Part 14 : Hadiah Misterius

8.7K 866 31
                                    

"Tadi kenapa ya Raffa berantem sama Def. Padahal setahu gue mereka berdua itu solid banget," ucap Diva sambil melahap pentol baksonya.

Aliqa menggindikkan bahu dengan wajah malas.

"Kayak ada masalah yang serius."

"Gue nggak tahu juga apa yang ada di pikiran mereka." Aliqa mengaduk-aduk makanannya dengan tidak berselera.

Diva menyeruput jus jeruknya. "Tumben lo nggak ngejar-ngejar Raffa hari ini?"

"Gue udah capek ngejar dia, Va," jawab Aliqa murung.

"Apa gue bilang. Raffa itu dingin banget. Cewek satu sekolah aja nggak ada yang bisa naklukin hati dia."

Aliqa menghela napas. Murid-murid seantero sekolah memang belum ada yang tahu jika Aliqa adalah mantannya Raffa, kecuali anak-anak Alister. Itupun hanya Def, Rijal, Gavin, dan Rifki.

"Hmm, tapi bakalan kalah taruhan nih kayaknya gue." Diva mengerucutkan bibir.

"Taruhan apa, Va?" Aliqa menaikkan sebelah alis.

"Taruhan sama temen-temen sekelas, lah. Mereka yang masang taruhan ada yang nebak lo berhasil naklukin Raffa, ada yang nebak lo bakalan gagal. Gue salah satu golongan orang yang dukung lo, sih. Eh, nggak tahunya lo malah nyerah."

"Parah kalian emang." Aliqa menyeruput jus alpukatnya hingga habis setengah. "Terlalu sibuk ngejar Raffa, gue sampai nggak sadar jadi pusat perhatian."

"Gue malah sebenarnya dikasih hadiah mobil sama orang kalau berhasil dapetin Raffa," lanjut Aliqa lagi.

"Sama siapa?"

"Ada deh, pokoknya itu alasan gue pindah ke sekolah ini."

Diva menatap Aliqa dengan tatapan kepo. "Gue yakin pasti orang yang nyuruh lo itu, orang yang pengen ngancurin geng Alister."

"Kok lo mikir sampai ke situ?"

"Iyalah. Banyak kali Al, yang ngincer Raffa. Secara dia itu pimpinan geng yang memegang jabatan paling tinggi di Alister."

Aliqa menatap Diva serius. "Tapi, enggaklah, yang nyuruh gue itu nggak bermaksud kayak gitu."

"Terus maksud mereka apa nyuruh lo buat dapetin Raffa?"

"Ya mungkin penasaran aja sama gue. Bisa pacaran sama semua cowok ganteng di sekolah gue yang lama."

Diva langsung tersedak makanan yang baru saja ia lahap. Gadis berambut churly itu buru-buru meneguk minumannya.

"Pelan-pelan ah, makannya," ucap Aliqa.

Diva masih terbatuk-batuk. Setelah mengontrol pernapasannya, gadis itu kembali berbicara. "Seriusan lo di sekolah lama pernah pacaran sama semua cowok ganteng di sekolah."

Aliqa memutar bola matanya malas. "Iya, gitu aja kaget."

"Huftt, percaya, sih, orang lo itu perfect banget. Udah cantik, manis, imut, body goals lagi. Siapa yang nggak kepincut sama lo coba."

"Cowok-cowok itu aja yang terlalu berlebihan." Aliqa menanggapinya dengan malas.

"Gue yakin kalau lo nggak cuman fokus ngincer Raffa aja. Lo bisa dapetin semua cowok tampan di sekolah ini. Kayak Gavin, Def, Rijal."

"Sama Gavinnya aja aku mau. Kalau Rijal dan Def enggak kali, ya. Mereka itu buaya." Aliqa memasang wajah ngeri.

Diva terkekeh. "Ya kali, tapi mereka terhitung paling famous di sekolah ini, selain Raffa."

Aliqa menggeser tempat duduknya. "Gue duluan, ya, Va. Udah dibayar, kan?"

"Eh lo mau ke mana, buru-buru amat. Bareng aja sekalian kalau mau ke kelas."

RAFFALIQA Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora