23

30.1K 1.5K 48
                                    

Setelah merasa aman, aku langsung ke kamar mandi. Aku hanya perlu menyikat gigi, menyabun badan, mencuci muka saja bukan? Lima menit kurasa cukup. Yak mulai!

Benar saja, dalam jangka waktu lima menit aku sudah keluar dari kamar mandi dengan handuk. Tata masih dalam posisinya. Tapi ada yang aneh. Ada seseorang disini.

"Mas Andi?!" aku bersorak.

"Ini beneran mas Andi kan? Bukan makhluk halus?" bodoh, pertanyaan macam apa itu.

"Iya ini saya, meetingnya dibatalkan jadi setelah selesai dengan urusan yang lain saya langsung pulang"

Aku mengangguk paham. Tapi tadi kan aku habis mandi, jadi kalau gak ada mas Andi di rumah, aku gak perlu langsung bawa baju ganti. Trus tadi aku mandi mas Andi gak ada kan? Sekarang mas Andi ada? Berarti aku gak bawa baju ganti? Trus sekarang aku berdiri di depan kamar mandi cuma pakai handuk? Ah begitu...

Hah?!

Aku sadar, pantas mas Andi dari tadi melihatku. Dengan kikuk, aku berjalan pelan menuju lemari. "Kita langsung ke rumah sakit" dia seperti menyuruhku untuk memakai baju bagus, oke mengerti. Aku mengambil dress selutut yang ada disana. Lalu aduh malu nih. Aku beringsut pelan menuju kamar mandi lagi.

Tapi malang, tanganku ditarik. Aku terduduk tepat di pangkuan mas Andi. Ini tidak baik, ini tidak baik, ini tidak baik. Aku terus merapalkan hal tersebut dalam hati.

"Jangan terbiasa menggigit bibir Safira, kamu seolah memancing saya" setelah perkataan itu, aku merasakan tangannya menarik dagu ku, gigitan bibirku terlepas. Namun digantikan dengan bibirnya yang lembut, mengecup bibirku lama. Saat aku merasakan bibirnya mulai bergerak, saat itu juga semuanya terhenti. "Jika saya bergerak kita akan melewati batas, ya walaupun tidak masalah. Tapi belum saatnya. Cepat pakai baju kamu"

Dengan wajah semerah tomat, aku berlari ke kamar mandi. Berhadapan dengan cermin besar, aku termenung. Tanganku menyentuh bibir yang baru saja dinodai mas Andi. Dasar pak tua. Aku benar-benar malu rasanya.

Plak

Aku menampar pipiku sendiri mencoba meraih kesadaran. Setelahnya, dengan cepat aku memakai bajuku. Lalu berusaha tenang dan keluar kembali.

Mas Andi terlihat tenang-tenang saja, bahkan setelah insiden tadi. Apa aku saja yang merasa berlebihkan? Aku beralih ke meja rias. Memakai sedikit polesan, lalu menguncir rambutku.

Tapi tiba-tiba kepalaku tertarik ke belakang. Yaampun ni orang. "Jangan di kuncir, pundak kamu terlalu terekspos"

Mas Andi mengambil sisir, menyisi rambutku. Kami saling memandang lewat kaca di meja rias ini. Mas Andi merunduk, mengecup puncak kepalaku. Aku memejamkan mata, aku sendiri tidak tau mengapa suasana seperti ini tercipta diantara kami. Namun, hal seperti ini terasa... Manis.

Open PO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Open PO

Safira by PO2310

Rp. 88.500

Sinopsis

Takdir.

Apa itu takdir?

Apa kalian mempercayainya?

Aku percaya terhadap takdir, aku percaya dia begitu kuat, dan aku percaya bahwa dia akan menuntunku pada kebaikan.

Aku, Safira Rinandani gadis yang baru akan genap berusia dua puluh tahun sangat percaya akan takdir.

Ketika takdir berbicara...

Disinilah aku berada, menjadi ibu sambung dan istri dari Andi Putra Bagaskara.

Bagaimana hidupku? Bagaimana aku menjalaninya? Hanya disini kalian bisa mengetahuinya!

"Kamu tau, kamu layaknya lentera di hidup saya dan gadis kecil ini. Kami tidak ada apa-apanya tanpa kamu. Terimakasih, saya cinta sama kamu Safira."

#Safira #PO2310 #Novelindo77 #NovelindoPublishing #Selfpubish #Wattpad

Caranya?

Langsung kesini aja ya!

Format pemesanan

Nama

Alamat

Kota

Kelurahan

Kecamatan

Kode pos

Nomer hp

Judul buku

Transfer ke rek 0560368836 an Diana bank bca

Online Order

https://api.whatsapp.com/send?phone=62818331696

SALAM DARIKU UNTUK KALIAN SEMUA ❤❤❤

***

Segini dulu gak masalah ya? Diusahain deh dalam waktu dekat.

Di tunggu terus ya kelanjutannya.

Terimakasih untuk 90+k pembaca.

SAFIRA [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang