12 -STAR-

4.4K 239 3
                                    

🌼🌼🌼

Kyra menghela nafas berat dalam kesendirian nya pada sebuah bangku taman yang sepi. Kuliah praktikum yang dilaksanakan hari ini cukup menguras tenaganya. Apalagi perkuliahan ini dilakukan secara berkelompok, sungguh semakin menguras emosi jiwa dan raganya.

Kyra beberapa kali tidak dipedulikan oleh anggota kelompoknya, entah untuk alasan apa Kyra pun tidak mengerti.

Awalnya Kyra tidak diberikan satupun tugas untuk dikerjakan, Kyra hanya bisa berdiri canggung sembari memperhatikan mereka.

Namun beruntung kuliah kali ini diawasi oleh seorang asisten dosen yang juga adalah senior mereka. Lelaki itu beberapa kali menarik Kyra untuk ikut andil dalam setiap tugas, sehingga membuat Kyra kembali bersemangat dan tidak tertinggal.

Sungguh berbanding terbalik dengan anggota kelompoknya yang semakin dengki kala Kyra mendapat perhatian lebih dari senior yang digadang-gadang menjadi salah satu most wanted di kampus mereka. Padahal, Kyra sebisa mungkin untuk tidak menonjol, namun sepertinya sama saja, selalu ada celah bagi mereka untuk menghujat Kyra.

Hingga puncaknya, saat selesai praktikum, Kyra ditinggalkan oleh para anggota kelompoknya begitu saja. Sakit hati? Jangan tanya, siapa yang senang diabaikan?

🌼🌼🌼

Semilir angin menerpa wajahnya yang cantik, pemandangan yang menyejukkan mata berhasil membantunya menahan sesak di dadanya. 

Fokusnya jatuh pada dedaunan yang bergerak bebas mengikuti alur angin. Suasana yang sepi menghantarkan Kyra pada lamunan akan sosok seorang Bara.

Kepergian pria itu cukup mengejutkan Kyra, Kyra seperti lupa fakta Bara adalah seorang rockstar.

Yang awalnya Kyra pikir akan mudah karena pertemuan mereka yang bisa dihitung jari rupanya salah besar. Kyra justru lebih sering menghitung hari sekarang.

Terhitung telah dua minggu Bara terbang bersama SPARTA. Dan terhitung pula dua minggu tanpa adanya kabar dari pria dingin yang telah mengklaim Kyra sebagai miliknya itu.

Gadis itu kini merenggut cemberut. Dia kesal akan dirinya sendiri. Keinginan untuk menelpon Bara sudah tertumpuk hingga sepertinya akan meledak. Kyra meraih ponsel dalam tasnya, kemudian menatap sendu sebuah nomor telepon yang didapatnya dari Mika.

Saat sudah memantapkan hatinya untuk siap menekan tombol hijau terlihat sosok lelaki yang sama yang membantunya tadi di laboratorium menghampirinya dan dengan santai duduk pada tempat kosong di sebelahnya.

Senyum tampan terukir di bibirnya saat melihat kebingungan dalam air muka Kyra.
"Apa aku mengganggu?" Tanyanya dengan tatapan mengarah pada ponsel Kyra yang kini menunjukkan nama Bara di layar.

Buru-buru Kyra mengunci layar ponsel nya. Dengan gerakan pelan gadis itu menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Hari ini cukup panas yah?" Gumam lelaki itu tanpa menatap Kyra. Lelaki itu mengusap peluh pada keningnya kemudian memperbaiki duduknya. Kyra sendiri masih setia dengan keterdiamannya. Gadis itu merasa canggung tentu saja.

"Kamu tidak ada kelas?" Tanyanya lagi. Lelaki itu menatap gadis disampingnya sembari menunggu jawaban keluar dari mulut gadis itu.

Tatapan sendu di balik bulu mata hitam nan lentik milik Kyra berhasil mengunci penglihatan Dillon. Hidungnya yang kecil namun runcing berpadu sempurna dengan bibir merah merona alami, sungguh perpaduan sempurna dalam wajah kecil yang dibingkai surai brunette milik Kyra. Sungguh cantik.

LATIBULEWhere stories live. Discover now