2. BROTHERS

913 89 8
                                    

"..and five-six-seven-eight.."

Terdengar alunan musik klasik di sebuah aula tempat Jinhwan dan teman-temannya berlatih balet. Mereka sedang bersiap karena siang ini mereka diminta tampil dalam acara peresmian sebuah sekolah akting dan modelling.

Direktur sekolah mereka yang merekomendasikan agar mereka tampil sebagai sarana promosi sekolah balet mereka, White Swan Classical Balet School. Kini mereka berlatih di bawah bimbingan mentor mereka, Mrs. Park Chaerin, guru balet yang sudah puluhan tahun mengajar di sekolah mereka.

"Jinanie..32 kali putaran fouettes..Rose 16 kali, dan yang lain 10 kali, dimulai dari sekarang.."

Jinhwan segera berputar dengan satu kaki sedang kaki yang satunya disilangkan ke lutut dengan posisi telapak kaki berjinjit atau en pointe. Dia berhasil melakukan gerakan itu dengan mudah sesuai harapan Mrs. Park.

"Excellent, Jinanie.."

Mrs. Park bertepuk tangan untuk Jinhwan, membuat gadis itu tersenyum malu.

"Latihannya cukup sampai disini, kita akan bersiap sebentar lagi. Semua kostum sudah disiapkan di ruang make-up. Khusus untuk Jinhwan dan Rose, kalian akan memakai kostum yang berbeda, sudah disiapkan juga oleh asistenku. Baiklah, sampai bertemu di panggung, anak-anakku"

"Terima kasih, Mrs.Park"

Mereka berterima kasih dan memberi salam dengan membungkuk ala kerajaan, salam wajib dalam tarian balet.

"Hahh..melelahkan sekali padahal baru latihan..Eonni, kau hebat sekali berhasil melakukan fouettes dengan sempurna. Aku iri padamu, baru separuhnya saja aku sudah ngos-ngosan seperti ini"

Jinhwan hanya tersenyum menanggapi Rose, lalu mengajaknya ke ruang ganti untuk bersiap.

Sebenarnya Jinhwan tidaklah sesempurna itu.

Dia punya kelemahan di kaki kirinya yang sempat mengalami patah tulang saat kecelakaan yang menimpanya 20 tahun lalu.

Jika dia terlalu banyak berlatih, kakinya akan mengalami pembengkakan dan butuh waktu lama untuk pulih kembali.

Selama ini dia selalu memakai kain elastis untuk penahan agar kakinya tidak bekerja terlalu keras dan rajin melakukan fisioterapi, namun kali ini dia harus berlatih selama dua minggu non stop dan diakhiri dengan kompetisi.

Dia agak khawatir dengan kondisi kakinya dengan jadwal padat seperti itu. Dia hanya bisa berharap akan menemukan klinik fisioterapi di Singapura yang bisa membantunya mengatasi masalah pada kakinya.

.

.

Hanbin sedang menunggu June menjemputnya untuk menghadiri acara peresmian itu sambil membuka tabnya, memeriksa beberapa email yang masuk dan progres harian perusahaannya.

Knock..Knock..

"Masuklah.."

Hanbin masih fokus dengan tabnya saat June menatapnya dengan pandangan takjub.

"Woah..Tuan Muda Kim, kau terlihat..luar biasa pagi ini. Auramu sebagai CEO begitu terlihat. Bahkan kantung matamu tidak nampak sama sekali. Tidurmu pasti sangat nyenyak semalam ya? Memang hotel pilihan Koo June ini yang terbaik di kelasnya. Tidak perlu berterima kasih, Tuan Muda"

June menutup ocehannya dengan senyum lebar, senyum ala bulbasaurnya yang menawan.

"Sudah selesai menyombongkan diri, June? Ayo sarapan di bawah, aku jadi lapar sekali mendengar ocehanmu pagi-pagi begini"

June mempersilahkan Tuan Mudanya keluar kamar terlebih dahulu. Lift yang mereka naiki meluncur turun ke lantai 1 tempat resto hotel itu berada.

"Selesai sarapan kita langsung ke lokasi acara, setelahnya akan ada meeting dengan beberapa pemegang saham di sekolah itu. Kita bisa langsung pulang malam harinya atau keesokan harinya juga tidak masalah. Kau tidak ada jadwal penting besok"

BINHWAN_PERHAPS LOVE_🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang