3 -ACCIDENT-

6.4K 313 4
                                    

🌼🌼🌼

Tak terasa matahari baru saja tenggelam, dan tak terhitung telah berapa lama Mika pergi tanpa memberikan kabar.

Bara menunggu kepastian dari Mika dengan memejamkan matanya sembari menenangkan sakit kepala yang berkecamuk akibat terlalu lama memakai headphone di studio.

Sesekali Bara membuka matanya hanya untuk memperhatikan apa Kyra masih berada di tempatnya atau tidak.

Akibat perkataan Bara sebelumnya, saat ini Kyra hanya duduk patuh sembari memilin ujung dressnya dengan gugup.

Bara yang dapat merasakan ketakutan Kyra membuatnya semakin memijit pangkal hidungnya dengan frustrasi.

Akhirnya setelah menunggu hal yang tak pasti begitu lama, Mika menelepon.
"Hm?"

"Hey Bara, bisakah kau mengantar Ky pulang? Ada beberapa masalah disini, aku--" belom habis Mika berbicara, Bara telah memotongnya duluan.

"Ky? Masalah? " dengan dua kata Bara menjawab pertanyaaan Mika. Dan dua kata tersebut juga yang membuat tatapan dirinya dan Kyra bertemu.

"Ya, adikku. Aku terjebak disini, Scarlett mencariku hingga kesini, aku bingung---"

"Merepotkan." Bara mematikan sambungan telepon secara sepihak.

Inilah tipikal Bara. Bara bukan orang yang menyukai sesuatu yang bertele-tele, Bara akan lebih berterima kasih bila kau hanya mengucapkan apa yang kau mau, tidak perlu mengatakan panjang lebar.

Ibarat kata, Bara bukan semacam dosen yang satu pertanyaannya saja harus dijawab dengan satu referensi buku.

"Tunggu. Disini." setelah mengatakan dua kata penuh penekanan itu pada Kyra, Bara langsung melangkahkan kaki meninggalkan Kyra yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

Kyra mendengar percakapan kakaknya tadi walaupun samar-samar. Dan Kyra tahu bahwa yang dimaksud Bara merepotkan adalah dirinya.

Tak begitu lama Bara kembali ke ruang tamu dan yang didapatinya hanyalah ruang kosong tanpa penunggu.

Bara melihat sekitar dan tak didapatinya Kyra dan tasnya. "Sudah pergi rupanya." Bara bergumam pelan.

Ya. Kyra sudah pergi. Gadis itu meninggalkan apartment Bara secara diam-diam. Kyra benar-benar tidak mau menyusahkan Bara.

Tak ambil pusing, Bara ingin melangkahkan kakinya kembali ke studio untuk menyelesaikan pekerjaannya namun bunyi dentingan pesan di ponsel pintarnya membuat Bara meluangkan waktu sejenak untuk membaca.

Aku takut Ky tak bisa pulang. Dia baru saja pindah ke Cambridge kemarin. Tolonglah, Bara. Sebagai gantinya aku akan menghadiahimu Romanee-Conti.

Bara menghembuskan nafasnya dengan kasar. Mika benar-benar berhasil membujuknya. Bara memang sedang ingin meminum wine. Dan yang ditawarkan Mika merupakan wine atau lebih tepatnya red wine yang ingin dicicipinya.

Bara bukan tak bisa membelinya namun wine tersebut sangat langka. Dan yang Bara ketahui botol-botol terakhir semuanya berada di tangan Mika.

Dengan sedikit decakan jengkel, Bara berbalik mengambil kunci mobilnya dan pergi mencari Kyra.

Cukup lama Bara berkeliling kota Boston untuk mencari Kyra namun nihil, tak didapatinya sosok gadis itu.
"Kemana dia?" Bara memarkirkan mobilnya pada area parkir minimarket di ujung jalan yang begitu sepi. Memilih berhenti untuk membeli sebungkus rokok.

Pada saat memasuki minimarket itu, tatapan sang kasir cukup membuat Bara risih namun Bara hanya membalasnya dengan tatapan datar.

Bara tahu pasti arti tatapan seperti itu. Tatapan lapar dan haus akan objek semacam dirinya. Sehingga pada saat kasir itu bertanya, Bara hanya menjawab seadanya.
"Holly shit~ Can i ask you something?" gadis blonde itu bertanya dengan nada berharap yang begitu transparan.

LATIBULEWhere stories live. Discover now