Ternyata.......

865 54 7
                                    

Karawang, 18 Februari 2019

***

Maaf karna aku pernah berpikir buruk tentangmu selama ini.

***

Pagi tadi ia baru saja pergi ke kantor polisi membawa berkas perkara untuk kasus terbarunya, dan sore ini ia merasa sangat senang karna ia baru saja mendapat kabar bahwa berkas perkaranya sudah lengkap dan bisa segera naik ke meja hijau. Salsa sudah berada di parkiran saat langit Ibu kota sudah mulai gelap. Ia ingin segera pulang karna hari ini ia merasa sangat lelah. Tapi sayangnya ia tak bisa langsung pulang, rekan rekan barunya mengajaknya untuk pergi ke sebuah rumah makan dan makan bersama di sana sebagai bentuk penyambutan pegawai baru.

Sebenarnya Salsa malas, hanya saja ia tak mau dianggap sombong jadi tak ada pilihan lain selain ikut. Salsa melajukan mobilnya mengikuti mobil rekan rekanya yang lain. Butuh waktu lima belas menit sampai mereka tiba di rumah makan itu. Sebuah rumah makan kluarga, mungkin bisa juga di sebut sebagai kedai yang terkenal dengan nasi gorengnya. Sebuah kedai yang nampak tak asing bagi Salsa, tentu saja karna ia pernah beberapa kali makan disana bersama seseorang.

Salsa keluar dari mobilnya dan bergabung bersama teman temanya yang lain. Salsa tetap mencoba untuk tersenyum meski suasana hatinya memjadi buruk karna datang ke kedai ini. Salsa memasuki kedai dan duduk bersama yang lainya, di sana ia duduk di samping Ryan yang suka menggobal mengeluarkan kata kata receh dari mulutnya yang justru membuat Salsa semakin merasa tidak nyaman.

Salsa mengedarkan pandangannya tak ada yang berubah dari kedai ini. Padanganya terhenti kala matanya tertuju pada sebuah meja yang terletak di sudut ruangan, dimana ia pernah duduk dan makan bersama seseorang di sana. Sekali lagi ia merasa sebuah luka telah terbuka, membuat rasa sakit yang telah terkubur lama kini kembali naik ke permukaan. Salsa berusaha keras menetralkan ekspersi wajahnya menahan kesedihanya.

"Kenapa harus ke sini sih."gerutunya.

Hera melihat gerak gerik Salsa, ia tahu bahwa gadis itu tengah merasa tidak nyaman. "Kenapa Sal, lo gak suka makan di sini?"

"Eh enggak kok Ra gue gak papa."Salsa menyanggahnya sambil mencoba untuk tetap tersenyum.

"Bener, apa kita mau pindah aja?"tanya Risma.

Ryan langsung angkat bicara."Jangan jam segini lagi macet macetnya entar kalo pindah gue keburu laper."

"Iya gak usah pindah."timpal Salsa.

"Ya udah tuh ada mbak pelayanya pesen dulu aja.."

"Silahkan ini menunya."ucap Sang pelayan sambil memberikan daftar menu.
"Mau pesan apa?"tanya sang pelayan kemudian.

Salsa dan yang lainya nampak membaca daftar menu tersebut memilih makanan apa yang akan mereka pesan.

Sang pelayan berambut sebahu itu nampak memperhatikan Salsa seperti tengah mengingat ngigat sesuatu. "Loh mbak Salsa ya? Mas Teonya mana kok gak diajak."

Salsa langsung menoleh, ternyata pelayan wanita itu masih mengenalinya. Padahal ia saja sudah lupa, dan lagi kenapa dia harus bertanya mengenai Teo. Salsa jadi bingung ia harus menjawab apa.

Teo udah jadi hantu bego!

Salsa tersenyum canggung."Gak tahu saya udah lama gak ketemu dia."

"Wah sayang banget, padahal kalian itu serasi loh."ucap sang pelayan dengan nada yang terdengar sedikit kecewa.

Jadi menurut lo gue serasi sama hantu gitu

My Boyfriend is a GhostWhere stories live. Discover now