelan.

"Oh gue tahu! Lo pasti suka kan sama gue"

Bella gugup namun dengan cepat ia menutupi kegugupannya itu, "Sama sekali nggak. Aku masih belum bisa move on"

Gio mendengus, "Dari Zio?"

Bella hanya tersenyum pahit.

"Emang apa bagusnya Zio?"

"Dia lembut, perhatian, ceria, friendly dan gak pernah marah" tutur Bella pelan.

Gio merasakan setitik api menyeruak ke dalam hatinya saat ini. Entah perasaan apa ini. Ia merasakan sedikit tak suka saat Bella terang-terangan memuji adiknya sendiri.

"Bagusan juga gue" sahut Gio.

Bella terkekeh pelan, "Terus, apa bagusnya Zeta?"

"Ya gitu lah yang penting lebih baik daripada lo dan jauh lebih menyenangkan"

Sudah kesekian kalinya Bella merasakan betapa sakitnya mencintai suaminya ini terlalu dalam. Ucapannya saja mampu membuat Bella sampai pagi menghabiskan tisu dan mengurung diri di kamar seharian.

"Lo cemburu"

"Kamu juga cemburu!"

"Lo bohong"

"Kamu juga bohong!"

"Terserah!"

Gio melangkah mendekat dan menaiki kasurnya yang king size itu dan memejamkan matanya sejenak.

Bella mengamati Gio yang sedang mencoba untuk terlelap itu.

"Gio"

Gio membuka matanya dan menatap dalam mata hazel milik Bella. "Hm?"

"Apa kita selamanya bakal begini?"

Gio yang merasa ganjal dengan ucapan Bella pun bertanya, "Maksud lo?"

Bella menunduk takut, "Apa kita gak cerai aja?"

Gio membulatkan matanya sempurna dan bangkit,tanpa direncanakan menampar keras pipi chubby Bella.

Plakk

Bella meringis dan langsung memegang pipi yang habis ditampar suaminya itu.

Gio terkejut bukan main. Ia tak sadar jika sampai menampar Bella.

"Bel sorry gue gak bermaksud buat nyakitin lo" Gio benar-benar merasa bersalah saat ia tahu tamparannya tadi benar-benar membuat Bella tersakiti dan menangis.

"Kamu kenapa jahat sih Gio. Hiks"

Gio langsung membawa Bella kedalam pelukkannya, mengelus pelan punggung Bella yang bergetar.

"Gue bener-bener minta maaf. Gue gak suka lo bilang gitu Bel."

"Ya tapi kenapa?!" Ucap Bella sesegukan.

Gio menatap dalam mata Bella yang sembab dan berlinang air mata itu.

"Karena gue gak akan melepaskan lo"

Deg

Gio memang paling bisa membuat hati Bella yang tadinya senang sampai ke langit lalu berubah menjadi sedih sampai titik terendah.

"Gio"

Gio masih setia menatap mata hazel Bella yang meneduhkan itu dan enggan untuk berpaling.

"Hm?"

Bella menarik nafas pelan, "Apa aku boleh mencintai kamu?"

Gio tersentak, tetapi tunggu!
Mengapa ia merasa sedikit aneh?
Ia merasa dirinya senang dengan ucapan Bella barusan tapi ia menolak keras pikiran itu karena yang ia tahu ia masih mencintai mantannya, Zeta.

YOUNG MARRIAGEWhere stories live. Discover now