16 -ADDICTIVE-

4.2K 210 0
                                    

🌼🌼🌼

Kini Dillon hanya berdiri canggung diantara Bara dan Kyra, tak tahu harus melakukan apa. Niat hati ingin menonton performance SPARTA malah berakhir dengan menjadi penghalang antara sepasang kekasih tersebut.

Ia ingin membantu Kyra yang kini terlihat mengenaskan tetapi di lain sisi Dillon pun dilanda starstruck kala seorang Bara yang dikaguminya berdiri begitu dekat dengannya.

Bara saat ini masih setia menatap Kyra yang kini berdiri dengan kepala menunduk di belakang tubuh Dillon.

"Kemari!" Ujar Bara rendah. Kyra yang masih takut, memilih mundur perlahan mengabaikan perintah Bara.

Seketika perasaan marah mulai menguasai Bara. Akhirnya hanya dengan dua langkah panjangnya, Bara berhasil menggapai pergelangan tangan Kyra dan menyeretnya ke mobilnya

Bara membuka pintu mobilnya kasar.
"Masuk." Ujar Bara begitu dingin dan Kyra tidak suka. Gadis itu menggelengkan kepalanya kuat. Kyra masih menahan langkahnya.

Kesabaran Bara hampir mencapai batasnya saat disuguhi sifat ketidakpatuhan Kyra. Bara mengikis jarak keduanya, mensejajarkan bibirnya pada telinga gadis itu. Tak ada pilihan lain, Bara harus mengeluarkan ancamannya.

"Pilih. Mobil atau club?" Bara menatap lurus ke dalam pasang mata berair milik Kyra. Nada tegas tersebut membuat nyali Kyra ciut.

Takut Bara akan membawanya kembali ke club, Kyra secepatnya masuk ke dalam mobil.

Dillon yang sedari tadi memperhatikan keduanya, merasa iba dengan Kyra.
"Aku tidak tahu masalah kalian, tapi tolong perlakukan Kyra dengan baik!"

Perkataan Dillon berhasil menghentikan langkah Bara. Bara menatapnya tajam, mendengus kasar sebelum beranjak pergi.

🌼🌼🌼

Helaan nafas kasar terdengar dari pihak Bara. Ia kemudian menginjak pedal rem sebelum memarkirkan mobilnya di sisi jalan kota Boston yang mulai terlihat sepi pengendara.

Bara berbalik menatap Kyra yang masih setia menunduk menyembunyikan wajahnya.

"Berhenti menangis." Geram Bara rendah.

Lelehan air mata yang tak kunjung kering membuat Bara jengah. Tanpa kata, Bara menarik lengan Kyra untuk berpindah duduk pada pangkuannya.

Kyra yang dilanda ketakutan, berusaha menolak dengan memukul dada Bara.

"Ka-kak, turun-kan Ky!!"

Namun bukannya sadar akan tingkahnya, Bara malah semakin tersulut emosi hingga sebuah ciuman kasar Bara daratkan tepat di atas mulut gadis itu.

Bara bergantian menyesap kedua belah bibir Kyra dengan napsu yang menggebu.

"Ini hukumanmu karena menjadi gadis pembangkang, baby" Bara berujar serak sembari kembali meraup bibir Kyra yang sudah membengkak akibat ulahnya.

Rasa manis yang ditawarkan bibir Kyra berhasil membuat Bara hilang akal, Bara kembali menggigit bibir bawah gadis itu guna membuka akses lidah Bara menjelajahi mulutnya.

Bulu kuduk Kyra ikut meremang, takut kejadian ini akan berujung seperti pelecehan yang didapatnya.

"Kak Bara~ su-dah..." Lirih Kyra di tengah ketakutannya.

"Relax, baby!!" Ujar Bara dengan suara serak.

Serangan Bara pada tubuhnya berhasil membuat Kyra merasakan rangsangan aneh, terlebih saat jemari Bara naik menangkup payudaranya yang masih terbalut bra.

Nafas Bara yang menyapu kulit Kyra terdengar berat, terlihat sekali Ia begitu mudah hilang kendali jika diperhadapkan dengan Kyra.

Entahlah, semua dalam diri Kyra terlalu memabukkan, lebih dari itu adiktif tepatnya. Membuat Bara tak bisa menahan dirinya untuk melakukan hal lebih dan lebih.

Tangan Bara perlahan menyelusup masuk dalam bra Kyra. Iris hazel gadis itu sontak membola kala merasakan Bara meremas payudaranya.

Air mata yang sedari tadi mengenang, tumpah begitu saja. Kyra menggeleng kuat, Ia sebisa mungkin menolak sentuhan Bara, tangannya ikut memukul dada bidang pria itu.
"Hikss.. Tolong Ber-hentii.."

Namun sayang, segala penolakan Kyra tak berarti, bahkan tangisan tergugu milik gadisnya pun tak dihiraukannya.

Bara kian mendominasi, gerakan tangannya yang begitu lihai berhasil mengambil alih tubuh Kyra yang memang sensitif, desahan tertahan pun lolos dari mulut gadis itu.

"Aahhh... Sa-kitt.."

Kyra merasakan sesuatu yang keras dan menonjol di balik celana Bara menggesek miliknya.

Spontan, Kyra menggeliat di atas pangkuan Bara. Gadis itu semakin tidak nyaman saat merasakan denyutan-denyutan aneh di daerah kewanitaannya, serta rasa panas yang mulai menjalar di tubuhnya.

Bara mengeram rendah. Ia kemudian tersenyum miring di sela ciuman basah yang Ia daratkan di sepanjang daun telinga dan leher gadisnya.

Ini adalah tujuannya, pelan-pelan membuat Kyra terbiasa dengan sentuhannya.

Pukulan di dada Bara kian melemah kala sentuhan lainnya menjalar pada paha bagian dalam Kyra.

Bara mengelusnya lembut dengan bibirnya menyesap leher Kyra hingga meninggalkan kissmark di sana.

Tangan Bara semakin masuk hingga sampai pada pusat kewanitaan kekasihnya. Dapat dirasakannya, Kyra sudah basah di bawah sana.

Bara sudah siap melakukan lebih kalau saja Ia tidak melihat kondisi kekasihnya sekarang.

Tubuh yang kian gemetar hebat. Kyra ibarat api yang belum padam, kembali disirami bensin. Dan brengseknya, Bara adalah pelakunya.

Mata bulat Kyra menatap lelaki itu sendu, tatapannya menyiratkan luka yang mendalam.

"Hikss, hikss.. Ky ta-kut.."

Sekali lagi Bara menatap kondisi Kyra, pria itu menyandarkan kepalanya yang mendadak berdenyut sakit pada kursi mobilnya. Ia pikir ia menginginkannya namun saat melihat Kyra yang kacau seperti ini, gairahnya mendadak pergi bersama hembusan angin malam.

Dengan lembut, Bara meraih kedua tangan Kyra yang sedari tadi mencengkram bahunya. Bara mendaratkan satu kecupan lama pada kening Kyra.

Pertama kalinya rasa bersalah menggerogoti hatinya yang dingin. Bara menggertakkan rahangnya saat melihat bulir air mata jatuh membasahi pipi gadisnya yang lembut

Bara kemudian merapikan pakaian Kyra sebelum dengan hati-hati membantu gadis itu berpindah duduk pada tempatnya.

"Aku benci saat kau membantahku, Kyra! Harus berapa kali aku katakan kalau kau milikku?" Ujar Bara rendah dengan matanya intens terarah pada Kyra.

Kyra hanya bisa menundukkan kepalanya dalam, sesekali terlihat Ia mengusap matanya yang berair.

Tanpa banyak kata, Bara kembali melajukan mobilnya, Ia sengaja membuka kaca jendela agar udara segar mengisi dadanya yang mendadak sesak.

Bara butuh rokok namun saat mengingat Kyra tidak tahan dengan asap rokok, Bara pun mengurungkan niatnya.

Selang beberapa menit kemudian, Bara telah sampai dan memarkirkan mobilnya pada basement apartemen yang cukup sepi.

Kekasihnya telah terlelap, mungkin karena kehilangan cukup banyak cairan tubuh akibat menangis.

Bara keluar dengan Kyra berada dalam gendongannya. Persetan dengan paparazzi atau apapun itu, Bara tidak peduli. Lebih tepatnya tidak pernah peduli.

Bara membawa Kyra ke apartemennya.

Pria itu menidurkan Kyra di kamarnya. Cukup lama Bara menatap wajah bening nan pulas milik Kyra sebelum beranjak kembali ke club

Bagaimanapun mereka harus menyelesaikan performance SPARTA, ya walaupun tak dipungkiri lagu terakhir ini pasti akan sedikit fucked up karena seluruh anggota telah dalam keadaan mabuk.


*Tbc*

LATIBULEWhere stories live. Discover now