Part 10 : Kerenggangan

10.2K 894 38
                                    

"Kayaknya gosip yang beredar baru-baru ini memang benar. Banyak anak-anak Alister yang mengkonsumsi narkoba," ucap Rifki saat sedang berkumpul dengan Rijal, Gavin, dan Raffa di warung belakang.

Rijal dan Gavin tampak kaget. Sementara Raffa hanya menampilkan ekspresi datar. Cowok itu merebahkan tubuhnya di atas hammock yang ada di bawah pohon mangga. Sambil menikmati sebatang rokok disela-sela jarinya.

Andaikan mereka tahu kalau Def, juga mengkonsumsi narkoba, batin Raffa sambil menatap langit biru yang berhiaskan awan putih di atas sana.

Semenjak Aliqa pindah di SMA Mandiri, Raffa selalu sibuk dengan urusannya sendiri, menghindari Aliqa. Sehingga aktivitas anak-anak Alister menjadi tidak terkontrol dan semakin liar. Raffa bahkan tidak tahu siapa saja anggota Alister yang mengkonsumsi narkoba selain Def.

"Rif, lo cari informasi ya, siapa aja anak-anak Alister yang makek barang haram itu. Kalau ada yang ketahuan langsung depak dia dari geng Alister!" ucap Raffa tegas, kemudian menghisap putung rokoknya.

"Oke, siap!" Rifki mengacungkan jempolnya. Kemudian menyeruput jus alpukat yang tadi dia pesan.

"Rif, beliin es cendol, dong." Rijal menyahuti.

"Ogah!"

"Lah Raf, dia nggak mau lo suruh, nih!" Rijal mengompori.

"Apaan, gue jawab pertanyaan lo, Dodol!" Rifki mendengkus.

"Halah, disuruh Raffa malah bilang ogah!"

"Gue bilang ogahnya itu sama lo! Bukan sama Raffa!"

"Ngeles aje!"

Raffa hanya terdiam di atas hammock, memaklumi kelakuan Rijal yang usil.

Tak lama kemudian seseorang datang memakai kaos biasa. Wajahnya tampak dipenuhi bekas luka memar. Habis ditonjok Raffa tadi malam.

Def memang tidak berangkat sekolah hari ini. Sengaja datang ke warung belakang saat jam istirahat, untuk menukar motor Rifki yang ia bawa pulang kemarin.

Cowok itu tidak berangkat sekolah karena sedang tidak enak badan. Berhubung Rifki bilang akan membawa motornya ke tukang servis, akhirnya Def nekad datang ke warung belakang sekolah untuk mengantarkan motor.

Pandangannya sempat bertubrukan dengan sorot mata tajam milik Raffa. Def merapatkan bibir saat melihat Raffa langsung buang muka.

Def tersenyum ke arah ketiga sahabatnya yang duduk sejajar di salah satu meja.

Ia berhigh five ria dengan teman-temannya. Kemudian menyerahkan kunci motor Rifki.

"Wajah lo kenapa Def?" tanya Rifki bingung.

"Biasalah anak muda." Def tersenyum tipis.

"Berantem sama siapa lo sampai babak belur kayak gitu?" tanya Rijal curiga.

"Santuy, masalahnya udah kelar, kok."

"Kalau lagi ada masalah bilang ke kita-kita, gih. Kami bakalan bantu."

Def melirik ke arah Raffa yang membaringkan tubuh di atas hammock. Cowok itu membelakanginya.

"Siap! Gue duluan, ya. Ditungguin satpam gue soalnya," pamit Def kembali menoleh ke arah ketiga sahabatnya.

"Owh lo sama satpam lo?"

Def mengangguk. "Iya, lagi nggak enak badan banget."

"Owh, iya. Jangan lupa strategi kita nanti," bisik Def pelan. "Kalian awasin Aliqa terus biar nggak ceroboh melancarkan strategi.

RAFFALIQA Where stories live. Discover now