30. Pasar malam

2.9K 160 50
                                    

Jangan lupa like, komen, dan sharenya teman-teman:)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa like, komen, dan sharenya teman-teman:)

Perasaan emang suka main-main dengan tuannya.
-Elang Zanuar

Versi Revisi

Ternyata selera Arina dan Elang sama. Lebih menyukai tempat ramai di luar ruangan, ketimbang tempat-tempat seperti Mall atau Cafe. Seperti sekarang, mereka tengah berada di sebuah Pasar malam yang tidak jauh dari Ibukota. Diam-diam, Arina mencuri pandang. Menatap Elang dengan balutan Hoodie hitam dan rambutnya yang diturupi Topi hitam. Percayalah, sangat tampan.

Disana sangat ramai. Keluarga kecil yang berlalu lalang, sontak membuat hati Arina tersentuh. Ingatannya kembali pada saat momen kebersamaan dengan almarhumah Citra dan keluarganya. Arina sangat merindukan hal itu. Sungguh.

"Lo mau beli apa?" tanya Elang. Tangannya perlahan-lahan bergerak. menyatukannya bersama tangan Arina. Tidak ada penolakan dari sang empu. Malah, Arina terlihat mengulum senyum.

"Gula-gula aja kak, gimana? Lo suka?" tanya Arina berharap Elang menyukainya juga. Benar saja, Elang langsung menganggukkan kepalanya mantap. "Gue suka," jawab Elang singkat.

Tidak lama kemudian, mereka langsung menghampiri Bapak-bapak penjual gula-gula yang tengah diserbu anak-anak. Ibu dari mereka diantaranya terlihat menaruh tatapan aneh kepada Arina dan Elang. Namun, Elang merasa tidak terganggu sama sekali. Berbeda dengan Arina yang agak malu. Bagaimana tidak, hanya mereka saja orang dewasa yang membeli gula-gula itu. Sisanya anak-anak berumur lima tahunan.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya giliran mereka. Elang terlihat memesan gula-gula berwarna pink dua buah. Begitu selesai, Elang langsung menyodorkan gula-gula itu kepada Arina. "Makan disitu yuk?" Arina menawarkan agar mereka duduk di dekat pohon rindang. Elang mengangguk. Kemudian, cowok itu mengenggam tangan Arina kembali, bersiap melangkah pergi sebelum sebuah suara sontak menghentikan langkah mereka.

"Kalian nggak malu beli gula-gula?" tanya seorang wanita cantik yang sudah berumur.

Arina langsung menengadah, menatap Elang yang lebih tinggi darinya. Dan Elang menatap wanita berumur itu datar. "Buat apa saya malu Bu? Selama saya bisa nyenengin temen saya, saya nggak perlu malu."

"Oh, kalian cuma temen? Ibu kira kalian udah pacaran dari lama loh. Soalnya kalian bener-bener cocok."

Arina mengigiti bibir bawahnya. "Sebenernya saya juga lagi nunggu waktu, Bu. Kalau begitu saya permisi," Elang pamit serta langsung menarik Arina pergi.

Bersamaan dengan itu, debaran jantung Arina berpacu dua kali lebih cepat. Apa maksud perkataan Elang tadi? Setelah sampai di sebuah kursi dekat pohon yang hanya cukup untuk dua orang, Elang terlihat mendudukkan Arina dengan perlahan. Sedangkan Arina tak henti-henti melihat wajah tampan Elang.

Arina or Arisa? (Completed)Where stories live. Discover now