Chapter 21: Kembali.

2.9K 347 31
                                    

Setiap pulang kerja, Ali akan datang ke rumah sakit untuk menggantikan Reta yang sudah menjaga Prilly. Tergantung, kadang menjaganya dari malam sampai pagi kalau kerjanya sedang dapat shif siang, kadang sore sampai besoknya lagi kalau dapat shif pagi. Ali tak kenal lelah menjaganya, ia mau menjadi orang yang pertama kali Prilly lihat ketika bangun nanti.

Hari ini hari Sabtu, masih pukul delapan pagi, kebetulan Ali libur hari ini. Saat Ali sedang menunggu Al di pintu utama rumah sakit untuk menitipkannya sampai Reta turun, tiba-tiba Ali mendapat panggilan masuk dari mantan ibu mertuanya itu.

Ketika telepon tersambung, Ali mendengar suara serak Reta. Saat Reta mulai mengucap namanya sambil menangis, seolah jantung Ali jatuh dari tempatnya. Tubuh Ali sudah gemetar dan lemas semuanya. Ia pasrah apapun yang akan Reta sampaikan.

"Halo, Ali.." lirih Reta.

"Ha-halo iya, ma?" nada suaranya tersirat banyak kekhawatiran.

"Li, Prilly..."

"Kenapa?" sungguh, rasanya Ali tidak bisa bernapas sebelum Reta menjelaskannya secara rinci.

"Prilly siuman!" Ali kira Reta menangis karena ingin menyampaikan kabar buruk, ternyata ia menangis haru karena akhirnya Prilly sadarkan diri kembali. Hati Ali lega, jantungnya mulai berdetak normal lagi, dan Ali bisa bernapas dengan lega, bahkan lebih lega.

"Alhamdulilah, Ya Allah. Allahu akbar!" ucap Ali.

"Kenapa, Bi?" tanya Mecca.

"Umma kamu udah bangun." jawab Ali.

"Tapi umma belum sembuh, ya?" Mecca bertanya lagi dengan sendu.

Mendengar itu Ali merasa iba, ia langsung meminta izin kepada Reta untuk mengakhiri panggilannya dan ia akan segera naik ke atas.

"Makanya Mecca jangan pernah putus doain umma." kata Ali sambil mengelus rambutnya.

"Tetep aja, Bi, waktu umi Aisa sakit Mecca doain terus. Tapi, Allah tetep bawa pergi umi dari Mecca." ujarnya.

"Itu namanya udah takdir, kematian seseorang itu takdir mubram, takdir yang nggak bisa dirubah. Tapi sekarang Mecca nggak boleh putus asa, semoga doa-doa Mecca kali ini dijabah sama Allah. Paham ya, sayang?"

Mecca mengangguk. "Paham."

"A' Ali!"

"Tuh tante Al udah dateng. Abi masuk dulu ya?"

"Iya, Bi."

"A, tadi sebelum Al turun, Al lagi di ruangan Kak Prilly abis periksa kondisi dia. Semuanya udah membaik, semoga aja Kak Prilly nggak bakal nggak sadarin diri lagi. Kekebalan tubuhnya juga mulai naik. Dan tadi Kak Prilly bilang, Kak Prilly pengen keluar sekalian ketemu Mecca."

"Kenapa harus keluar? Dia kan baru aja sadarin diri." ujar Ali.

"Gapapa kok, jalan-jalan di sekeliling taman justru lebih bagus. Karena kan hampir tiga minggu dia nggak keluar dari kamar. Suntuk juga sih kalau aku jadi Kak Prilly."

"Oh Yaudah. Jadi aku nggak usah naik nih?" tanya Ali.

"Nggak usah. A'a ke taman aja, tunggu di sana sebentar ya, Al mau bantu Bu Reta bawa Kak Prilly turun."

Suatu Hari NantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang