SAFIRA BIRTHDAY

23.2K 1.1K 32
                                    

Flashback tiga minggu yang lalu.

Sebelumnya sudah kubilang bukan jika aku ulang tahun sebulan lagi? Tepat jatuhnya beberapa hari setelah menikah dengan mas Andi.

Ya, hari ini adalah hari ulang tahunku. Tidak ada yang spesial, karena ibu bukan tipe-tipe orang yang suka merayakan ulang tahun jadi sejak kecil aku sudah terbiasa dengan hari-hari yang sama saja.

Hari ini aku hanya dirumah, belum ke kampus. Jadi, teman-temanku hanya mengucapkan melalui chat tanpa bisa bertatap muka langsung.

Aku membalas satu persatu dengan terimakasih. Lalu terdengar bunyi bel tanda ada tamu. Aku bergegas membuka pintu. Lalu "KEJUTANNNN, HAPPY BIRTHDAY BABEEE" seru ketiga sahabatku heboh. Aku hanya tertawa karena sudah menduga, tahun-tahun sebelumnya mereka juga melakukan hal-hal seperti ini. Mereka membawa satu kotak kado dan juga donat yang aku yakini dibeli di kampus dengan lilin diatasnya.

"THANKYOU GUYS" ujarku heboh juga. Aku meniup lilin tanpa menunggu mereka bernyanyi. Sakit telinga dengarinnya.

Merek yang paham malah langsung masuk kerumah. Duduk di ruang tamu lalu menyebutkan apa yang mereka mau.

"Gue jus jeruk satu" ujar mas Britney duluan.

Padahal aku belum menawarkan.

"Gue marjan cocopandan aja udah" Ini Faley.

Dan Zahra dengan senyum manisnya "Aku apa aja deh"

"Gak nyangka gue temenan sama kalian, padahal gue nawarin juga kagak" kataku beranjak ke dapur untuk membuatkan sirup jeruk yang ada di kulkas. Males banget nyiapin satu-satu.

"Nih" ujarku meletakkan satu teko sirup dengan empat gelas.

"Gue mintanya jus, Faley marjan. Lah kok sirup yang datang?"

"Rumah gue buka swalayan yang lo minta ada semua. Cuma ada ini minum aja noh" jawabku. Syukurlah Tata sedang tidur, setidaknya aku bisa santai sejenak.

Mereka menuangkan sendiri sirup ke gelas mereka masing-masing. Pinter, jadi anak harus mandiri.

Aku menahan tawa melihatnya. Padahal mereka tamu.

"Nih untuk lo" Faley memberikan satu kotak padaku.

"Apaan ni?" tanyaku.

"Buka aja"

Aku membukanya dan ternyata lingerie lagi. Nggak bosan-bosan ya ngasih ginian. Ada selembar kertas diatasnya, aku mengambil dan membacanya. "Biar Tata cepet punya dedek"

Aku tertawa geli sebelum merubah tatapanku menjadi tajam. "Serah deh ya serah. Makasih banyak" kataku. Aku berjalan ke kamar lalu meletakkan kado yang manis ini ke lemari paling dalam. "Bergabunglah dengan teman-temanmu" kataku sambil menutup pintu lemari.

Saat akan turun, aku mendengar tangisan Tata. Aku masuk ke kamarnya lalu menggendong Tata yang sedang merengek. Aku membawanya turun ke tempat teman-temanku berada.

"Hai ponakan aunty" Sapa Britney.

"Hello auntyku" kataku menirukan suara anak kecil.

"Coba gendong boleh Fir?" Tanya Zahra dengan mata berbinar menatap Tata. Aku meletakkannya di pelukan Zahra.

Awalnya Tata diam saja, tapi kini semakin gelisah jadi aku raih dia kembali. "Dia emang agak susah sama orang baru Ra. Maklum aja ya"

Kami berbincang cukup lama, hingga sore menjelang mereka pun pamit pulang.

"Jangan lupa traktirannya lo! Kami beli tu kado mahal tau gak" ujar Britney sambil mengacungkan jarinya.

"Lah kan gue gak minta"

"Pokoknya traktiran"

"Kami pamit ya Fir" seru Zahra sambil menarik Britney. Emang ya yang paling bener itu cuma Zahra. Yang lain mah ogeb.

"Hati-hati ya Ra, thankyou" kataku melambaikan tangan.

Aku masuk dan menutup pintu. Membawa Tata ke kamarnya untuk mandi sore. Setelah selesai, aku memberinya sebotol susu yang tak lama tandas dan diapun tertidur. Aku ikut berbaring disampingnya dan tak lupa menghadang sisi sebelahnya agar tidak jatuh.

***
Aku terbangun sekitar pukul tujuh malam, lampu kamar menyala. Mungkin mas Andi sudah pulang. Aku beranjak dari kasur. Ada bucket bunga di nakas. Tidak, ini bukan bunga tapi makanan ringan? Waw, baru kali ini aku mendapatkan hal seperti ini.

Aku keluar kamar dengan memegang bucket tadi dengan erat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku keluar kamar dengan memegang bucket tadi dengan erat. Sekeliling rumah terlihat terang. Aku menuju kamar mas Andi, kamar kami. Begitu membuka pintu aku melihat mas Andi yang sedang memakai pakaian sepertinya habis mandi. Aku kaget pastinya, langsung saja aku menutup mataku refleks. "ADUH MAS GAK SENGAJA" kataku bersorak.

Mas Andi hanya diam, mungkin meneruskan memakai pakaiannya. Setelah itu dia baru bersuara. "Ada apa Safira?"

Aku membuka sela jari untuk mengintipnya. Aman, baru aku turunkan tanganku. "Ini dari mas?" tanyaku.

"Hm"

"Hm hm apa?"

"Iya Safira, selamat ulang tahun" katanya.

Aku menghilangkan rasa malu tadi lalu berlari memeluknya. "Makasih banyak mas, hehe tau aja kalau aku suka makan. Untung bukan bunga, kan gak lucu kalau aku ngemil bunga" kataku melucu sayangnya tidak dianggap lucu olehnya. Kan jadi malu sendiri.

"Jangan lupa sikat gigi kalau habis makan coklat" ingatnya.

"Ayayay kapten" kataku bersemangat.

Dia mengacak rambutku. "Kamu lucu"

"Iya dong, siapa dulu anaknya pak Rahmat"

"Istrinya saya dong"

Aku tertawa bahagia mendengarnya menyebutku sebagai istrinya.

***

Besoknya aku mendapatkan banyak kiriman yang aku ketahui berasal dari mama mertuaku. Setiap paket bertuliskan "Selamat Ulang Tahun Sayang, Mama" gitu.

Aku membukanya satu persatu, ada beberapa baju rumah yang menurutku lucu-lucu sekali. Lalu beberapa dress dan baju setelan lainnya, juga lengkap dengan sepatu yang sesuai. Aku tidak tau ada orang sebaik ini apalagi sebagai mertua.

Aku benar-benar merasa senang dengan hari ini tapi juga sedikit malu dengan kenangan semalam.

***

Thankyou guys, segini aja part birthday yang bisa aku buat walaupun kemungkinan gak jelas.

Spesial double update untuk kalian, kalau sempat besok juga aku bakal update. Hehe.

Jangan lupa vote dan comment guys.


SAFIRA [SUDAH DITERBITKAN]Where stories live. Discover now