Dua puluh tiga

1.3K 68 1
                                    

"Aluna?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aluna?"

Hari telah menjumpai malam setibanya Fatih di rumah keluarga Aluna. Setelah seharian menghabiskan waktu bersama Fatih, Aluna akhirnya kelelahan dan tertidur di perjalanan pulang. Bahkan sewaktu Fatih membangunkannya dengan memanggilnya berkali-kali, Aluna tidak kunjung membuka matanya. Ia hanya menggeliat sebentar sebelum akhirnya kembali tenang menjumpai mimpinya.

Fatih membuka pintu mobilnya. Ia memutari mobil dan membuka pintu mobil yang satunya. Sebelum dirinya mengangkat tubuh Aluna dengan hati-hati, Fatih sempat merapihkan rambut Aluna sebentar agar tidak mengganggu tidur istrinya itu. Tubuh Aluna yang terasa ringan bagi Fatih membuatnya dengan mudah membawa Aluna masuk. Bi Nah langsung berlari tergopoh-gopoh menyambut kedatangan Fatih dan Aluna. Mungkin ia khawatir terjadi sesuatu pada Aluna hingga nonanya harus digendong ala bride style oleh Fatih.

"Ketiduran, Bi. Tenang aja," ucap Fatih yang membuat Bi Nah lantas menghembuskan napas lega. "Biar saya yang bawa Aluna ke kamarnya."

"Baik, Mas Fatih," jawab Bi Nah. Ia membiarkan Fatih membawa Aluna ke kamarnya meskipun dengan perasaan cemas ketika Fatih mulai meniti tangga sambil menggendong Aluna. Takut-takut Fatih akan terjatuh bersama dengan Aluna.

Bi Nah baru bernapas lega kala Fatih telah selesai menginjak undakan tangga terakhir. Ia berlalu dari sana selepas itu karena merasa Aluna akan baik-baik saja bersama Fatih.

Dengan hati-hati, Fatih membaringkan Aluna di kasurnya. Melepas sepatu yang sebelumnya masih dikenakan Aluna, menyelimutinya hingga separuh tubuhnya, kemudian merapihkan rambut Aluna agar tidak mengganggu tidurnya. Fatih tidak langsung beranjak dari sana. Ia berlutut di sebelah kanan kasur sambil melipat kedua tangannya di atas kasur dan menumpukan kepalanya di atas lipatan tangannya.

Diam-diam, Fatih meneliti wajah Aluna melalui matanya. Mulai dari matanya hingga bibirnya. Ia mengulum senyum tatkala teringat pada sosok Aluna sewaktu mereka masih kecil dulu. Perubahan pada diri Aluna memang tidak banyak. Ia hanya terlihat semakin dewasa dan tentunya ... semakin cantik di mata Fatih. Dengan gerakan pelan, Fatih mengangkat tangannya untuk mengelus kepala Aluna dengan lembut.

Rasa kecewa memang sempat Fatih rasakan karena menjadi satu-satunya orang yang mengingat kisah antara dirinya dengan Aluna sewaktu dulu. Namun setelah menikah dengan Aluna, rasanya hal itu tidak perlu lagi dipermasalahkan. Fatih bisa membuat kenangan-kenangan baru dengan Aluna agar istrinya mempunyai memori bersamanya. Agar bukan hanya Fatih yang memiliki kenangan manis bersama Aluna tetapi Aluna pun mempunyai kenangan indah bersama Fatih.

Selepas merasa puas mengamati wajah Aluna, Fatih menarik tangannya lagi. Ia berdiri untuk segera pergi dari Aluna agar istrinya bisa istirahat. Namun baru sampai langkah kedua, tangan kiri Fatih ditarik hingga langkahnya terhenti. Siapa lagi kalau bukan Aluna pelakunya. Untuk itu, Fatih kembali mendekati Aluna.

"Apa saya mengusik tidur kamu?" Fatih bertanya dengan khawatir. Keningnya menunjukkan kerutan kecil dengan tangan kanan yang mengelus lembut punggung tangan Aluna. Ia berlutut lagi agar wajahnya bisa berhadapan langsung dengan Aluna.

I'M ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang