Bangun Pagi Adalah Perjuangan

2.2K 134 4
                                    

"Banguuuuuuun, banguuuuuuuun, dah pagi ini. Oi, Key!" rasa-rasanya seperti ada sesuatu yang samar, sedikit terdengar, lalu hilang lagi. Seperti suara bising yang sengaja didentumkan berkali-kali untuk merusak sebuah mimpi indah di mana tinggal sedikit lagi bibir sesosok gadis manis akan menyentuh pipi. Dan, tendangan keras yang tepat mengarah ke bokong benar-benar merusak segalanya.

"Renold, sialan! Kau pagi ini masuk ke dalam daftar bajingan paling jahat di penjara paling dasar di bumi! Aku kenal betul kau salah satu manusia kurang ajar, yang gobloknya minta ampun, tapi sampai di dalam mimpi kau buat aku kehilangan gadis semanis dia?" Gumamku yang akhirnya terbangun sembari memegangi bokong yang baru saja ditendang Renold. Lalu tak lama dari itu aku kembali terkapar, mengambil guling, dan tidur.

Salah satu rintangan yang paling sulit ditaklukan di muka bumi ini adalah tidur. Untuk mengalahkan mata belek di pagi hari butuh pemicu yang benar-benar dahsyat! Seperti teriakan legendaris dari seorang ibu, atau perang suami-istri di bilik tetangga, atau panggilan telpon dari perempuan. Tetapi mungkin hal semacam ini hanya berlaku untukku saja. Tergantung dari bagaimana cara setiap orang mengatur pola hidup sendiri-sendiri. Yang sebenarnya, jika boleh kukatakan dengan jujur, pagi ini aku baru tidur jam 5 pagi, lalu dihantam tendangan keras jam setengah 8 pagi. Waktu 2 jam setengah nyatanya bukan waktu yang cukup untuk orang yang sering bergadang, tertidur nyenyak.

"Kambing, memang!" gerutu Renold yang mulai merasa kesal.

Renold adalah salah satu teman satu kosku. Berusia tiga tahun lebih tua (25 Tahun), dengan tubuh yang lebih pendek, dan bukan termasuk orang yang punya kemampuan lebih selain pandai bicara dengan perempuan. Kemampuannya untuk akrab dengan perempuan dalam hitungan detik merupakan kenyataan paling tidak bisa diterima, khususnya oleh orang kaku sepertiku. Aku kadang merasa heran, kenapa Renold bisa selihai itu dalam mengatur pembicaraan dengan lawan jenis. Meski memang kepada sesama jenis pun dia pandai bergaul. Bisa cepat akrab dan membuat suasana tetap baik-baik saja untuk ukuran orang yang baru saja kenal. Kupikir kemampuannya ini mencengangkan, sebab untuk melakukan hal yang sama aku benar-benar tidak pernah bisa. Pernah aku berusaha untuk memulai segalanya dengan lebih berani, mencoba menyapa perempuan di sebuah cafe,
"Hai, emmm, kenalkan- Key," dan sesaat setelah perkenalan diri yang kupikir mengagumkan, muncul sosok lelaki tinggi, tetapi tidak kurus, dengan wangi yang sangat tajam, memakai kemeja putih dan celana panjang berwarna cream dengan kunci mobil yang tergantung di saku celana bagian belakang. Yang membuat perempuan tersebut seketika mengalihkan pandangan dan saling cium pipi tepat di depanku. Kau tidak perlu membayangkan aku setelah itu bagaimana.

Jam 11 lewat 3 menit aku akhirnya punya kekuatan lebih untuk bisa bangun dan mengalahkan mata yang sebenarnya masih sangat ngantuk. Aku tidak seperti kebanyakan orang di zaman sekarang, di mana hampir semua orang ketika bangun tidur pasti mengambil HP (Handphone) mereka untuk memulai setiap kehidupan di pagi hari. Hal yang sering kulakukan saat pertama kali bangun tidur ada banyak, dan tidak tentu. Terkadang aku hanya duduk, meratapi betapa menyedihkannya harus terlepas dari nikmatnya kegiatan hebat bernama tidur, atau tetap terbaring sambil menggaruk-garuk bagian tubuh yang sebenarnya tidak terasa gatal sedikit pun. Tapi kupikir setiap orang punya rutinitas bangun tidurnya sendiri-sendiri. Seperti sebuah bakat terpendam yang hanya bisa kita lakukan dengan penuh kenikmatan. Ya, rutinitas alami yang penuh kenikmatan. Jujur saja, kadang secara tidak sadar saat bangun tidur, aku ternyata sedang memegang kemaluanku dan merasa sangat nyaman ketika melakukannya. Mungkin agak terdengar aneh, tapi, memang itu kenyataannya.

Sampai beberapa saat setelah aku merasa tidak ada lagi bagian tubuh yang perlu digaruk, dan sedikit demi sedikit kesadaran kembali ke tubuhku secara utuh, aku mengambil HP dan menemukan banyak notifikasi pesan Whatsapp dengan gerombolan huruf P dan tanda seru ( ! ), dan 17 panggilan suara tak terjawab.

"Celaka!" Hari ini aku ada janji. Aku berjanji untuk mengantarnya pergi ke suatu tempat yang entah ke mana.

"Kambing kau, key! Kambiiiiing"

____

InsyaAllah kulanjutkan nanti ya, jam 2 malam lebih 11 menit kupikir sudah waktunya untuk istirahat 😁

Langit Yang Jauh Untuk Kecoa Yang TerbalikWhere stories live. Discover now