Nyaman?

901 57 10
                                    


Untuk pertama kalinya kehadiranmu tak membuatku naik pitam, justru malah membuatku melepas tawa yang menghangatkan.

***


Salsa tengah berdiri disamping gerbang sekolahnya bersama seorang sahabatnya yaitu Nadira. Salsa menenteng sebuah paper bag ditanganya, isinya? tentu saja itu adalah jaket Teo yang harus ia kembalikan hari ini. Dan hari ini Nadira sudah kembali masuk sekolah karna sang ibu sudah kembali dari luar kota. Sebenarnya sejak kemarin Salsa ingin mencurahkan semua isi hatinya pada gadis dengan rambut sebahu itu tapi entah kenapa saat Nadira datang Salsa malah merasa malu jika harus menceritakan apa yang terjadi diantara ia dan Teo beberapa hari yang lalu.

Kali ini Salsa berencana untuk pulang bersama Nadira. Mereka berdua mengobrol sambil menuggu supir pribadi Nadira menjemput.

"Bener lo mau nebeng?"tanya Nadira.

Salsa mengangguk."Iya, Soalnya mang dayat gak masuk masuk padahal yang ngelahirinkan istrinya bukan dia."keluhnya.

"Yaelah Sal, supir lo juga manusia kali dia juga pengen nemenin istrinya lah."

"Iya sih, eh gimana adik lo udah baikan?"

"Udah kok."

"Sory ya gue gak bisa nengok."

"Iya gak papa, santai aja kali Sal."

Saat mereka berdua tengah mengibrol seorang pria datang menghampriri, pria yang sebenarnya tengah Salsa hindari itu tiba tiba ikut bicara begitu saja.

"Sal aku mau ngomong."serobotnya.

"Ya udah nomong aja."jawabnga ketus.

"Kenapa kamu masih marah sama aku?"tanyanya.

Ternyata orang itu adalah Juna.

Ni orang gak bisa mikir apa ya, pake nanya segala gerutu Salsa dalam hatinya.

Salsa tak menjawab sama sekali.

Sekali lagi Juna bertanya."Sal aku mohon jawab dong."

Nadira menyenggol tangan Salsa menggunakan sikutnya."Sal jawab kek."Salsa hanya membalas dengan wajah cemberutnya.

Salsa menghela napas berat."Iya aku masih marah, kakak tahu kenapa? Aku udah tunggu kakak hampir dua jam di resto waktu itu, tapi apa kakak gak dateng sama sekali kan."ucapnya dengan nada sedikit emosi.

"Maaf hari itu aku bener bener gak bisa dateng karna--------"ucapan Juna terpotong karna Salsa tiba tiba ikut bicara.

"Karna apa? Karna penyakit Luna kambuh lagi?"tanyanya Juna pun mengangguk."Hmmm Sebenernya Luna itu siapa sih? kenapa kakak selalu ngingkarin janji kakak sama aku cuma gara gara dia."ucapnya terdengar sangat kecewa pada Juna.

Nadira yang melihat hal itu hanya bisa diam, karna menurutnya ia tak berhak untuk mencampuri masalah Salsa dan Juna. Biarkan Saja mereka menyelesaikan masalahnya sendiri, Nadira hanya akan menjadi pendengar di sini.

Juna mencoba menjelaskan."Sal kamu jangan salah paham dulu, Luna itu cuma-------------"lagi lagi Salsa memotong omongan Juna.

"Cuma apa? Kalo kakak suka dia atau emang kakak ada hubungan sama dia kenapa kakak kesanya kaya ngasih aku harapan, buat apa sih kak."Salsa semakin emosi.

"Jadi kamu cemburu sama Luna?"tanyanya tentu saja hal itu membuat Salsa terkejut.

"Iya aku cemburu."jawabnya terus terang.

Juna tersenyum."Ya udah nanti aku kenalin kamu sama Luna ya biar kamu gak salah paham lagi."

Sebenarnya Salsa malas jika harus bertemu dengan gadis bernama Luna itu tapi ia juga penasaran seperti apa sosok Luna, yang selalu menjadi prioritas bagi Juna itu.

My Boyfriend is a GhostWhere stories live. Discover now