Delapan

2.4K 118 3
                                    

"Baru mendarat, Capt?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baru mendarat, Capt?"

Aksa Fatih Adhitama. Lelaki yang mengaku sebagai supir pada Aluna sebenarnya adalah seorang sopir pesawat alias pilot yang berpangkat kapten dari maskapai penerbangan internasional Garuda Indonesia.

Fatih mengalihkan pandangannya pada co-pilot yang pernah melakukan flight bersamanya. Ia hanya mengangguk sebagai jawaban lalu beranjak menjauhi keramaian.

Bila ada yang bertanya pada maskapai penerbangan tempat Fatih bekerja, maka yang akan kalian dengar adalah seorang kapten pesawat yang hebat namun enggan basa-basi. Fatih memang ramah bila diajak bicara. Namun tentu saja pembicaraan itu haruslah penting. Bukan basa-basi semacam pertanyaan tadi.

Penerbangan Garuda Indonesia dari Singapore ke Jakarta adalah penerbangan terakhir yang Fatih lakukan hari ini. Entah mengapa akhir-akhir ini, berprofesi sebagai pilot adalah hal yang memberatkan untuk Fatih. Tentunya hal ini sangat berbeda saat dulu sebelum dirinya mendapatkan pangkat kapten atau pilot in command. Dulu, Fatih sangat bersemangat dalam menjalani setiap penerbangan yang dilakukannya.

Bukan berarti Fatih menjadi enggan untuk melakukan flight, hanya saja rasanya setiap melakukan penerbangan, ia tidak lagi sesemangat dulu hingga timbullah rasa untuk beralih maskapai penerbangan. Fatih sebenarnya sudah terlalu lelah untuk terus melakukan penerbangan internasional yang selalu saja mempunyai resiko tinggi serta jam terbang yang lama di setiap kesempatan flight. Namun ketika mengingat kembali perjuangan dirinya hingga sampai berpangkat kapten dan berada di maskapai penerbangan yang sekarang ini membuat Fatih juga enggan untuk melepasnya.

Fatih baru saja mengaktifkan ponselnya saat tiba-tiba panggilan telepon dari nomor tidak dikenal memasuki ponselnya. Ia mengernyitkan dahinya karena sama sekali tidak mengenali nomor itu. Namun pada akhirnya, Fatih tetap mengangkatnya dengan pemikiran bila nomor itu adalah nomor salah sambung, ia akan langsung menutupnya.

"Halo?" Fatih bersuara lebih dulu.

"Dia milik saya. Aluna adalah Alana."

"Halo? Siapa ini?" ujar Fatih setelah merasa bahwa ia salah mendengar. Ia merasa berhalusinasi karena tadi sempat mendengar nama Aluna disebutkan oleh nomor yang tidak dikenal itu.

"Kamu tidak akan bertemu dengannya lagi jika dia bersama saya."

Untuk sejenak, Fatih menatap ponselnya yang masih terhubung pada panggilan telepon. Kebingungan yang melanda dirinya akibat ucapan tidak jelas dari si penelpon membuat Fatih berpikir keras. Bukan karena suaranya putus-putus. Melainkan karena Fatih yang tidak mengerti maksud si penelpon berbicara seperti itu padanya.

"Maksud anda apa, ya? Jangan main-main dengan saya." Fatih mulai tersulut emosi. Seseorang yang tidak dikenali menyebut nama Aluna dalam teleponnya dengan Fatih, jelas itu sangat mencurigakan. Bahkan tidak banyak yang tahu bahwa saat ini, Fatih sudah bertunangan dengan seorang gadis SMA. Apalagi sampai mengetahui namanya.

I'M ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang