Part 12 : Caramel Jago Berantem

9.5K 871 30
                                    

Hanya untuk menghindar dari kejaran mereka. Rijal, Rifki, Gavin, dan juga Aliqa sampai-sampai harus bersembunyi dibalik mobil truk yang terparkir di toko penjual material.

"Sialan!" umpat Rijal dengan deru napas yang tidak beraturan.

"Mereka niat banget pengen bales dendam ke kita," tambah Rifki ngos-ngosan. Aliqa yang sudah lemas hanya bisa menenggelamkan wajahnya di dada Gavin.

"Gue belum siap mati sekarang!" rengek gadis itu mengeratkan pelukannya pada Gavin.

Rijal mengepalkan tangannya geram. Selama mengenakan seragam putih abu-abu Rijal tidak pernah sekalipun kabur dari musuh. Perseteruan antara geng Alister dengan penguasa SMA Tunas Bangsa, geng Evos, memang selalu memanas. Di manapun mereka bertemu selalu ada perkelahian atas dasar harga diri sekolah. Tentu saja saat mereka bertemu dengan keadaan yang tidak seimbang, membuat anak-anak Evos dari SMA Tunas Bangsa semakin bersemangat memanfaatkan momentum untuk balas dendam.

Meskipun tidak pernah ada korban jiwa, namun kekerasan fisik seakan menjadi transaksi jual-beli yang cukup mengasyikan untuk kedua geng.

Rijal mengendap-ngendap untuk mengintip ke arah jalan raya, melihat dimanakah posisi para musuh. Jika dirasa aman, mereka akan berlari lagi ke tempat yang lebih aman.

Namun, tiba-tiba saja tubuh Rijal terhempas hingga jatuh terjengkang ke tanah setelah mendapat tendangan dari seorang cowok tinggi tegap memakai almamater army. Tak lama itu muncul puluhan anak lainnya sambil menyeringai lebar.

"Owh, sit! Tikus-tikus got ini tertangkap kawan-kawan," ucap cowok itu terekekeh sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Rifki, Gavin, dan Aliqa langsung membantu Rijal untuk berdiri dengan wajah panik.

"Brengsek! Beraninya keroyokan lo!!!" sentak Rijal kesal sambil menatap tajam ke arah anak-anak Evos.

Digo, pimpinan geng Evos menaikkan sebelah alisnya, diikuti gelak tawa dari teman-temannya.

"Kayaknya lo salah sangka," ucapnya tenang. "Ternyata anak-anak Alister itu cuma ganas di kandang doang."

"Bacot lo!"

"Kami cuma pengen kalian itu sedikit hormat sama kami. Ini wilayah kami, kalian tau?" sahut salah satu anak di belakang Digo dengan senyum kecutnya.

"So? Bilang ke kawan-kawan lo, kalau kalian itu pecundang! Sekolahan miskin! Geng sampah! Nggak usah ngotak deh, jadi anak sekolah!!" Anak yang bertubuh gempal membanting putung rokok tepat di depan Rijal dengan tatapan penuh kebencian.

"Banci!" Rijal menggeram, ia hendak melawan tapi tubuhnya ditahan oleh Rifki dan Gavin. Sementara Aliqa terlihat sudah pucat dan gemetar.

"Tinggal pilih? Pilih mati di sini atau sekolahan kalian stor pajak perbulan ke kami. Yah, itung-itung untuk uang keamanan."

Rijal sudah mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia sudah tidak bisa menahan diri dan langsung maju menyambar wajah Digo dengan sebuah pukulan.

Rifki mulai mencingcingkan kemejanya sampai ke lengan. Membantu Rijal yang dikeroyok oleh anak-anak Evos. Haram hukumnya bagi mereka menyerah, meskipun mereka dalam keadaan kalah jumlah. Geng Evos dari SMA Tunas Bangsa adalah sekolahan yang selalu menghina geng Alister dan sekolah mereka, yang selalu koar-koar tidak jelas menjelek-jelekkan SMA Mandiri dan geng Alister di sosial media.

Gavin masih menjaga Aliqa yang ketakutan. Cowok itu meludahkan permen karetnya kepada anak yang mulai menyerangnya kemudian menghadiahinya dengan sebuah pukulan.

Aliqa berteriak histeris. Gadis itu menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Gavin. Gavin merangkulnya dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya ia pakai untuk menangkis beberapa pukulan yang melayang ke arahnya. Kaki kanannya juga aktif menjatuhkan lawan yang semakin maju lebih banyak.

RAFFALIQA Where stories live. Discover now