Delapan belas

1.4K 76 0
                                    

“Saya terima nikah dan kawinnya Aluna Zafaca binti Rudi Pramudito dengan mas kawin tersebut dibayar tunai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Saya terima nikah dan kawinnya Aluna Zafaca binti Rudi Pramudito dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”

Aluna tidak menyangka bahwa Mama dan papanya ternyata benar-benar tidak main-main saat mengatakan bahwa Aluna akan segera menikah dalam jangka waktu dekat. Setelah persiapan yang dilakukan secepat kilat, akad nikah benar-benar dilaksanakan meski secara tertutup. Begitu pula resepsi yang langsung di adakan selepas akad nikah.

Kendati demikian, resepsi pernikahan yang tertutup tidak membuat tamu yang datang berjumlah sedikit. Mulai dari rekan bisnis orang tua Aluna, kerabatnya, kenalan Fatih dan teman-temannya dari dunia penerbangan, serta keluarga Fatih. Meskipun kesannya pernikahan hanya antar keluarga dan orang-orang terdekat, tetapi tetap saja rumah Aluna berujung ramai hingga para pelayan yang turut andil dalam membantu keperluan dalam acara menjadi ikut sibuk.

Untuk Aluna yang baru saja lulus sekolah, hanya ada beberapa teman saja yang hadir. Mulai dari Raya dan Valice sampai Rafi, Zav dan Zavian. Jumlah yang sedikit itupun berdasarkan permintaan Aluna. Niatnya untuk mengurangi keramaian dan gunjang-ganjing akibat menikah sangat muda. Namun ternyata, hal itu tetap saja tidak bisa terhindarkan. Banyak pasang mata yang melihat Aluna dan Fatih dengan tatapan mata meremehkan maupun ucapan yang bisik-bisik namun memiliki gerakan bibir yang terbaca oleh Aluna.

Meremehkan, meragukan dan menertawakan.

Kendati demikian, Aluna tetaplah Aluna. Ia yang selalu menjadi topik pembicaraan namun ia juga adalah orang yang paling pertama tidak peduli pada hal itu.

"Selamat Aluna!"

Ucapan itu disampaikan Valice dan Raya secara bergantian sewaktu mereka ikut naik ke pelaminan. Setelah sesi foto, mereka tidak beranjak dari sana dan memilih mengobrol dengan Aluna dan Fatih. Dimulai oleh Raya lebih dulu.

"Wih, beneran nikah, ya. Gerak cepat banget." Raya mengomentari.

Valice menepuk pundak Raya. Ia yang langsung tertawa nampaknya hendak menunjukkan bahwa ia sedang bercanda. Namun dari ringisan Raya, Aluna tahu bahwa itu sebenarnya adalah bentuk teguran untuk tidak berbicara sembarangan.

"Aku kalau jadi Aluna pun mau nikah cepet, Ya. Suami udah mapan, tampan pula. Masa depan tuh rasanya udah terjamin. Enggak perlu mikirin yang lain-lain. Mau kuliah setelah nikah? Bisa. Mau bisnis juga bisa. Apalagi kalau mau rebahan aja di rumah enggak ngapa-ngapain. Pasti bisa kalau suaminya udah semapan Mas Fatih mah." Valice menimpali.

"Bener juga sih," kata Raya setelah memikirkannya sekali lagi.

"Selamat, ya." Kali ini, ucapan selamat itu diucapkan oleh Zav. Diikuti Rafi dan Zivan setelahnya. Meskipun beberapa waktu terakhir, mereka terkesan menjauhi Aluna tetapi entah mengapa ketiganya justru menyempatkan diri untuk memenuhi undangan.

Bertepatan dengan hadirnya Zav, Rafi dan Zivan, Raya dan Valice menuruni pelaminan menuju ke prasmanan untuk menikmati jamuan makan yang telah disediakan.

I'M ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang