27 ▶️ Seperasaan

7 1 0
                                    

.
.
.
.
.

"YASH! YUHUUU GUA DIPANGGIL BUAT KERJA DONG!" teriak Jimin kayak orang kesurupan

Ahra udah pusing, badannya digeter-geterin sama Jimin. "STOP! PUSING GUA!" bentak Ahra

Jimin langsung berhenti setelah Ahra pusing tujuh keliling. "S-sorry, yeay gua kerja. Jadi orang kaya hahay."

"Yaelah kerja juga belom, udah kaya ajah." ujar Ahra

"Masalahnya ini tuh dari perusahaan besar, dan office boynya ajah digaji lima juta perbulan. Gila gak tuh?" ucap Jimin

"Emang lu kerjanya di bagian apa?" tanya Ahra penasaran

"Office boy."

Hari ini pertama Jimin kerja. Ya walaupun hanya pegawai kebersihan, tapi pasti ada hikmahnya. Banyak orang yang tidak mempunyai kerjaan sama sekali. Jadi apa susahnya bersyukur?

Hari demi hari sih enak ajah kerjanya tapi mulai ada halangan semenjak ada pegawai baru yang sirik dengan Jimin. Pasalnya Jimin sering diperhatiin atasannya. Orang itu tidak jahat di depan, tapi di belakang.

Yang tadinya Jimin punya teman banyak, sekarang tinggal satu---Itu pun jarang komunikasi. Semua temannya ninggalin Jimin tanpa alasan yang jelas. Entah sejak kapan Jimin baru sadar kalau ada musuh dalam selimut di sekitarnya.

Dua Minggu berlalu. Jimin hanya fokus ke kerjaannya, ia tidak peduli karena gak punya teman. Toh dia kerja buat cari uang bukan teman. Lagi fokus membersihkan kaca, tiba-tiba atasannya menghampirinya. "Udah bersih itu kacanya," ucap atasannya bercanda

"Haha..." Jimin hanya tertawa

"Park Jimin, gimana kalau kamu gantiin saya?" ucapnya tiba-tiba

"H-hah?" Jimin bingung apa yang baru saja Bosnya bilang

"Kamu cocok jadi Direktur. Saya sudah tua, saya tau betul kalau kamu orang pinter. Perusahaan ini bakal saya serahin ke kamu, tolong jaga perusahaan ini."

Jimin masih termenung, perasannya campur aduk kayak es campur bulan puasa.

Yang biasanya pewaris tahta diturunkan ke anaknya, ini diturunin ke tangan Jimin---Padahal dia bukan orang penting di perusahaan itu.

*

"Sol, maaf kita kayaknya harus putus lagi." ucap Bobby

Sola yang lagi asik makan ice cream langsung membeku di tempat. "H-hah?"

"Aku harus ke Amerika dan kuliah di sana. Aku gak bisa ninggalin kamu tanpa kepastian." ujar Bobby

"Bukannya lagi itu kamu juga pernah bilang pengen ke Amerika? Terus kenapa sekarang bilang lagi?"

"Tapi ini yang serius, lagi itu ditunda dulu. Kamu bisa ngertiin aku kan?"

"Bob, jangan gila deh. Kamu baru ajah ngajak jalan-jalan ke Mall, nonton bioskop, beliin aku tas, dan ice cream cuma buat mutusin aku hari ini hah?" ucap Sola yang mulai kesal

"Maaf... Tapi kalau aku lama-lama di sana, aku takut lupa sama kamu." ucap Bobby

"It's okay. Pergilah." ucap Sola

"Sorry... Tapi kamu---" ucap Bobby yang langsung dipotong dengan Sola

"I'm ok. Jangan peduliin aku." sahut Sola yang masih menunggu Bobby buat pergi duluan

Bobby mulai berjalan ninggalin Sola, tapi kakinya berhenti, dan tubuhnya berputar kembali---Ia langsung memeluk Sola buat yang terakhir kalinya.

Nasib Kezia juga gak kalah miris dari Sola---Ia sedang nangisin surat yang baru saja dibacanya, surat itu dari Jin---Dosen sekaligus pacarnya.

To : Kezia

Hai sayang? Kalau kamu udah baca surat ini berarti aku udah di Ireland. Maaf. Tapi hubungan kita ini kayaknya bakal berakhir di sini. Aku gak bisa jelasin kenapa harus ninggalin kamu mendadak. I love you!

From : Jin. Your lecturer

Sola mendatangi rumah Kezia, tepat di saat tuan rumahnya lagi nangis---Kezia pun membuka pintu walaupun sebenarnya ia enggan.

"Sol?"

"Kez?"

Mereka sama-sama nangis, entahlah antara ikatan batin apa pikiran. Dalam tatapan mata saja mereka sudah saling mengerti---Mereka tanpa berhenti menceritakan masalahnya masing-masing. Setelah mendengarkan cerita mereka yang hampir sama, Kezia dan Sola sempat berpikir bahwa cowok yang mereka sukai itu hanya menipunya.

Tapi, kalau mereka bohong. Gak mungkin Jin berhenti jadi Dosen di kampusnya dan juga Bobby yang masih sempat-sempatnya bikin status di Instagram yang memperlihatkan tiket pesawatnya.

Kezia dan Sola malah makin mewek, sampai-sampai seprei di kasur kusut bukan main---Gak lama mereka ketiduran.

Cheater Guy • Park JiminWhere stories live. Discover now