[15] Berbagi

11.1K 690 4
                                    

Aku tidak punya waktu untuk menyayangi orang lain. Karena aku sudah menghabiskan waktuku untuk mencintaimu.

"Jangan-jangan Mama lo hamil lagi ya?!" tanya Sara dengan suara kencang

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Jangan-jangan Mama lo hamil lagi ya?!" tanya Sara dengan suara kencang. "Genta, lo mau punya adek? Iya?"

Genta memutar bola matanya, meski begitu ia menghela napas lega. Gue mau punya anak, bukan adek! "Nggak! Sotoy lo. Gue kan udah bilang ini ada di sini dan gue mau balikin ke tempatnya," ujarnya. Genta melirik ke samping sedikit, memastikan bahwa posisi Elea aman.

"Yaudah, gue duluan ya," katanya. Ia langsung berbalik tanpa menunggu jawaban Sara dan Mei. Saat berada dibalik rak tempat Elea bersembunyi tadi, perempuan itu sudah tidak ada disana. Apa sudah keluar?

Saat Genta sudah berada di parkiran, ia melihat ke sekeliling mencari keberadaan Elea, namun perempuan itu tidak ada.

"Genta..."

Cowok itu menoleh. Elea ternyata bersembunyi di balik mobil. Genta langsung menghampirinya.

"Lo nggak papa?" tanyanya.

Elea menggeleng. "Pulang."

Genta langsung mengangguk. "Lo tunggu di halte depan ya biar nggak keliatan mereka."

Elea mengangguk. Perempuan itu benar-benar panik saat melihat Sara dan Mei. Elea belum siap bertemu mereka. Elea belum siap dibenci sahabat-sahabatnya.

Genta buru-buru melajukan motornya meninggalkan supermarket itu sebelum Sara dan Mei keluar dan melihat Elea. Genta mengerti perasaan Elea. Ia juga mengerti ketakutan Elea jika sampai bertemu Sara dan Mei.

Mereka sampai di rumah sepuluh menit kemudian. Elea langsung masuk ke rumah, raut wajahnya ketakutan.

"Nggak papa, Lea. Mereka nggak liat lo," ujar Genta menenangkan.

"Gue takut, Gen," ucap Elea pelan. "Gimana kalo mereka emang liat gue? Terus mereka jadi benci sama gue karena keadaan gue sekarang."

Genta menghela napas pelan. "Kalo sahabat, mereka nggak mungkin kayak gitu. Mereka akan menerima keadaan lo dan mendukung lo."

Elea seharusnya berpikiran seperti itu. Dia, Sara dan Mei sudah bersahabat sejak lama. Jika mereka memang benar-benar menganggap Elea sahabat, mereka pasti akan menerima apapun keadaan perempuan itu sekarang.

"Jangan dipikirin lagi ya. Lo istirahat sekarang. Gue mau beli makanan dulu," ujar Genta.

"Gen..."

"Mereka nggak tau. Mereka nggak bakalan ke sini, Lea." Genta kembali menenangkan Elea. "Jangan banyak pikiran ya, nggak baik buat kandungan lo."

Elea memejamkan matanya lalu memijat keningnya pelan. Melihat itu, Genta langsung mengusap kening Elea dengan lembut, membuat perempuan itu langsung membuka matanya.

Our RelationshipWo Geschichten leben. Entdecke jetzt