Extra part.

1.4K 50 6
                                    

Karawang, 30 April 2019

***

Kini bersama mereka aku bisa kembali tertawa, bisa kembali tersenyum, bisa kembali merasakan apa itu bahagia.

Meski bahagiaku kini tak lagi sama, seperti dulu saat dia masih di sini.

***

Ini sudah hari kelima semenjak Salsa kembali bekerja seperti biasa. Meskipun ia belum mendapat kasus baru untuk di tangani, tapi kini ia membantu rekanya Hera dalam menghadapi kasus dugaan pencemaran nama baik yang dalami oleh klien mereka. Kasus ini memang belum sampai pada tahap persidangan, kepolisian masih melalukan penyidikan mengenai kasus ini. Jadi Salsa masih bisa bersantai.

Ia mengemasi barang barangnya meski jam dinding di ruangannya masih menunjukan pukul dua siang. Bukanya Salsa hendak memakan gaji buta, namun pekerjaanya memang sudah selesai untuk hari ini. Ditambah lagi ia sudah ada janji makan bersama dengan para sahabatnya.

Salsa bangkit dari duduknya, lalu memakai sling bag di bahu kananya dan tangan kirinya menenteng tas laptop. Ia berjalan menuju pintu keluar ruangan itu, namun rekanya Hera nampak masih sibuk dengan laptop di hadapanya.

"Ra gue pulang duluan ya."pamit Salsa saat ia berjalan melewati meja rekanya itu.

"Oke Sal, hati hati ya."balas Hera tanpa mengalihkan pandanganya dari laptopnya dan tanganya yang masih sibuk menari di atas keyboard.

"Siap beb, lo juga cepetan pulang sebelum ada si bos terus lo di grepe grepe lagi."ujar Salsa.

Hera tersenyum."Iya, bentar lagi gue pulang."

"Bye."ucap Salsa lalu berlalu meninggalkan Hera sendirian dalam ruangan itu.

"Bye."balas Hera.

Salsa berjalan keluar dari ruanganya, menuju lift untuk turun ke lantai dasar kantornya. Salsa mengecek ponselnya melihat chat dari Nadira yang ternyata sudah sampai di cafe tempat mereka janjian. Salsa kemudian menekan tombol lift, dan beberapa saat kemudian pintu lift pun terbuka.

Salsa memasuki lift tersebut namun saat pintunya hendak menutup seorang pria memasukan kakinya membuat pintu lift terbuka lebar. Pria itu tersenyum pada Salsa lalu ikut masuk ke dalam lift dan berdiri di sampingnya. Rasanya sudah hampir sebulan Salsa tak melihat pria gila itu.

Semenjak ia libur, lalu mengambil cuti untuk menenangkan diri, baru kali ini ia melihat lagi Ryan si playboy bermuka tembok.

"Mau pulang Sal."ujar Ryan tiba tiba.

"Iya lah."

"Btw, lo udah sembuh?"tanyanya.

Salsa menoleh."Udah dong, kalo masih sakit gue gak bakal masuk kerja."

"Iya juga sih."ucap Ryan lalu menggaruk kepala belakangnya yang bahkan tidak gatal.

Setelah cukup lama tidak bertemu, entah kenapa Ryan jadi merasa sedikit gugup ya bisa dibilang agak canggung berbicara dengan Salsa.

Sesaat kemudian pintu liftpun terbuka dan Salsa segera keluar dari dalam lift. Ia melangkahkan kakinya menuju ke arah gerbang masuk kantornya. Namun Ryan terus saja mencegahnya dan mengajaknya untuk berbicara.

"Mau gue anter?"tanya Ryan.

Salsa memghentikan langkahnya."Gak usah."jawab Salsa.

Namun Ryan masih belum menyerah."Beneran deh, gratis kok."tawarnya.
"Lo gak bawa mobil kan."tebaknya.

My Boyfriend is a GhostWhere stories live. Discover now