21 ▶️ Envy

7 1 0
                                    

.
.
.
.
.

Yang biasanya galau karena berjauhan, sekarang Jimin dan Ahra bisa bersama lagi---Karena rahasia sudah terbongkar. Mulai hari ini, mereka selalu pulang kerja bareng.

"Ra, udah malem. Pulang yok!" ajak Jimin

"Lu gak liat gua masih ngepelin ruangan?" ucap Ahra yang masih disibukkan kegiatan lain

"Sini gua ajah!" ucap Jimin sambil merebut pel-an di tangan Ahra. Cewek itu langsung mukul tangan Jimin. "Jangan, lu gak bisa."

"Sok tau, gua di rumah tuh udah biasa ngepel kayak gini." ucap Jimin

"Gak usah caper," ucap Ahra, lalu lanjut ngepel

"Yaudah gua tunggu di luar," ujar Jimin yang cemberut

Pas Jimin keluar, Suga menghampiri Ahra. "Ra, lo gak bareng gua?"

"Ehm... Enggak kayaknya,"

"Oh, sekarang udah punya temen baru ya buat diajak pulang?"

"Bukan gitu,"

"Ya gak papa sih, yaudah gua duluan ya?"

"Hati-hati,"

"Sip,"

Ahra sudah selesai membersihkan ruangannya, ia pun pulang dengan Jimin naik bus---Dalam perjalanan, mereka ngobrol-ngobrol ringan. Dan kebanyakan memainkan ponselnya masing-masing.

"Min?" panggil Ahra pelan

"Plus." sahut Jimin

"Ih serius!"

"Gua juga serius, ke KUA yok!"

Plak!

Ahra memukul kepala Jimin karena kesal. "Gua mau nanya nih, tapi jangan baper."

"Biasanya nanya juga langsung gak pake izin,"

"Sampe kapan lu pura-pura jadi orang kaya Min?"

"Sampe gua kaya beneran." jawab Jimin tanpa lama

"Pakaian lu, jam tangan, anting banci lu itu semua uangnya dari mendiang Tae kan?" tanya Ahra

"Kok lu tau?" tanya Jimin balik

"Ya jelas lah, kan dia rentenir. Dan lu minjem duit cuma buat beli gituan kan?"

"Gak juga, buat keluarga juga kok."

"Haduh gobloknya mendaging, masa keluarga lu dikasih duit gituan?"

"Ya mau gimana lagi Ra, kan gua emang butuh duit."

"Ya gua juga tau, sekarang kan lu udah kerja otomatis digaji kan? Kenapa lu gak buang barang-barang yang sama ajah dari Tae itu? Nanti kalo disetanin sama dia kan repot." ujar Ahra

"Denger ya Ra, sebelum dia mati, utang gua sama dia itu udah gua lunasin. Tapi dia tetap mau bunuh gua karena punya dendam masa lalu." jelas Jimin

"Hah?"

"Seolhyun itu pacar Taehyung, gua ngerebut dari dia."

"HAH?"

"Berisik lu, diliatin orang tuh." ucap Jimin. Ahra langsung menutup mulutnya, tapi dia bicara dengan keras lagi. "Kok lu bisa ngerebut gitu?"

"Abis gua suka sama Seolhyun itu sebelum Taehyung."

♦️♦️♦️♦️♦️

Sekarang hari Minggu, hari yang paling orang-orang tunggu pas hari Senin. Karena udah lama gak pernah kumpul sama temennya, mereka janjian buat ketemuan.


Ahra boleh ajah pergi, tapi kata Ibunya harus mandiin Zeano dan Nara dulu. Memang repot punya Adek kecil---Gak peduli mandiinnya bersih atau gak, yang penting udah disiram sama air. Ahra langsung memakaikan baju, lalu cus.

Tapi, "Kak! Mau ikut..." ucap Zeano. "Aku juga..." ikut Nara

"Kalian diem ajah di rumah nonton kartun. Di sana gak boleh ada anak kecil,"

"Mau ketemu Kak Jimin." ujar Nara

"Ih, gak boleh!"

"Ahra, udah gak papa ajak Adek-Adek kamu. Ibu lagi repot nih." ucap Ibu mereka sambil cuci beras

"Kan Ahra mainnya sama anak muda Bu, masa bawa mereka? Gak seru ah."

Zeano dan Nara langsung kompak nangis, suaranya bener-bener kek toa masjid. "Ah berisik! Udah ayok ikut." Ia pun terpaksa ngajak---Mereka langsung teriak kayak dapet tiket konser gratis.


Ternyata udah pada kumpul semua, Ahra pikir dia terlalu awal. Sola sama Bobby lagi berduaan begitu juga Kezia sama Jin. Sedangkan Jimin main ponsel eh ternyata ada Suga juga, dia lagi ngupil. Nah terciduk kan.

"Kalian udah lama?"

Pertanyaannya tidak ada yang ngehirauin, mereka budek apa congean? Alhasil Ahra duduk langsung sambil bawa dua kurcacinya. Jimin dan Suga langsung menoleh barengan, dia keknya baru sadar ada Ahra.

"Lama amat lu, boker dulu ya?" tanya Suga

"Ngapain lu di komplotan gua?" tanya Ahra

"Yaelah, gua gak boleh gabung emang?" tanya Suga

"Ya gak gitu juga," jawab Ahra, perasaan dia ngerasa ada yang hilang?

"Tumben kalian ikut? Mau minum apa? Kakak beliin." ucap Jimin

"Terserah Kak yang penting manis." sahut Nara

"Aku juga," ikut Zeano

Sempat-sempatnya Zeano dan Nara sudah dibawa Jimin ke depan kafe buat memesan.

"Mereka Adek lu?" tanya Suga

"Hm, Nyokap gua nyuruh bawa."

Ahra beralih ke Sola, Bobby, Kezia, dan Jin. Mereka terlalu jahat. Masa ada teman sendiri, gak ada yang ngehirauin sedikit pun.

"WOY!" bentak Ahra sambil geprak meja mereka

"Astaga! Yah Ahra rumus gua ilang nih." ucap Kezia

"Ya ampun, gigi kamu gak copot kan yang?" ucap Sola

"Kalian fokus banget pacarannya, masa gua dilupain?"

Mereka berempat hanya tertawa, emang ada yang lucu?

"Wait, Sol balikan lagi sama Ibob? Yaelah..." Ahra

"Ngapa emang? Iri ya? Kita kan saling sayang yak gak Bob?" ejek Sola, dan Bobby hanya mengangguk

Sabar---Orang sabar punya tanah lebar---Amin.

Karena Ahra kesel, jenuh, muak---Pokoknya mau muntah lah, dia pun beralih ke Suga dan Jimin---Tapi, Jimin sama Adeknya belum kelar juga.

"Sugar?"

"Apa?"

"Lu tau gak apa yang paling buat gua kesel?"

"Nungguin bus lama."

"Bukan,"

"Terus?"

"Tuh! Liat temen-temen gua pacaran."

"Yaudah pacaran ajah sama gua." ucap Jimin tiba-tiba sambil membawa tiga gelas minuman

Cheater Guy • Park JiminWhere stories live. Discover now