[5] Terlalu Sulit

13.5K 723 0
                                    

Memaafkanmu sama saja membuka luka lama.

Memaafkanmu sama saja membuka luka lama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gentaaaa!!"

Cowok itu mengelus dadanya pelan terkejut, karena seseorang memanggilnya tiba-tiba dengan suara kencang. Ia menoleh, menatap Sara dan Mei yang berlari ke arahnya.

Genta sudah bisa menebak apa yang akan mereka katakan padanya. Sara dan Mei pasti akan menanyakan Elea kepadanya. Mereka sahabat dekat Elea. Yang Genta tau, kepindahan Elea tak beralasan yang jelas, mungkin Elea juga tidak memberikan alasan kepada kedua temannya sehingga mereka berdua sekarang berada di hadapan Genta.

"Genta, lo tau kabar Eleanor nggak?" tanya Sara.

"Nggak."

"Ish. Apa ya kabarnya. Lo tau alasan dia pindah nggak?" tanyanya lagi.

Genta mendadak gugup. "Nggak. Kenapa nanya gue? Emang dia nggak bilang sama kalian? Lo berdua kan sahabatnya."

"Elea cuma bilang kalo dia pindah lagi ke Jogja. Ke rumah neneknya. Udah, itu aja," ujar Mei. "Lo beneran nggak tau?"

"Lo aja yang sahabat deketnya nggak tau, apalagi gue," sahut Genta.

"Ish, rumah lo kan deket tuh depan-depanan, kali aja dia atau orangtuanya cerita kenapa Elea pindah," ujar Sara. Gadis itu lalu cemberut.

"Ya mungkin neneknya minta ditemenin sama Elea kali. Nggak tau gue. Udah ah lagi praktek Bahasa Indonesia nih," ujarnya.

Mengabaikan Sara dan Mei, Genta melanjutkan langkahnya menuju kelas. Ia hanya ijin sebentar untuk ke toilet jadi ia tidak ingin berlama-lama diluar.

Sebentar lagi memasuki musim ujian, Genta tidak ingin ketinggalan pelajaran hanya karena masalah ini. Rumah tangganya dengan Elea yang masih abu-abu dan pekerjaannya yang menguras banyak waktu. Genta harus pintar membagi waktunya sekarang.

Praktek Bahasa Indonesia telah selesai. Pelajaran diakhiri dengan guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Saat yang lainnya memilih untuk pergi ke kantin, Genta malah duduk di kelasnya dan mengisi tugas yang baru saja diberikan.

"Itukan PR, nanti aja kerjainnya di rumah. Sekarang ke kantin dulu ayo," seru Latif yang duduk di sampingnya.

"Duluan aja. Kalo keburu nanti gue nyusul, kalo nggak lo beliin gue roti ya," ujar Genta tanpa menolah.

Latif memandang Genta yang masih sibuk mengisi tugas. Biasanya Genta tidak seperti ini, meskipun tidak acuh juga pada tugas.

"Genta, lo lagi ada masalah ya?" tanya Latif. Nada suaranya berubah serius.

Genta hanya bergumam, berusaha terlihat biasa saja dan tidak membuat Latif bertambah curiga.

"Lo keliatan beda aja akhir-akhir ini. Lo sedikit agak berantakan akhir-akhir ini, udah jarang main sama gue. Lo juga agak kurusan. Lo sebenernya kenapa? Nggak mau cerita ke gue?"

Our RelationshipWhere stories live. Discover now