2

1.3K 98 15
                                    

"Celaka!" Hari ini aku ada janji. Aku berjanji untuk mengantarnya pergi ke suatu tempat yang entah ke mana.

"Kambing kau, Key! Kambiiiiing"

Aku benar-benar lupa kalau 2 hari yang lalu dia memintaku untuk mengantarnya ke suatu tempat. Dan tanpa memikirkan apa pun aku seketika mengatakan iya, menyanggupinya dengan nada semangat.

"Jangan terlambat, loh! Jam 7 pagi harus udah bangun. Bergadang untuk berkarya itu boleh, tapi sempatkan waktumu buatku, ya," itu yang diucapkannya sebagai penutup chatingan kita 2 hari yang lalu, sebelum kubalas dengan pesan singkat bertuliskan "Ya," yang berakhir dengan centang dua berwarna biru tanpa ada tulisan "sedang mengetik" setelahnya. Terasa sangat tidak menyenangkan untuk sepasang manusia yang sedang menjalin suatu hubungan. Tetapi tanpa mengatakan beruntung, kenyataan yang ada kini aku dan dia memang tidak sedang berada dalam satu hubungan apa-apa. Dia sejak 3 tahun yang lalu sudah memiliki kekasih mapan yang kerja di luar kota, yang tak pernah mau kutahu tempatnya di mana. Yang kutahu kekasihnya itu berusia 3 tahun lebih tua darinya, atau jika aku masih memiliki kemampuan menghitung yang baik seperti waktu kelas 1 Sekolah Dasar dulu, kekasihnya itu berusia 25 tahun kurang lebih. Seusia Renold, mungkin. Kekasihnya adalah seorang Sarjana. Dengan perawakan ideal, dimana tinggi badan dan tingkat kegemukannnya terlihat sangat sesuai (Aku tahu karena pernah bertemu). Wajah kekasihnya pun cukup tampan menurut pandangan orang lain, atau setidaknya bagi dia dan kakak perempuannya.

Dengan kondisi yang sesungguhnya masih sangat kacau, rambut yang bahkan belum selesai ku atur, bulu mata yang tiba-tiba memiliki kekuatan lebih untuk terus menarik kelopak mataku ke bawah, kepala yang belum siap untuk menerima kenyataan bahwa hari ini akan ada badai paling susah ditenangkan dari wajah seorang gadis cantik yang andai saja tidak kulakukan kesalahan pagi ini, mungkin akan menjadi hari yang baik-baik saja.

'Tidak menepati janji, atau membuat perempuan menunggu lama adalah kesalahan paling berat No.7 di dalam daftar hal-hal yang paling tidak boleh dilakukan terhadap perempuan." Dan pagi ini aku melakukannya.

Dengan segenap ketakutan aku memaksakan diri untuk segera bangun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan apa pun yang perlu dibersihkan. Sebenarnya jika bukan karena dia, aku akan sangat berat sekali memaksakan diri untuk menyudahi persetubuhanku dengan kasur. Tapi, membayangkan wajah ngambeknya saja sudah membuat rasa ingin tidurku benar-benar menciut. Biar kuberi tahu satu hal, bahwa; ketika dulu waktu kecil aku begitu ketakutan oleh sosok hantu legendaris yang paling menguasai televisi, yaitu Nenek Lampir. Yang dengan tawanya yang begitu khas sampai pernah membuat hari-hariku menjadi penuh rasa khawatir dan was-was manakala sedang sendirian, sekarang aku lebih takut saat menghadapi wajahnya yang cemberut. Kau tahu? Mengembalikan mood perempuan hampir sama susahnya dengan menampar pipi cucu Presiden . Aku tidak sedang bercanda. Ini benar-benar masalah serius!

"P," aku mencoba memberanikan diri mengirim pesan Whatsapp. Untuk setidaknya bisa memastikan bahwa kontak ku tidak dia block. Karena salah satu cara paling disukai oleh beberapa perempuan saat merasa kesal adalah dengan memblock kontak orang yang akan segera mereka benci. Terkesan agak lebay memang, tapi bagi perempuan yang hendak mengamuk, di dalam hidupnya kata lebay benar-benar akan disingkirkan. Mereka tidak perduli dengan apa kata orang, selama hatinya belum mengatakan berhenti.

