Berbeda

862 52 2
                                    

Karawang, 1 Maret 2019

***

Hati tak harus melihat, tak butuh mendengar, ia hanya perlu merasa.
Bagaimana kamu merubah mimpi menjadi asa.

Bagaimana kamu merubah detak menjadi rasa.
Bagaimana kamu merubah semu menjadi nyata.
Meski ku tahu kini kita sangatlah berbeda.


***

Salsa sebenarnya sudah pulang sejak jam 2 siang, hari ini ia hanya mengantar Dian untuk pergi ke kantor polisi dan menjalani Pemeriksaan untuk memberikan keterangan mengenai kasus pelecehan yang dialami putrinya. Tapi entah nasib sial apa yang merutukinya hari ini, Bu Selfy menelponya dan malah menyuruhnya datang ke kantor. Padahal Salsa hanya ingin beristirahat, tapi kenapa ia harus kembali ke kantor. Menyebalkan.

Apalagi Bu Selfy tidak menjawab untuk alasan apa ia dipanggil kembali ke kantor saat sore hari seperti ini. Di tambah lagi jalanan Ibu kota sedang macet macetnya, membuat Salsa semakin kesal. Ia selalu malas jika berada dalam situasi dimana ia harus menyisir macetnya jalanan ibu kota.

Sesampainya di kantor ia langsung menemui Bu Selfy di ruanganya. Ternyata wanita itu sedang membereskan barang barangnya. Tapi jika ia hendak pulang lalu untuk apa dia menelpon Salsa sampai di suruh kembali ke kantor.

"Sore bu."

"Oh Salsa kamu sudah datang."

"Iya bu, emmm tapi kenapa ibu suruh saya ke sini padahal yang lain aja udah pulang semua."

"Bukan saya yang nyuruh kamu ke sini."

"Terus bu."

"Om Hot yang nyuruh kamu ke sini."

"Om Hot?"

"Masa kamu gak tahu sih, pemilik kantor pengacara ini. Pak Hotman Prancis."

"Oh, abisnya ibu bilangnya Om Hot sih saya kan gak tahu bu."

"Ya sudah kamu ke ruanganya sekarang."

"Baik bu."

Salsa membalikan tubuhnya dan mulai berjalan ke luar menuju ruangan pemilik kantor pengacara tempatnya bekerja itu. Sebenarnya Salsa malas menemui Bosnya yang satu ini. Bukan apa apa hanya saja yang ia tahu dan yang ia dengar dari pengacara yang lain bahwa Bosnya ini adalah pria yang genit.

Hanya butuh beberapa menit bagi Salsa untuk sampai di ruangan bosnya itu. Perlahan Salsa membuka pintu tersebut dan berjalan masuk. Saat ia sampai ternyata Bosnya itu sedang sibuk bermain game online di ponselnya.

"Permisi, maaf apa bapak memanggil saya."

Pria berkalung emas dengan cincin batu hampir di seluruh jari tanganya itu mendongak."Ah iya duduk duduk."

"Baik Pak."Salsa mengangguk lalu segera duduk.

Bukanya menyampaikan apa alasannya memanggil Salsa, pengacara perlente itu justru kembali sibuk dengan game online yang ia mainkan. Jujur saja Salsa jadi merasa geram, tapi mau bagaimana lagi pria paruh baya menyebalkan yang tengah duduk dihadapanya ini adalah bosnya jadi ia tak berani untuk menengur.

Selang beberapa menit atasanya ini masih belum peka juga. Hal itu membuat Salsa semakin kesal, Salsa tetap mencoba menjaga raut wajahnya agar tetap normal. Meskipun ia tahu bosnya ini sangat menyebalkan. Salsa menghela napasnya lalu tersenyum.

Salsa berdehem."Maaf Pak."

"Oh iya iya, saya lupa kalau ada kamu."ucapnya lalu mematikan ponselnya dan menaruh ponsel tersebut di atas meja.

My Boyfriend is a Ghostजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें