04 ▶️ Cenayang?

16 4 0
                                    

.
.
.
.
.

"Rumah lo di mana? Biar gua anter." ucap Jimin, Ahra dengan cepet nolak, "Gak usah, gua bisa jalan sendiri."

"Udah cepetan elah."

"Gak bantet!" sip. Ahra keceplosan, Jimin yang denger dikata bantet kaget, mukanya langsung merah udah mau marah

"Whua!" Ahra malah lari kabur lagi karena takut, ternyata Jimin bisa marah juga

Cewek itu nggak mau Jimin tau kehidupan keluarganya---Begitu sampai di rumah, ia langsung dikerubutin dua kecebong anyut alias Adiknya, yang satu cewek yang satu cowok.

"Ra! Mana cokelatnya?" tagih Zeano yang emang songong

"Kak Ahra! Mana barbienya?" tagih Nara

Ahra sampai lupa kalau mereka nitip itu dari kemarin. Dia terlalu mikirin yang gak perlu dipikirin, "Eh iya Kakak lupa hehe..." ujar Ahra sambil nyengir

"Udah dari seminggu lu lupa." Zeano tuh emang toxic banget, sedangkan Nara malah ngadu dan nangis ke Ibunya, "Ibu... huhu... Kak Ahra jahat. Aku gak dibeliin barbie hiks,"

Ibunya cuma ngelirik ke anak pertamanya, dan ninggalin Nara yang masih nangis manja---Nara yang merasa dicuekin beralih nangis ke Bapaknya, dasar anak kecil. Adu sana, adu sini.

*

Ahra's Pov

Badan gua terasa lebih bersih dan wangi setelah mandi. Gimana gak wangi kalo mandinya sambil nyanyi dan ngedance. Apa hubungannya ¿

Hari emang udah malem, tapi gua ngajak Adek gua buat beli apa yang mereka pinta. Daripada nanti gua keburu mati gak bisa beliin buat mereka.

"Mao ke mana?" tanya Nara yang melihat gua rada rapih

"Ke surga." jawab gua enteng

"Surga? Mau mati ya?" Zeano bingung

"Halah banyak bacot ya, udah ikut ajah yo!"

Dan sampailah di toko mainan---Setelah ke toko itu lanjut ke mini market buat beli coklat---Nara udah dapet barbienya, tinggal Zeano yang lagi nyari cokelat.

"Woy No! Bisa tekor gua, kalo lu beli itu semua." gua ngeliat cokelat yang dia pilih ada lima macam, "Pilih dua ajah!" ucap gua. Zeano pun nurut, dia taro lagi tiga cokelat lainnya

"Nah gitu, emang lu mao gigi lu ompong kayak Aki-Aki gara-gara makan cokelat sebanyak itu hah?" omel gua, Zeano mukanya udah merah mau nangis

"Udah gak papa, ambil ajah Dek, Kakak bayarin." ujar seseorang pria tampan?

"Beneran?" tanya Zeano penuh harapan

Pria itu ngangguk dan tersenyum. Dia ngacak rambut Zeano dan Nara juga.

"Heh lo siapa? Mao nyulik ya?" tanya gua, dia cuma senyum

"Ngapain gua nyulik anak orang?" tanyanya

"Nama Kakak siapa?" tanya Zeano yang jadi sok polos

"Hm, mau tau banget ya?" tanya cowok itu

"Hooh." sahut Zeano

"Jinyoung, terserah panggil apa ajah asal jangan Oyong oke?"

"Haha, oke Kak."

"Heh Oyong! Kita baru pertama ketemu, jadi jangan sok akrab. Apa lu stalker?"

"Rumah kamu di mana?" tanya Jinyoung ke Zeano, ia tidak peduli dengan ocehan gua

"Tuh!" tunjuk Zeano yang emang tinggal selangkah lagi sampai

"Yodah masuk yuk!" ucap Jinyoung

"Ey! Apa-apaan lu main masuk ajah, disuruh juga kagak," omel gua

"Tapi kan dibolehin sama Zeano," kenyataannya cowok itu cuma bercanda buat masuk ke rumah gua

"Gua tau lu lagi deket sama orang yang namanya Jimin, dan gua mohon sama lu, tolong jauhin dia." ucap Jinyoung

"Lo kenal Jimin?"

"Dia Abang gua, gua gak mau lu sakit hati."

"Jimin kan temen gua, bukan pacar. Kenapa sakit hati?"

"Jauhin dia, ada hal buruk yang bakal terjadi sama lo."

Setelah ngungkapin itu semua, Jinyoung langsung pergi. Gua gak peduli sama omong kosong dia, emang dia Mbah dukun yang tau masa depan? Jadi gua cuma anggap angin lewat.

Gak lama, ada mobil melintas dari arah belakang dan hampir nabrak gua. Rumah gua depannya emang jalan raya, jadi wajar banyak kendaraan berlalu lalang.

Gua kaget setengah mati karena mobil sialan itu---Tangan gua sedikit berdarah akibat gesekan mobil hitam dengan plat nomornya yang terlihat samar-samar.

Cheater Guy • Park JiminWhere stories live. Discover now