Dan ternyata "P," yang kukirimkan berhasil sampai tepat ke HPnya, terbukti dengan tanda ceklis dua.

Kutunggu sekitar 6 menit berlalu, "P," yang kukirim tak kunjung membiru. Yang mana artinya tidak atau mungkin belum dia baca. Ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi disini:
1. Dia sudah pergi sendirian
2. Dia pergi dengan sepupunya
3. Dia pergi dengan seseorang yang tidak kuketahui No.1
4. Dia pergi dengan seseorang yang tidak kuketahui No.2
5. Dia pergi dengan seseorang yang tidak kuketahui No.3
6. Dia pergi dengan seseorang yang tidak kuketahui No.4
7. Dia belum pergi karena masih menungguku (yang kupikir ini mustahil.)
8. Dia tidak jadi pergi karena terlanjur badmood
9. Dia belum pergi dan HP nya sedang di charge
10. Dia belum pergi dan sedang di dalam perjalanan ke sebuah mini market untuk membeli rumput laut
11. Dia belum pergi dan sedang di dalam perjalanan pulang dari sebuah mini market setelah membeli rumput laut
12. Atau dia telah benar-benar menghapus aku dari daftar orang yang pernah ia kenal semasa hidupnya

Segala kemungkinan benar-benar bisa terjadi jika perempuan sedang marah. Dan 12 kemungkinan itulah yang saat ini terlintas di kepalaku.
Kuputuskan untuk mengirim "P," lebih banyak, dan lalu kutelpon dia berulang-ulang. Tak kunjung mendapat jawaban sampai menit ke 14 sejak "P," pertama kukirim. Gerombolan ternak huruf "P," berhasil menunjukan dua ceklis berwarna biru. Yang berarti pesanku telah dia baca.

"Aduh, aku kira aku tertidur selama 1000 tahun, dan tiba-tiba aku jadi kakek-kakek. Maafkan, ternyata jadi seorang kakek itu agak susah mengingat sesuatu," aku meneruskan pesan untuk menutupi ketidakjelasanku perihal kumpulan "P," yang sebelumnya telah dia baca.

"Aku 1000 tahun ditinggal tidur dan masih ingat soal janji hari ini," dia membalas.

"Aku cuma ketiduran, tidur itu di luar kendaliku."

"Apa memang, yang bisa kamu kendalikan?"

"Hampir tidak ada."

"Hampir? Berarti dari 100 yang tidak, masih ada 1 yang bisa kamu kendalikan."

"Aku bisa mengendalikan angin."

"Bohong!"

"Kok tahu?"

"Ha Ha"

"Jangan marah"

"Enggak"

"Itu marah"

"Enggak!"

"Yauda maaf :("

"Y"

"Tuh, kan marah"

"Udah tahu, malah nanya!"

"Emmm, lucu deh kalau marah"

"Yauda tiap hari aku marah"

"Lakukan, kalau untuk jatuh cinta denganku kamu perlu marah"

"Jangan gombal, ah!

"Emmm senyum 2 cm"

"Mana ada!"

"Tuh, cantik, aku lihat dari langit. Dia cerah"

"Gila!"

"Kakek 1000 tahun memang lebih gila dari orang gila wleee"

"Terrrrseeeeerah!"

"Aku kesitu yaaa, jadi enggak?"

"Enggak"

"Yauda aku kesitu, ya"

"Enggak"

"Ini aku dah di jalan"

"Kok ngetik?"

"Jalan ke luar, mau ambil motor hehe"

"H"

"Tunggu, ya, aku kesitu"

"Y"

"SPJ amat :(" (Singkat Padat dan Jelas)

"Jangan ganggu ah! Malas ngetik"

"Lagi apa, emang?"

"Kan put aut"

_______

InsyaAllah kulanjutkan lagi nanti yaa ceritanyaaa, selamat membaca 😁

Langit Yang Jauh Untuk Kecoa Yang TerbalikWhere stories live. Discover now