04. Qtime?

37.6K 2K 4
                                    

Aku masih merasa malu dan senang ketika mendengar perkataan mas Andi.

"Ingin menghabiskan waktu diluar?" tanya mas Andi padaku. Tentu saja ku balas anggukan semangat.

"Tata mau ya nak, kita jalan jalan" seruku pada Tata yang hanya tersenyum senyum saja sejak tadi.

"Saya siap siap dulu ya, kamu jagain Tata sambil nungguin saya" titahnya yang akan kupatuhi. Tentu saja akan kupatuhi karena aku ini adalah calon istri dan ibu yang baik. Haha.

Aku menggendong Tata ke arah ruang keluarga, disana terdapat sofa bed dan TV. Ku nyalakan TV-nya lalu ku cari siaran kartun favoritku. Aku dudukkan tata dalam pelukanku kemudian kami mulai menonton film dengan damai.

Kurasakan sofa disebelahku mulai bergerak, ternyata mas Andi. "Kita berangkat?"

"Ayuk"

Kami menuju garasi, mas andi mengeluarkan mobilnya lalu aku naik tepat disebelahnya. Mobil yang berbeda dari yang semalam. Berapa banyak mobilnya? Ntahlah.

"Kita ke mall aja ya? Sekalian beli pampers untuk Tata"

"Oke mas" balasku. Aku memangku anak gadisku dengan semangat. Sesekali mengelus kepalanya berharap dia merasa nyaman. Eh malah bobok.

"Tata bobok karena aku elusin kepalanya" infoku pada mas Andi.

Dia melirik sekilas lalu menggenggam tanganku yang bebas. "Dia senang sama kamu, mommy" Aduh melted ini gimana dong. Aku hanya bisa tersenyum memandangnya.

Kami tiba di mall dengan keadaan sehat wal afiat. Mas Andi mengeluarkan kereta dorong Tata. Meletakkan Tata didalamnya dan kami mulai berjalan memasuki mall seperti keluarga bahagia.

"Ada yang mau kamu beli?" tanya mas Andi padaku. "Nggak ada kayaknya" balasku singkat.

Kami langsung saja menuju supermarket yang tersedia lalu mengambil satu stroller dan mulai berbelanja. Diawali dari pampers, minyak telon, bedak bayi, sabun mandi bayi, sampo bayi, parfum bayi, tisu basah, beberapa cream bayi, bubur instan, dan beberapa kotak susu. Lalu lanjut keperluan si bapak yang aku tau cuma sabun cuci muka, sabun mandi, pisau cukur, deodorant, dan tidak tau lagi entah apa yang akan dibelinya.

Tunggu dulu, aku membutuhkan sesuatu. Pembalut, omg aku harus gimana. Malu tau. Lagi datang tamu lagi, bentar lagi kan harus ganti kalau nggak bisa bocor ni. Bodoh banget sih masa bisa lupa.

"Kamu beneran gak ada butuh apa apa?"

"Hm-itu apa itu-

"Yang jelas Safira"

"Kamu tunggu disini, aku ambil sendiri" dengan cepat aku berlari mengambil satu pak pembalut. Lalu kembali ke tempat mas Andi berada. "Jangan lihat"

Dengan cepat kuhalangi pandangan mata mas Andi lalu menyeludupkan pembalutku ke balik barang yang lain.

"Udah, saya tau kamu ngambil pembalut. Gausah malu, toh besok besok saya juga bakal tau semuanya"

Bener juga ya, aduh bikin malu diri sendiri aja. "Yaudah sana bayar, bayarin sekalian" dengan mood sedikit rusak aku memilih untuk memegang Tata daripada ikut menemani si 'bos' bayar belanjaan.

Setelahnya, mas Andi menghampiri kami. "Udah? Kita letakin dulu barang barangnya di mobil baru lanjut jalan jalan ya"

Aku menuruti, mengikutinya meletakkan belanjaan dan juga kereta dorong Tata di mobil. Sekarang Tata digendong aja sama daddynya.

"Kita mau kemana mas?" tanyaku yang sudah seperti babu atau anak ilang sih. Lalu terasa tangan besar melingkup, menggenggam tanganku. Tangan mas Andi. Yang sebelah menggendong tata, satunya lagi menggandeng diriku. Omg.

"Ikut aja dulu yuk"

Pertama, dia mengajakku ke toko baju baju baby. Dia menyuruhku untuk memilih baju yang tersedia disana. Aku memandang ke seluruh tempat. Banyak baju bayi yang kusuka, langsung saja ku pilih beberapa dan ku bayar dengan kartu yang telah diberikan mas Andi. Tanpa aku sadari mas Andi ternyata juga berbelanja sendiri di tempat itu.

***
Setelah kami tiba di kamar mas Andi yang sudah seperti kamar Tata, jadi jangan nethink. Aku melihat banyak kantung belanja, setauku aku belanja tidak sebanyak ini.

Lalu mas Andi masuk dengan membawa Tata digendongannya. Dia mengambil satu kantung belanja dan memberikannya padaku. "Coba pakai"

Aku menurutinya. Masuk kedalam kamar mandi dan mengganti bajuku. Lalu ada sebuah pita disana, akupun menggunakannya. Saat aku keluar, ku lihat Tata juga menggunakan baju yang sama denganku. Aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku. Aku bergegas kearahnya lalu memeluknya hingga limbung dan terjatuh di atas ranjang. Syukurlah Tata sudah masuk ke dalam box bayinya.

"Terimakasih" gumanku yang dibalas dengan ciuman dikeningku. Aku merasa hangat, nyaman dan tersanjung.

"Sini saya fotoin kalian berdua"

"Sini saya fotoin kalian berdua"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hasil foto yang manis, pikirku. Ah aku sangat bahagia memiliki mereka. Padahal kalau dipikir kami belum di sahkan. Hehe.

Sudah cukup lama aku disini, akupun pamit pulang namun mas Andi menawarkan diri untuk mengantarku pulang. Aku pulang bersamanya dan tak lupa Tata juga ikut mengantarku. Tata akan tertidur selama dimobil dalam pangkuanku. Dan terbangun saat dilepas.

Sesampainya dirumah, mas Andi langsung pamit pada ibu dan ayah. Kuciumi Tata habis habisan. Aku akan merindukannya. Lalu kuantar mereka hingga mobil. Kejadian tak kusangka. Mas Andi mengecup pipiku kilat dan langsung masuk kedalam mobil. Aku terdiam seribu bahasa.

Mengapa kami bisa sedekat ini padahal kami baru bertemu tadi malam? Kami baru saling mengenal, mengapa seolah sudah lama kenal? Kau percaya takdir? Kurasa ini lah yang dinamakan takdir.

Ketika takdir sudah bermain, tak perlu waktu lama untuk menyatukan kedua insan.

***
Holla guys!
Ketemu lagi dengan cerita Safira. Mohon maaf sebelumnya buat yang juga baca XXL karena aku belum bisa lanjut. Selain karena pergerakan readersnya yang menurun drastis, ya sedikit banyak pasti membuat kecewa bukan. Tapi tak masalah, ini adalah hobiku, kesenanganku saat bisa menuliskan sebuah cerita yang bermain di kepalaku.
Jangan lupa vote dan comment Safira. Semoga Safira bisa menjadi cerita yang lebih baik.

SAFIRA [SUDAH DITERBITKAN]Where stories live. Discover now