22. Bertemu di Supermarket

3K 190 98
                                    

Like, komen dan sharenya sangat ditunggu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Like, komen dan sharenya sangat ditunggu!

Kalian jangan pada ngumpat terus, mendingan sayang gue aja.
-Aksa Gerald Pradipta

Versi Revisi

Tok tok tok.

Suara ketukan pintu dari luar kamar sukses membuyarkan lamunan Arina. Cewek itu mengerjap-ngerjap, kemudian beranjak dari duduknya setengah malas.

"Rin, ini gue Arisa!" teriaknya dari luar. Arina memutar knop pintu dengan perlahan. Setelah berhasil terbuka, di depannya sudah ada Arisa yang tersenyum senang ke arahnya.

Cewek itu langsung masuk ke dalam kamar lalu duduk di atas kasur milik Arina. Sang pemilik hanya bisa pasrah dan mengikuti Arisa dari belakang.

"Rin, kayaknya gue suka deh sama kak Aksa," jelas Arisa tersipu malu sambil mengguling-gulingkan badannya di atas kasur. Entah mengapa, mendengar perkataan Arisa sontak membuat hatinya bergejolak tidak karuan.

Arisa tidak tahu bahwa sekarang Arina tengah berjuang mati-matian untuk tidak menampakkan kesedihannya di depan Arisa. Namun ia sadar diri, ini juga memang salahnya, Arina sangat-sangat terlambat menyadari perasaannya pada Aksa. Kalau saja tidak, mungkin Arina tidak akan terjebak dalam situasi seperti itu.

Antara memilih keluarganya atau memilih perasaannya?

Arisa mengernyit saat melihat ekspresi kembarannya yang tampak biasa saja. "Rin? Kok wajahnya kayak nggak seneng gitu? Kenapa?" tanya Arisa seraya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Hm? Oh, i-iya lo suka ya sama Aksa. Gu-gue seneng kok," sahut Arina yang jelas-jelas cewek itu tengah membohongi perasaannya sendiri.

"Ck, syukurlah! Sumpah gue seneng bangettt!" pekik Arisa senang.

"Iya Ris, selamat ya ... ngomong-ngomong, lo suka sama Aksa dari kapan emang?" tanya Arina.

"Udah lama sih ... dan sumpah, Rin! Gue bener-bener nggak nyangka kalau gue emang dijodohin sama kak Aksa tahu nggak?!"

Arina tersenyum miring dalam tatapannya yang kosong. "Mungkin kalian emang jodoh." Kemudian, cewek itu menyesali ucapannya.

"Iya, semoga aja. Btw makasih ya Rin, berkat baju yang lo pilih gue jadi beruntung banget malam itu," ujar Arisa seraya memeluk Arina dengan erat.

"Iya sama-sama, nggak perlu berlebihan juga kali." Setelah itu, Arina melepas pelukannya. Jika terlalu lama, rasanya cewek itu sering mengkhianati pikiran dan hatinya. Lebih baik, Arina menjaga jarak dari Arisa sekarang. Daripada suatu saat timbul perasaan benci padanya.

Arina or Arisa? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang