11. Siraman✔

Mulai dari awal
                                    

"lo ga papa Bar?" tanya Cekra. Bara juga ikutan diam, seolah ia lupa ingin mengatakan apa.

"ga papa," ucap Bara.

"kok Aira bisa gitu?" tanya Deon kepada Vensha.

"jadi gini ceritanya... " Vensha menceritakan Aira yang mengechat Geby, kenapa di lapangan ramai. Geby menjelaskan kepada Aira lewat via chat. Tidak ada angin tidak ada hujan perempuan itu meminta ember dan gayung dengan mengisinya dengan air.

Dari situ mereka mencari ember di setiap kelas dan akhirnya menemukannya, mereka isi dengan penuh dan membawa gayung yang tidak di lupakan.

Pada saat Aira teriak mereka berempat cepat cepat membawa ember itu ke hadapan Aira. Dan hasilnya adalah,  itu cara mengusir anak anak gimbal.

"ternyata gitu," ucap Deon sambil mengangguk.

"punya nyali juga Aira ya?" ucap Bams.

"semua orang punya nyali sih." pendapat Ivana, "dan ga semua keributan harus pakek otot kan." sambungnya lagi.

"kalo laki susah Iva kalo ga ribut," ucap Bams. "bawaanya emosi mulu."

"Apa lagi Bara yang kesabarannya setipis tisu." Bara mendecih sinis atas ucapan Deon.

"mending kalian berempat pulang," ucap Cekra. Dan di balas dengan anggukan kepala dari gadis gadis itu.

"ke Warkop sekarang." perintah Bara dengan langkah kaki laki laki itu yang duluan pergi.

Mereka semua menuju parkiran beserta keempat perempuan itu. Menjalankan satu satu dari kendaraan mereka menuju gerbang sekolah.

***

"makasih ya Ra. Ibu udah pusing gadepin Bara sama temen temennya." ucap ibu sukma sambil memijit pelipisnya sendiri.
Aira dan ibu Sukma berada di ruang kesiswaan.

"ya udah bu sama sama. Kalo gitu Aira pulang dulu." ucap Aira dan bangun dari duduknya.

"besok rambutnya ganti Ra! " perintah ibu sukma tapi tidak di perdulikan oleh Aira.

Aira berlari ke arah parkiran yang sudah tidak ada kendaraan lain selain milik Aira. Aira buru buru pergi dari sekolah, pasalnya jam sudah menunjukan pukul 04.23 sudah hampir setengah lima. Tapi Aira belum sampai di tempat les,  sedangkan les mulai pukul 4 sore.

"telat lagi," ucap Aira pada dirinya sendiri, sambil mengeluarkan motornya dari gerbang sekolah.

***
Di persimpangan jalan, lampu merah sedang berwarna merah. Mengharuskan semua orang berhenti termasuk anggota G.O.VA yang memakai jaket parasut dengan lambang pedang dan tidak lupa masker penutup wajah mereka. 

Sama halnya dengan Aira, Aira pun berhenti di persimpangan yang sama. Aira melihat mereka semua tapi mereka tidak melihat Aira.

Lampu berubah warna menjadi hijau. Semua pengendara kembali berjalan. Tapi entah kenapa anggota G.O.VA tidak mempercepat laju motor mereka.

Beda halnya dengan Bara, Bara melihat dari spionya terdapat Aira di belakang. Hal itu yang membuatnya tidak mempercepat laju motornya.

Aira mengerutu di balik helm bogonya, dengan mereka yang memenuhi jalan tapi tidak mempercepat laju mereka. Memangnya ini jalan nenek moyang mereka apa.

"Lama bener. gue telat ini." geram Aira di motornya.

Ketika ada selah, tiba tiba Aira menyalip mereka semua termasuk Bara. Aira berhasil menyalip mereka, di tambahnya laju kecepataan motornya hingga tinggi.
Barapun melakukan hal yang sama setelah Aira menyalip mereka semua.

BARA[TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang