Sebelas

1.7K 86 2
                                    

"Bagaimana dengan sekolah Aluna?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana dengan sekolah Aluna?"

Langkah pertama yang Fatih lakukan selepas menghilangnya Aluna adalah bersusah payah mengatur jam terbangnya dengan pihak maskapai agar tidak terlalu sibuk. Ia yang bahkan mempunyai keinginan untuk beralih ke maskapai penerbangan domestik terus dibujuk agar tidak beralih dari penerbangan internasional karena dianggap sebagai pilot yang handal dan terlalu sayang bila ia beralih.

Dengan susah payah Fatih meluangkan waktu libur selama satu minggu terakhir untuk mencari keberadaan Aluna yang tidak kunjung ditemukan. Ia juga memaksa Rolfie untuk menggerakkan anak buahnya mencari Aluna dibandingkan fokus pada kasus pembunuhan Alana.

Lalu hari ini, kecemasan Fatih mencapai pada tingkat pendidikan Aluna. Fatih dengar, sebentar lagi Aluna harus menghadapi ujian nasional. Oleh sebab itu, tidak sepatutnya Aluna terus menghilang dan tidak memberikan kabar.

"Hal ini sebenarnya sudah biasa, Mas Fatih." Lagi-lagi Fatih dibuat kaget oleh fakta keluarga Aluna. "Biasanya pun, bila Nona Aluna tidak bisa masuk sekolah, Tuan dan Nyonya akan menutupinya dengan surat keterangan sakit. Pihak sekolah pun tahunya fisik Aluna memang lemah."

Fatih tidak habis pikir. Pikirannya yang sudah kalut terasa semakin dibuat rumit oleh fakta yang barusan dikatakan oleh Bi Nah. Bahkan saking khawatirnya Fatih pada Aluna, beberapa hari terakhir Fatih sampai menginap di rumah Aluna yang hanya diisi oleh para pelayan karena kedua orang tuanya sibuk dengan bisnis mereka. Fatih terus menelusuri seisi rumah Aluna. Berharap akan menemukan sesuatu atau pesan tersembunyi dari Aluna perihal keberadaannya saat ini.

Tiba-tiba saja, terlintas sebuah ide yang membuat Fatih bangkit dari duduknya lalu meraih jaket dan kunci mobilnya.

"Mas Fatih mau kemana?" tanya Bi Nah.

"Saya harus ke sekolahnya Aluna. Tolong Bibi jangan lengah. Terus paksa para pelayan memberikan keterangan perihal siapa yang terakhir kali masuk ke kamar Aluna maupun kapan terakhir kali mereka melihat Aluna." Fatih lagi-lagi berbicara tanpa ragu. Raut wajahnya yang akhir-akhir ini selalu terlihat serius membuat Bi Nah tidak lagi mengajak Fatih untuk membicarakan hal basa-basi seperti sebelumnya.

Bi Nah lantas menjawab, "siap, Mas."

***

Fatih melirik jam tangannya yang menandakan pukul empat sore. Sudah sekitar dua jam Fatih menunggu di dalam mobil, tepatnya di depan gerbang sekolah SMA Panca Warna untuk menemui kedua teman Aluna, Valice dan Raya. Beberapa murid sudah sejak tadi mulai berhamburan keluar dari gerbang namun baru lima menit kemudian kedua mata Fatih menemukan dua orang yang dicarinya sejak tadi itu.

Fatih membuka pintu mobilnya, melangkah keluar lalu menunggu Valice dan Raya yang sepertinya akan berjalan melewatinya. Tidak peduli seberapa banyak perhatian yang Fatih dapatkan atas eksistensinya di sana, menemui Valice dan Raya adalah satu-satunya solusi yang ia punya.

I'M ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang