"Jika itu alasannya, tidak akan kubiarkan kau menikah dengan orang kaya itu. Satu-satunya alasan yang bisa kuterima jika kau menikah nanti adalah orang itu harus benar-benar mencintaimu dan berjanji akan menjagamu seumur hidupmu..kalau tidak jangan harap aku akan menyerahkanmu.."

Mendengar kata-kata adiknya itu, Jinhwan terharu. Terkadang adik lelakinya itu terkesan cuek padanya namun dia tahu Jeongwoo begitu menyayanginya, terlebih setelah kecelakaan yang merenggut nyawa ayah mereka dan menyebabkan kaki Jinhwan cacat.

"Iya..iya..dasar cerewet.."

JINHWAN POV

"...tapi, Jeongwoo, setiap kali aku ingin menolak perjodohan ini, aku teringat tentang para rentenir yang mendatangi rumah kita sebulan lalu dan mengancam akan menyita rumah ini karena pinjaman kita yang menunggak semakin banyak. Aku tidak tega melihat wajah ibu saat itu.."

"...jika aku menikah dengan orang kaya itu, sepertinya kita akan tertolong, juga rumah ini...aku tidak akan pernah menyerahkan rumah ini karena hanya ini kenangan tentang ayah yang kita punya.."

"...dan mungkin aku akan dicap sebagai gadis tidak tahu malu yang hanya mengejar harta, menikah hanya karena uang..tapi jika dengan begini aku bisa melindungi ibu, kau, juga ayah yang kenangannya tinggal dalam rumah ini, sepertinya aku tidak akan terlalu menyesalinya...aku hanya berharap aku mengambil keputusan yang tepat..."

.

.

.

.

Hanbin berusaha menghubungi sebuah nomor namun berkali-kali sambungannya diputus. Dia memegang secarik kertas kecil bertuliskan Detektif Song Mino dan dibawahnya tertera nomor ponsel yang sedang ditelepon Hanbin.

"June-ya, apa ini benar nomor telepon Detektif Song? Kenapa dari tadi tidak bisa tersambung?"

"Aku mendapatkannya dari mantan rekan kerjanya yang bekerja di kantor polisi Distrik Han Gang. Hanya itu satu-satunya nomor yang disimpannya"

Hanbin menyenderkan kepala di sandaran kursi direktur mewah miliknya. Dia berusaha melacak keberadaan sang detektif yang dulu menangani kasus penculikannya. Kabar terakhir yang didapat, Detektif Song dipindahkan ke kantor polisi di Busan sepuluh tahun lalu dan hanya menangani kasus-kasus kecil disana.

"Aku akan ke Busan, antar aku kesana, Sekretaris Koo"

"Kau serius mau menemuinya? Biar aku saja yang pergi"

"Aku yang punya urusan dengannya, June..cepat siapkan mobil"

"Baik Tuan Muda.."

------------

"Bagaimana dengan rencana pernikahanmu? Benar-benar kebetulan yang menyenangkan yah.."

June tersenyum jahil di akhir kalimatnya. Hanbin dan June sedang dalam perjalanan menuju Busan dengan mobil yang dikendarai June.

"Tutup mulutmu, aku tahu kau sedang mengolok-olokku..aku masih bingung harus bagaimana menghadapinya nanti..belum lagi kalau Jiwon hyung tahu, semua bisa jadi makin rumit.."

"Rumit apanya? Kau tinggal menyerahkan posisi pewaris perusahaan pada Tuan Jiwon dan gadis itu yang akan bertunangan dengannya bukan denganmu..it's a win-win solution, man.."

"Tidak semudah itu June.."

"Atau jangan-jangan kau juga tertarik pada gadis itu? Saat kita berkunjung di sekolah baletnya, kau terus-terusan menatapnya...hemmm..ku mencium bau sesuatu, love is in the air.."

PLAK!

Sebuah pukulan mendarat mulus di kepala belakang June membuatnya mendengus kesal.

"Untung saja aku sedang menyetir..kalau tidak habislah kau, Kim Hanbin.."

BINHWAN_PERHAPS LOVE_🔚Where stories live. Discover now